Data menunjukkan bahwa koefisien korelasi 30 hari antara 100 aset digital terbesar dan indeks saham global MSCI mendekati angka 0,6.
Ini merupakan salah satu level tertinggi dalam dua tahun terakhir, menandakan hubungan yang semakin erat antara pergerakan kedua jenis aset ini. Dalam konteks statistik, angka 1 menunjukkan kedua aset bergerak searah, sedangkan minus 1 menandakan hubungan yang berlawanan.
Para investor saat ini sedang bersiap-siap menilai dampak laporan ketenagakerjaan di tengah ketidakpastian mengenai apakah ekonomi AS—yang merupakan ekonomi terbesar di dunia sedang melambat.
Selain itu, perhatian juga tertuju pada langkah-langkah potensial dari The Federal Reserve (Fed), khususnya terkait kemungkinan penurunan suku bunga. Ketika kripto semakin terikat dengan fluktuasi pasar saham, arah kebijakan Fed dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap aset digital.
Bulan lalu, laporan pekerjaan yang lebih lemah dari yang diantisipasi memicu volatilitas pasar global, termasuk terjadinya penurunan tajam dalam harga kripto.
Benjamin Celermajer, Co-Chief Investment Officer (CIO) dari Magnet Capital, mencatat bahwa Bitcoin telah menunjukkan keterkaitan yang kuat dengan pergerakan ekuitas saat terjadi peristiwa-peristiwa makroekonomi penting.
"Sentimen pasar kripto telah berada dalam kondisi yang sangat buruk dalam dua minggu terakhir," ujar Celermajer. "Level support utama yang perlu diperhatikan untuk Bitcoin saat ini berada di angka USD55.000."
Bitcoin Masih Jauh dari Rekor Tertinggi
Pada perdagangan hari Jumat di Singapura, Bitcoin mengalami sedikit kenaikan sekitar 1 persen, berada di angka USD56.653. Namun, angka tersebut masih jauh di bawah puncak tertinggi sepanjang masa sebesar USD73.000 yang tercatat pada bulan Maret lalu.
Token-token lainnya seperti Ether dan Solana juga menunjukkan kenaikan tipis, namun tidak cukup signifikan untuk mengubah sentimen pasar. Sementara itu, pasar ekuitas berjangka AS cenderung bergerak lesu, mencerminkan kehati-hatian para investor menjelang rilis data ketenagakerjaan bulan Agustus.
Di sisi lain, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF spot-Bitcoin) di AS mencatat arus keluar dalam beberapa hari terakhir, setelah sempat mendorong reli besar dalam aset digital pada awal tahun ini. Reli tersebut tampaknya kehilangan momentum seiring dengan arus keluar dari ETF dalam beberapa hari terakhir.
"Detail laporan ketenagakerjaan malam ini akan menjadi kunci," kata Cici Lu McCalman, pendiri Venn Link Partners, sebuah perusahaan konsultan blockchain.
Menurutnya, salah satu risiko yang mungkin terjadi adalah bahwa data ketenagakerjaan yang lebih kuat dari perkiraan dapat meredam harapan pasar akan penurunan suku bunga oleh The Fed.
Sikap kebijakan moneter yang lebih longgar biasanya dipandang sebagai hal positif bagi aset spekulatif seperti kripto. Para pelaku pasar terus memperhatikan langkah-langkah The Fed, terutama jika ada kemungkinan pemangkasan suku bunga yang dapat memicu lonjakan harga aset digital.
Para analis memperkirakan bahwa data ketenagakerjaan kali ini mungkin menunjukkan peningkatan dalam perekrutan serta penurunan dalam tingkat pengangguran, yang menjadi sinyal stabilisasi bagi pasar. Namun, ketidakpastian masih membayangi, dan setiap pergeseran kecil dalam data dapat mengubah arah kebijakan moneter, yang pada akhirnya berdampak langsung pada harga kripto.
Ekspektasi Suku Bunga The Fed Turun
Laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat di bulan Mei 2024 telah memberikan gambaran yang lebih cerah dibandingkan prediksi awal, sekaligus mengurangi ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve dalam waktu dekat.
Pada bulan Juni 2024, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa nonfarm payrolls (NFP) melonjak sebanyak 272.000, jauh melampaui proyeksi yang diperkirakan oleh para ekonom dalam survei yang hanya sebesar 180.000.
Kenaikan ini menjadi salah satu tanda kekuatan pasar tenaga kerja AS di tengah situasi global yang penuh dengan ketidakpastian.
Selain itu, pendapatan rata-rata per jam juga mengalami kenaikan sebesar 0,4 persen dibandingkan dengan April, dan meningkat 4,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Namun, meski data tenaga kerja menunjukkan perbaikan, survei terpisah menunjukkan bahwa tingkat pengangguran mengalami kenaikan tipis dari 3,9 persen menjadi 4 persen. Ini adalah pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun tingkat pengangguran di AS mencapai angka tersebut.
Selama dua tahun terakhir, pasar tenaga kerja AS telah berulang kali melampaui ekspektasi, memberikan dorongan signifikan pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Namun, banyak ekonom yang memperkirakan bahwa momentum ini akan mulai melambat, terutama karena suku bunga yang tinggi terus memberikan tekanan pada rencana perekrutan dan aktivitas ekonomi yang lebih luas.
Laporan ketenagakerjaan bulan Mei ini menjadi salah satu indikator utama yang akan diawasi oleh para pejabat The Fed sebelum pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan depan. Pertemuan ini akan menjadi momen krusial bagi pasar, karena keputusan terkait suku bunga akan sangat memengaruhi arah kebijakan moneter ke depannya.
Prediksi Pasar
Para ekonom kini lebih cermat dalam memantau proyeksi triwulanan terbaru setelah data inflasi dan ketenagakerjaan di awal tahun ini mengejutkan banyak pihak. Meskipun bank sentral Eropa dan Kanada telah mulai menurunkan suku bunga, para pejabat The Fed diperkirakan tidak akan mengambil langkah serupa hingga paling cepat akhir 2024.
Data manufaktur dan lowongan pekerjaan yang lebih lemah dari perkiraan juga menjadi salah satu faktor yang mengurangi harapan pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat. Para pelaku pasar terus mengurangi ekspektasi seberapa besar Fed akan menurunkan suku bunga sepanjang tahun ini, sambil tetap memantau perkembangan ekonomi global secara keseluruhan.(*)