KABARBURSA.COM - PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melaporkan kerugian bersih sebesar USD27 juta pada semester pertama 2024. Kerugian ini dipicu oleh cuaca ekstrem serta pelemahan nilai tukar rupiah.
“Cuaca ekstrem itu bukan hanya terjadi di Jakarta atau di Indonesia, tetapi juga di Asia dan sampai juga di Australia. Dan tentunya sebagai perusahaan kontraktor tambang sangat mempengaruhi operasi kami,” kata Direktur DOID Dian Andyasuri dalam paparan publik di Jakarta, Selasa, 10 Desember 2024.
Dian menjelaskan, produksi overburden removal tercatat sebesar 467,1 MBCM, turun 11 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (yoy). Penurunan ini, menurutnya, disebabkan oleh curah hujan tinggi di Indonesia dan Australia.
Kondisi cuaca ekstrem tahun ini meningkat 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ia menambahkan, Australia juga mengalami wet weather sehingga curah hujannya cukup tinggi.
Selain cuaca, pelemahan nilai tukar juga turut membebani kinerja keuangan perusahaan. Dian menyebutkan, dampak pelemahan nilai tukar mencapai USD11 juta pada kuartal pertama, meski berkurang menjadi hanya USD700 ribu pada kuartal kedua.
"Kalau kita lihat kinerja keuangan kami, cerita besarnya atau kesimpulannya dari semester pertama adalah, alhamdulillah kinerja keuangan kami terus relatif stabil, dan bagi kami ini sesuatu yang sangat membanggakan," kata Dian.
Tantangan Cuaca Ekstrem hingga 2025
Meski pendapatan merosot akibat cuaca ekstrem, DOID mengembangkan teknologi recovery after rain atau mengupayakan tetap dapat melakukan pemulihan dan monitor setelah hujan reda.
"Kami terus melakukan peningkatan dari recovery after rain kami sehingga kami bisa terus beroperasi dengan hujan yang terus meningkatnya, produksi kami menurun hanya 11 persen," ujarnya.
Dian memprediksi tantangan perihal cuaca ekstrem bakal terus terjadi hingga kuartal pertama tahun 2025. Ia mengutip dari keterangan BMKG, cuaca ekstrem bakal terus berlangsung hingga Maret-April 2025.
Kendati demikian, Dian mengaku pihaknya tidak cemas dengan kondisi ini karena pendapatan semester I tahun 2024 masih bisa menyentuh angka USD855 juta. Sementara EBITDA perusahaan turun sebesar 9 persen yoy karena cuaca ekstrem dan persiapan peningkatan.
Meski menghadapi banyak tantangan, Dian mengatakan ada beberapa aspek yang membantu DOID, salah satunya adalah beberapa anak perusahaan tidak langsungnya, yaitu Bukit Makmur Mandiri Utama Pte.
Sebelumnya, DOID melalui anak perusahaan tidak langsungnya, Bukit Makmur Mandiri Utama Pte. Ltd. (BUMA Singapore), mengumumkan rencana ekspansi di Australia dengan melakukan investasi sebesar AUD62 juta di 29Metals Ltd.
Sekadar informasi, 29Metals adalah perusahaan pertambangan logam dasar dan logam mulia berukuran menengah yang terdaftar di bursa saham Australia (ASX), dengan fokus utama pada produksi tembaga.
Penempatan saham ini akan memberikan Delta Dunia Group akses langsung ke komoditas tembaga dan seng melalui perusahaan tambang yang sudah beroperasi, sekaligus memperkuat rencana strategis Grup dalam mendiversifikasi portofolionya ke arah komoditas masa depan. Langkah ini sejalan dengan upaya global dalam mendorong keberlanjutan dan pengembangan ekonomi rendah karbon.
Menurut Presiden Direktur Delta Dunia Group, Ronald Sutardja, transaksi strategis ini memperkuat komitmen DOID untuk diversifikasi dan pengembangan ke arah komoditas masa depan, yang merupakan bagian dari strategi jangka panjang.
Ia menambahkan, ini juga mencerminkan akuisisi-akuisisi signifikan yang telah kami lakukan, seperti akuisisi 51 persen saham di Dawson Complex di Australia dan Atlantic Carbon Group Inc., produsen antrasit ultra-high-grade terbesar kedua di Amerika Serikat (AS).
“Dengan langkah ini, kami bertujuan mendukung transisi ke ekonomi yang lebih rendah karbon dan portofolio yang lebih berkelanjutan,” kata Ronald beberapa waktu lalu.
Dalam rangka investasi ini, Delta Dunia Group akan membeli 229.902.537 lembar saham baru dari 29Metals dengan harga AUD0,27 per saham, yang totalnya mencapai AUD62 juta.
Penempatan ini merupakan bagian dari penggalangan dana AUD180 juta oleh 29Metals, memberikan Delta Dunia Group hak minoritas sebesar 19,9 persen dari total saham yang beredar di perusahaan.
“Sebagai tambahan, Delta Dunia Group berhak mengusulkan satu Direktur Non-Eksekutif di Dewan Direksi 29Metals, dengan opsi untuk menambah satu Direktur Non-Eksekutif kedua jika kepemilikan sahamnya melebihi 20 persen,” ungkap Ronald.
Ia menambahkan, transaksi strategis ini memperkuat komitmen DOID untuk diversifikasi dan pengembangan ke arah komoditas masa depan, yang merupakan bagian dari strategi jangka panjang.(*)