KABARBURSA.COM - Desa Nglanggeran, yang terletak di Patuk, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah salah satu desa penghasil devisa yang memberikan kontribusi besar bagi negara. Desa ini dikenal sebagai "Desa Kakao" karena komoditas utamanya adalah kakao, bahan dasar untuk cokelat, yang diekspor ke Swiss.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) membina Desa Kakao ini. Pada tahun 2023, sebanyak 96 petani menerima pelatihan dari LPEI, menghasilkan 10 ton buah kakao dan 3,1 ton biji kakao kering per tahun dari kebun seluas 10,2 hektare.
Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin Norhadi, menyatakan bahwa dukungan LPEI pada desa ini meningkatkan nilai tambah pada produk kakao.
Setelah pendampingan Desa Devisa, kakao fermentasi dari Desa Nglanggeran, yang awalnya dihargai Rp25.000 per kg, kini diolah menjadi Rp100.000 per kg.
Hingga Maret 2024, LPEI telah mendorong dan menghasilkan 1.035 desa devisa dengan lebih dari 26 produk kualitas ekspor seperti kakao, kopi, bulu mata, peti mati, craft eceng gondok, daun kelor, hingga gula semut. Manfaat dari desa devisa ini dirasakan oleh lebih dari 100.000 pekerja, petani, dan nelayan.
Selain itu, Desa Nglanggeran juga menerima bantuan dari PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) dalam bentuk program pembiayaan homestay.
"Desa ini menjadi pilot project inisiatif strategis SMF yang berhasil direalisasikan pada 2019," ujar Direktur Keuangan dan Operasional SMF Bonai Subiakto.
SMF mengalirkan pembiayaan homestay sebesar Rp1,5 miliar untuk membantu pengembangan 24 homestay milik warga.
Bonai menambahkan bahwa ini berkontribusi pada peningkatan taraf hidup dan perekonomian warga, serta Desa Nglanggeran telah menjadi destinasi wisata kelas dunia dengan meraih penghargaan sebagai Best Tourism Village 2021 dari UNWTO.