KABARBURSA.COM - Media memiliki peran dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap dunia investasi. Oleh karena itu, kredibilitas media diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang sehat dan terus tumbuh.
Hal itu disampaikan oleh Atmaji Sapto Anggoro, Ketua Komisi Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi Pers, Dewan Pers dalam wawancara ekslusif dengan KabarBursa.Com, Selasa, 19 November 2024.
“Setiap situasi, baik politik maupun sosial dan ekonomi, memiliki dampak terhadap investasi. Kepastian hukum juga sangat mempengaruhi investasi. Maka, media perlu menghubungkan hal-hal tersebut karena sangat korelatif,” kata Sapto.
Oleh karena itu, ia berpesan, agar media mampu menjadi penghubung yang relevan antara berbagai aspek tersebut, khususnya investasi.
Saat ditanya mengenai panduan khusus yang diberikan Dewan Pers untuk pemberitaan terkait investasi, ia menjelaskan bahwa meskipun tidak ada panduan spesifik, prinsip-prinsip tersebut telah tercakup secara tidak langsung dalam Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
Menurutnya, salah satu norma penting adalah larangan bagi wartawan untuk terlibat sebagai pemain saham. Hal ini bertujuan untuk menghindari konflik kepentingan yang dapat mempengaruhi pasar secara tidak sehat.
“Ada aturan bahwa wartawan sebaiknya tidak menjadi pemain saham. Dikhawatirkan opini publik yang dibangun oleh wartawan atau media bisa mempengaruhi pasar tanpa fakta riil, yang sering disebut sebagai ‘gorengan saham’,” tambahnya.
Selain menjaga objektivitas, media juga berperan penting dalam meningkatkan literasi investasi masyarakat. Dengan semakin banyaknya aplikasi investasi yang memudahkan masyarakat, baik dalam skala besar maupun kecil, informasi yang akurat dan edukatif menjadi kebutuhan mendesak.
“Investasi sekarang sudah sangat ‘techie’ dengan berbagai aplikasi yang memudahkan orang untuk berinvestasi. Penting bagi media untuk memberikan pemahaman bahwa investasi bukan hanya soal keuntungan materi, tetapi juga investasi masa depan, kesehatan, dan kebahagiaan,” tuturnya.
Dalam konteks ini, media seperti KabarBursa.Com diharapkan mampu menyajikan berita investasi yang tidak hanya informatif, tetapi juga edukatif. Dengan begitu, masyarakat dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak dan terhindar dari informasi yang menyesatkan.
Fenomena Berita Sensasional
Fenomena pemberitaan sensasional terkait investasi juga menjadi perhatian Dewan Pers. Menurut Sapto, berita yang melebih-lebihkan fakta dapat merusak kredibilitas media itu sendiri.
“Sensasional artinya berita tersebut melebih-lebihkan fakta yang sebenarnya. Hal ini akan mempengaruhi kredibilitas media. Alih-alih mendapatkan pembaca, media justru kehilangan kepercayaan masyarakat,” paparnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Dewan Pers mengandalkan mekanisme pengaduan masyarakat, khususnya untuk media arus utama.
Selain itu, kualitas sumber daya manusia (SDM) di media juga dianggap menjadi faktor utama dalam menghasilkan pemberitaan yang akurat dan edukatif.
“Dengan SDM yang berkualitas dan pengetahuan yang mumpuni, literasi yang dihasilkan akan berkualitas dan mudah dipahami oleh audiens,” ujarnya.
Kendati demikian, Sapto mengakui masih ada keterbatasan Dewan Pers dalam hal pengawasan persebaran informasi tentang investasi yang sangat cepat melalui media sosial dan platform berita.
Menurutnya, selama ini pengawasan dilakukan melalui pengaduan masyarakat yang kemudian ditindaklanjuti dengan mediasi dan klarifikasi.
“Ada beberapa kali kami menerima laporan pemberitaan investasi yang dianggap merugikan. Biasanya, masalahnya adalah kurangnya prinsip cover both sides, sehingga dianggap merugikan pihak tertentu. Solusinya adalah mediasi, penerbitan hak jawab, dan PPR (Pernyataan, Penilaian, dan Rekomendasi),” jelas dia.
Kolaborasi Media dan Pelaku Industri
Mengenai kerja sama antara media dan pelaku industri investasi, ia menekankan pentingnya menjaga objektivitas dan prinsip firewall.
Media, dalam berbagai bentuknya, harus memastikan bahwa berita yang diterbitkan memenuhi standar jurnalistik. Sementara, iklan atau konten promosi harus ditandai dengan jelas sebagai advetorial.
“Kerja sama sah-sah saja, tetapi media harus menghormati asas objektivitas. Jika itu berita, maka kinerja baik atau buruk harus disampaikan secara apa adanya. Jika sifatnya iklan, harus disebutkan sebagai promosi atau advetorial,” tegasnya.
Sekali lagi, literasi mengenai investasi memang sangat diperlukan. Tidak hanya untuk kalangan pengusaha papan atas, investasi justru dibutuhkan oleh semua kalangan.
Anak muda menjadi salah satu target utama untuk melek investasi, sehingga mereka siap untuk menghadapi gejolak ekonomi maupun politik global yang membuat semuanya menjadi serba tidak pasti.
Inilah mengapa kemudian KabarBursa.Com menggelar Capital Market Forum bertema "Bebas Finansial Berkat Saham di Usia Muda, Mungkin Ga Sih?" pada Kamis, 21 November 2024 di Auditorius Perpustakaan Nasional (Perpusnas) di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.
Menurut Abdul Rahman, Ketua Panitia Capital Market Forum Kabar Bursa, event besar ini bertujuan untuk mengedukasi lebih dalam tentang investasi saham. Sekaligus, mengajak anak muda memulai perjalanan finansial mereka dengan cara yang cerdas dan bertanggung jawab.
"Lusa, kita hadirkan Liza Camelia. Beliau adalah Head of Research di NH Korindo. Liza akan membahas tentang dasar-dasar analisis saham dengan pendekatan praktis, terutama bagi para pemula yang baru ingin memulai investasi di pasar saham," ujar Rahman.
Selain Liza, akan dihadirkan pula seorang financial planner sekaligus CEO mikirduit.com Surya Rianto. Dia akan membagikan wawasan tentang perencanaan keuangan yang sesuai dengan kondisi dan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda.
Selanjutnya ada Ryan Filbert. Influencer saham dan trader muda ini akan membagikan pengalamannya sebagai investor muda di era digital serta memberikan perspektif nyata mengenai saham.
Dengan keahlian dan pengalaman masing-masing, para narasumber ini diharapkan dapat menginspirasi peserta untuk memulai perjalanan investasi mereka, dengan bekal pengetahuan yang solid, strategi yang tepat, dan pemahaman yang lebih baik tentang dunia saham.(*)