KABARBURSA.COM - Anggota Komisi IV DPR RI, Azikin Solthan, mengkritik rendahnya capaian produksi pangan. Hal itu diungkapkan dalam rapat kerja dengan Menteri Pertanian (Mentan) di Kompleks Parlemen, Kamis, 20 Juni 2024.
Data menunjukkan rata-rata capaian produksi semua komoditas per Juni 2024 baru mencapai 45,49 persen dari target yang ditetapkan.
"Pencapaian ini masih sangat jauh dari target, terutama pada komoditas pangan dan penyumbang inflasi," kata Azikin, seperti dikutip dari Channel YouTube Komisi IV DPR RI, Sabtu, 22 Juni 2024.
Azikin menekankan kebutuhan konsumsi masyarakat yang terus bertambah, sementara produksi belum optimal. Dia meminta perhatian serius dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini.
Azikin juga menyebutkan bahwa penurunan produksi dapat memaksa negara untuk menambah kuota impor pangan, meskipun Indonesia memiliki potensi sektor pertanian yang kaya jika dikelola dengan baik.
"Kami mendorong perbaikan sistem data penyaluran pupuk bersubsidi," ujarnya, menyoroti masalah kelebihan penyaluran pupuk yang harus segera diatasi.
Tanggapan Menteri Pertanian
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman merespons kekhawatiran Azikin dengan menjelaskan bahwa fenomena El Nino menjadi salah satu penyebab utama penurunan produksi pangan.
"Produksi turun, iya pak. Jadi, yang pertama perlu kami sampaikan, El Nino itu sampai Juli," ujar Amran.
Amran menjelaskan bahwa kondisi cuaca yang tidak menentu menyebabkan penurunan produksi di beberapa daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ia menekankan pentingnya sektor pertanian bagi stabilitas nasional, meminta agar sektor ini tidak menjadi korban penundaan anggaran.
Menghadapi proyeksi kemarau panjang yang diperkirakan akan berdampak signifikan pada sektor pertanian nasional, Amran memaparkan langkah-langkah antisipatif yang telah disiapkan sejak Oktober 2023.
Langkah-langkah tersebut mencakup peningkatan infrastruktur pompa untuk pengairan sawah tadah hujan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, optimalisasi penggunaan lahan rawa, serta peningkatan kapasitas dan manajemen waduk atau bendungan.
Selain itu, Kementerian Pertanian memperkenalkan teknologi budidaya hemat air dan gerakan panen air hujan untuk meningkatkan ketahanan pangan di tengah ancaman kekeringan.
"Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memastikan sektor pertanian tetap produktif dan stabil," tegas Amran.
Kementan Targetkan Rp59,7 Triliun Pertanian Inklusif 2025
Kementerian Pertanian (Kementan) menetapkan Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan sebagai tema kerja tahun 2025. Setidaknya, terdapat empat program Kementan dalam menjalankan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun depan.
Keempat program itu adalah ketersediaan akses dan konsumsi pangan berkualitas, program nilai tambah dan daya saing industri, program pendidikan dan pelatihan vokasi, dan program dukungan manajemen.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menuturkan, pihaknya juga telah menetapkan produksi komoditas pertanian pada 2025.
Untuk komoditas padi, Kementan menetapkan target sebesar 56,05 juta ton, jagung 16,68 juta ton, kedelai 334 ribu ton, cabai 3,08 juta ton, dan bawang merah 1,99 juta ton.
Di sisi lain, Amran juga menetapkan target produksi komoditas kopi 772 ribu ton, kakao 641,2 ribu ton, tebu 63,04 juta ton, kelapa 2,88 juta ton, daging sapi dan kerbau 405,44 ribu ton, dan daging ayam 4 juta ton.
Adapun pagu indikatif anggaran Kementan telah ditetapkan sebesar Rp8,06 triliun tahun 2025. Kendati begitu, Amran menilai pagu anggaran masih relatif terbatas. “Pagu indikatif pada tahun 2025 relatif masih terbatas,” kata Amran dalam paparannya.
Oleh karenanya, Amran mengaku Kementan telah mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp26,64 triliun. Dengan begitu, total keseluruhan anggaran Kementan sebesar Rp34,7 triliun.
“Setelah ditambah pagu indikatif Rp8 triliun menjadi 34,7 triliun dan diharapkan bisa kembali seperti yang pernah dialokasikan pada tahun 2015,” jelasnya.
Di sisi lain, Amran juga mengaku Kementan mengusulkan tambahan anggaran pendukung Asta Cita presiden terpilih di Pemilu 2024, Prabowo Subianto, yang hendak mencetak sawah seluas 1 juta hektare atau sekitar Rp25 triliun.
“Dengan demikian total tambahan pagu anggaran Kementerian Pertanian diharapkan menjadi Rp59,7 triliun,” jelasnya.
Capaian Komoditas Pangan
Berdasarkan data per tanggal 18 Juni 2024, Kementan mencatat capaian produksi di sejumlah komoditas pangan, di antaranya padi 29,08 juta ton dari target 55,42 juta ton, jagung 10,59 juta ton dari target 22,43 juta ton, kedelai 0,113 juta ton dari target 0,329 juta ton.
Sementara bawang merah terealisasi 0,66 juta ton dari target 2 juta ton, aneka cabai 0,85 juta ton dari target 3,07 juta ton, kopi 0,38 juta ton dari target 0,77 juta ton, tebu 27,67 dari target 34,32 juta ton, karet 1,33 juta ton dari target 2,70 juta ton, kelapa 1,42 juta ton dari target 2,90 juta ton, dan kakao 0,32 juta ton dari target 0,66 juta ton.
Di sisi lain, realisasi daging sapi dan kerbau saat ini ada level 0,162 juta ton dari target 0,405 juta ton, daging domba dan kambing 0,033 juta ton dari target 0,079 juta ton, daging ayam ras 1,590 juta ton dari target 3,724 juta ton, telur 2,936 juta ton dari 6,465 juta ton, dan susu 0,352 juta ton dari target 0,845 juta ton. (and/*)