KABARBURSA.COM – Emiten di bidang otomotif, khususnya yang bergerak di sektor penyedia spare part, seperti AUTO, SMSM dan DRMA melonjak dalam sepekan terakhir.
Saham PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) melanjutkan tren positif dalam sepekan sebesar 3,59 persen atau naik 35 poin. Sedangkan saham PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) meningkat 6,97 persen atau naik 140 poin. Kemudian saham PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) meningkat 0,8 persen atau naik 15 poin.
Namun, tren positif dari ketiga emiten penyedia spare parts tersebut berbanding terbalik dengan penjualan mobil pada kuartal pertama 2024. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil pada kuartal pertama turun secara signifikan.
Penurunan penjualan mobil mencapai 23,9 dibanding tahun sebelumnya atau year-on-year (yoy). Penjualan dari pabrikan ke dealer (wholesales) secara kumulatif periode Januari-Maret 2024 sebesar 215.069 unit. Jumlah tersebut lebih rendah dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni 282.602 unit.
Penjualan dari dealer ke konsumen (retail) juga ikut jeblok pada periode Januari-Maret 2024 atau sebanyak 230.776 unit atau turun 15 persen yoy.
Analis PT RHB Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi Kasmaradana menilai emiten komponen otomotif tetap menarik di tengah kondisi penjualan kondisi penjualan kendaraan bermotor di Indonesia.
“Secara industri memang sedang alami perlambatan pertumbuhan, tercatat di 1Q24, penjualan otomotif, baik mobil maupun motor kompak menurun dengan masing-masing sebesar -24 persen yoy dan -5 persen yoy. Kami berpandangan hal ini juga membuat permintaan komponen otomotif dalam negeri cenderung melambat,” ujarnya kepada KabarBursa, Kamis, 11 Juni 2024.
Menurutnya, tahun ini cukup banyak tantangan untuk industri otomotif. Tantangan itu meliputi tingginya suku bunga, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang mengakibatkan peningkatan harga bahan baku mobil dan secara otomatis meningkatakan produk. Hal inilah yang kemudian dapat menggerus daya beliatau permintaan mobil.
“Kami melihat perlu adanya lagi insentif untuk otomotif untuk menjaga permintaan. Di sisi lain, dengan terjaganya pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan menopang permintaan otomotif dan komponennya,” tuturnya.
Selain itu, kata dia, upaya pemerintah menjaga daya beli masyarakat kepada produk industri otomotif seperti mobil dengan cara mengenakan pajak penjualan barang mewah untuk otomotif.
Emiten Penyedia Spare Part
Saham PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mencatatkan laba bersih sebesar Rp475 miliar pada kuartal pertama 2024, net income tersebut meningkat 8 persen yoy. Sedangkan laba bersih tahun 2022 sebanyak Rp225 miliar dan pada tahun 2021 sebanyak Rp164 miliar.
Saham PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) mencatatkan laba bersih kuartal pertama 2024 sebesar Rp215 miliar pada kuartal pertama 2024. Jumlah ini menurun tipis 2,9 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya mencapai Rp222 miliar. Sedangkan untuk periode yang sama tahun 2022, sebesar Rp188 miliar.
Saham PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) mencatatkan laba bersih Rp133 miliar pada kuartal pertama 2024. Jumlah ini turun sebesar 38,42 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tahun 2023 yang mencapai Rp216 miliar. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2022, DRMA mencatatkan laba bersih Rp116 miliar.
Analis PT Mirae Assets Sekuritas Nafan Aji menilai, pergerakan harga saham untuk SMSM, DRMA, dan AUTO meningkat cukup signifikan.
“Kalau secara pegangan harga saham untuk SMSM, DRMA, dan AUTO terlihat agak bullish. Tapi kalau dilihat secara fundamental, ketiga-tiganya terjadi penurunan kinerja dari bottom line. Memang semua ini sudah ter-prize in dari faktor dari syarat penjualan mobil sehingga mempengaruhi dari penjualan spare part,” ujar Nafan kepada KabarBursa.
Nafan menilai, emiten penyedia spare part masih memiliki harapan untuk lebih membaik karena bakal ada pelonggaran dan The Fed sudah melihat disinflasi.
“Ada peluang The Fed menutup suku bunga acuan di September dan ketika data CPI sudah dirilis kemarin malam, hasilnya 3,0 persen maka market berspekulasi bahwa November dan Desember peluangnya mulai di atas 50 persen bagi The Fed untuk melaksanakan program moneternya, jadi otomatis ini akan mempengaruhi sikap BEI. Kalau suku bunga dilonggarkan, ini nanti akan mempengaruhi permintaan kendaraan, nantinya juga akan meningkatkan peningkatan spare part,” jelasnya.
Rekomendasi Saham
AUTO: buy TP: Rp2.940
DRMA: buy TP: Rp1.305
SMSM: hold TP: Rp2.160
Kenaikan Suku Bunga
Kinerja perusahaan di sektor otomotif diprediksi akan terdampak oleh kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate).
Menurut Analis Kiwoom Sekuritas, Vicky Rosalinda, kenaikan suku bunga yang signifikan akan berdampak negatif pada perusahaan otomotif. Biaya kredit kendaraan yang meningkat akan membuat cicilan menjadi lebih mahal, yang berpotensi menurunkan penjualan dan laba perusahaan otomotif.
“Kenaikan biaya modal juga berpotensi mengurangi profitabilitas perusahaan otomotif serta mempengaruhi harga saham mereka,” ujar Vicky, dikutip Jumat 26 April 2024.
Meskipun demikian, masih ada peluang pertumbuhan bagi perusahaan otomotif di tahun 2024. Dengan menantikan kebijakan suku bunga dari The Fed dan potensi penguatan rupiah, masih ada peluang untuk pertumbuhan, tambahnya. (cit/*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.