Logo
>

Direksi IPCC Kompak Borong Saham, Nilai Transaksi Rp210 Juta

Ditulis oleh Syahrianto
Direksi IPCC Kompak Borong Saham, Nilai Transaksi Rp210 Juta

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Tiga pimpinan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) meningkatkan kepemilikan saham pada emiten yang bergerak di sektor logistik dan transportasi, khususnya dalam layanan terminal kendaraan.

    Berdasarkan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur Utama Sugeng Mulyadi dan dua Direktur IPCC Wing Megantoro dan Bagus Dwipoyono secara kolektif menginvestasikan dana sebesar Rp210.171.600 untuk pembelian saham IPCC.

    "Ketiga individu ini melakukan transaksi pembelian saham pada 30 Desember 2024 dengan tujuan investasi," kata Senior Manager Sekretaris Perusahaan IPCC Roro Endah Dwi Liesly Puspita Sari, Kamis, 2 Januari 2025.

    Angka ini berasal dari akumulasi nilai transaksi masing-masing: Sugeng Mulyadi dengan total pembelian sebesar Rp94.106.400, Wing Megantoro senilai Rp36.029.700, dan Bagus Dwipoyono sejumlah Rp80.035.500.

    Rinciannya, Sugeng Mulyadi sebelumnya memiliki 354.000 saham IPCC, yang setara dengan 0,02 persen hak suara. Setelah transaksi, kepemilikan sahamnya meningkat menjadi 491.200 saham atau 0,03 persen hak suara. Sugeng membeli tambahan 137.200 saham dengan harga Rp 687 per lembar.

    Wing Megantoro, yang sebelumnya tidak memiliki saham IPCC, kini tercatat sebagai pemegang 53.100 saham atau setara dengan 0,003 persen hak suara. Semua saham tersebut dibeli dengan harga yang sama, yakni Rp687 per lembar.

    Sementara itu, Bagus Dwipoyono meningkatkan kepemilikannya dari 200.000 saham (0,01 persen hak suara) menjadi 316.500 saham (0,02 persen hak suara). Bagus membeli tambahan 116.500 saham dalam transaksi ini.

    Adapun, ujar Roro, Tujuan tiga bos IPCC tersebut membeli saham Indonesia Kendaraan Terminal adalah untuk investasi. "Hal ini tercantum secara jelas dalam laporan yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," imbuhnya.

    Catat Pertumbuhan 18 Persen, IPCC Kuasai Pasar Logistik

    IPCC mencatat peningkatan signifikan dalam kinerja operasional sepanjang tahun 2024. Pertumbuhan arus kargo dan kunjungan kapal secara konsolidasi masing-masing meningkat sebesar 18,8 persen dan 44 persen.

    Direktur Utama IPCC, Sugeng Mulyadi, menyatakan bahwa peningkatan kinerja operasional tersebut didukung oleh pertumbuhan penanganan kargo jenis truk/bus. Hingga November 2024, IPCC telah menangani 155.595 unit, meningkat 78,7 persen secara year-on-year (yoy). Pertumbuhan ini terutama didorong oleh lonjakan impor bus listrik untuk memenuhi kebutuhan armada ramah lingkungan dan bebas polusi.

    Selain itu, pencapaian signifikan juga terlihat pada penanganan kargo alat berat, yang mencapai 23.960 unit hingga November 2024, meningkat 24,25 persen yoy. Faktor utama peningkatan ini adalah penambahan wilayah operasional perusahaan pasca-merger Pelindo, yang memperluas jaringan operasional IPCC dengan menambahkan empat terminal satelit.

    “Untuk kargo Completely Built Up (CBU) hingga November 2024, jumlah yang ditangani mencapai 776.380 unit, meningkat sebanyak 48.349 unit atau 7 persen yoy. Ini menjadi pencapaian yang menarik mengingat adanya tren penurunan penjualan otomotif nasional,” ujar Sugeng dalam keterangan resmi pada Senin, 30 Desember 2024.

    Peningkatan jumlah kargo CBU turut dipengaruhi oleh antusiasme masyarakat terhadap kendaraan listrik seiring perkembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Hal ini menjadi prestasi bagi IPCC, meskipun penjualan kendaraan nasional mengalami penurunan sebesar 14,7 persen, menurut data GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia). Hingga November 2024, IPCC telah menangani 21.217 unit CBU EV dari merek-merek seperti BYD, VINFAST, dan AION.

    Untuk meningkatkan pelayanan, IPCC telah melakukan berbagai inisiatif seperti transformasi layanan berbasis perencanaan dan pengendalian, implementasi sistem operasi baru (PTOS-C) di beberapa terminal satelit, perluasan lapangan penumpukan eks-PP seluas 0,3 hektar, serta optimalisasi lahan dengan pola bisnis PDC.

    “Dalam mengantisipasi lonjakan arus kargo, khususnya CBU di Cabang Jakarta, kami melakukan peningkatan infrastruktur seperti pengerasan dan penandaan ulang lapangan Blok O dan B, penambahan CCTV, serta revitalisasi jaringan keamanan di Gedung Merah Putih,” tambah Sugeng.

    Untuk mempertahankan kinerja di tahun 2025, manajemen IPCC telah menyusun rencana strategis. Ini mencakup implementasi sistem operasi PTOS-C di Terminal Internasional Cabang Jakarta, pengoperasian lapangan penumpukan eks-PP yang mampu menampung 300 unit CBU, dan pembangunan dermaga internasional baru untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa.

    Dermaga domestik akan direlokasi ke dalam Pelabuhan Tanjung Priok guna mendukung rencana ini. Selain itu, ekspansi wilayah operasional juga direncanakan di kawasan Indonesia Timur.

    Direktur Operasi dan Teknik IPCC, Bagus Dwipoyono, menambahkan bahwa langkah-langkah strategis ini dirancang untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan operasional perusahaan di tengah tantangan industri yang dinamis.

    IPCC Revisi Belanja Modal 2024

    Sebelumnya diberitakan, IPCC merevisi rencana belanja modal (capex) 2024 dari sebelumnya Rp57 miliar menjadi Rp17 miliar. Awalnya, Direktur Operasi dan Teknik IPCC, Bagus Dwipoyono, mengatakan, perusahaan telah menyiapkan belanja modal sebesar Rp57 miliar.

    Namun, pemangkasan capex ini dilakukan dengan alasan penundaan pembangunan gedung parkir yang semula direncanakan pada 2024. Karena, proyek ini masih dalam tahap persiapan, khususnya dalam proses perizinan studi Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

    “Dari alokasi awal belanja modal (Rp57 miliar), sekitar Rp40 miliar di antaranya dialokasikan untuk pembangunan gedung parkir baru, yang belum bisa kami realisasikan tahun ini. Kemungkinan anggaran tersebut akan digunakan pada 2024,” kata Bagus dalam pernyataannya, dikutip Rabu, 31 Juli 2024.

    Pembangunan gedung parkir ini direncanakan untuk dimulai pada 2025 setelah semua perizinan selesai, dengan proses yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap I dan tahap II (ultimate).

    Pada tahap I, IPCC akan membangun gedung parkir tiga lantai dengan luas sekitar 8.400 meter persegi yang mampu menampung 340 slot parkir. Biaya investasi untuk tahap I diperkirakan mencapai Rp96 miliar.

    Tahap II direncanakan akan dimulai pada akhir 2026. Setelah tahap ini selesai, kapasitas gedung parkir tersebut akan meningkat menjadi 2.400 slot dengan total luas 4,4 hektare.

    “Biaya investasi untuk tahap ultimate diperkirakan sekitar Rp445 miliar, yang kemungkinan akan dibangun pada akhir 2026 atau awal 2027,” tambah Direktur Operasi dan Teknik IPCC itu.

    Dari total nominal belanja modal setelah revisi, perseroan sudah merealisasikan sekitar Rp3,7 miliar sampai dengan paruh I 2024. Belanja modal ini dipakai untuk pembelian jaring debu di area terminal, mengingat terminal IPCC dekat dengan terminal lain yang menjalankan aktivitas bongkar muat tepung.

    Selain membeli jaring debu, IPCC pun menggunakan belanja modal untuk memperbaiki dua lapangan yang berlokasi di sekitar terminalnya, serta menambah CCTV untuk memperkuat pengawasan. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.