Logo
>

Direktur Bank OCBC NISP Mundur, Saham Merosot Tajam

Ditulis oleh Syahrianto
Direktur Bank OCBC NISP Mundur, Saham Merosot Tajam

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) resmi mengumumkan pengunduran diri salah satu direkturnya, Joseph Chan Fook Onn. Surat pengunduran diri tersebut diterima oleh pihak perusahaan pada Kamis, 9 Januari 2025.

    Ivonne P. Chandra, Corporate Secretary Bank OCBC NISP, dalam keterbukaan informasi menyampaikan bahwa permohonan pengunduran diri ini akan dibahas dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat, sesuai ketentuan POJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.

    Meski terjadi perubahan di jajaran direksi, Ivonne menegaskan bahwa pengunduran diri ini tidak memiliki dampak pada kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, maupun kelangsungan usaha Bank OCBC NISP.

    Dari lantai bursa, pada perdagangan Senin, 13 Januari 2025, harga saham NISP mengalami penurunan harga sebesar 10 poin atau 0,76 persen hingga pukul 14:18 WIB. Saham NISP diperdagangkan pada level Rp1.300, setelah sempat dibuka di level Rp1.315.

    Sepanjang sesi perdagangan, saham NISP mencatatkan harga tertinggi di Rp1.315 dan harga terendah di Rp1.290. Volume perdagangan saham mencapai 4,7 juta lot, sedikit di bawah rata-rata volume harian sebesar 5,28 juta lot. Total nilai transaksi saham NISP tercatat sebesar Rp6,1 miliar.

    Dengan rata-rata harga perdagangan di Rp1.296, saham NISP saat ini berada dalam tren penurunan, melanjutkan koreksi dari harga penutupan sebelumnya di Rp1.310. Saham ini juga mencatat kerugian mingguan sebesar 15 poin atau 1,15 persen.

    Commentwealth Merger ke OCBC

    Sebelumnya, diberitakan Kabarbursa.com, PT Bank Commonwealth resmi menjadi bagian dari PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) terhitung sejak 1 September 2024. Lalu, nasib nasabahnya bagaimana?

    Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja mengatakan, pihaknya telah menyelesaikan proses merger dengan Bank Commonwealth. Dia memastikan merger dua emiten perbankan ini sudah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan telah memenuhi persyaratan hukum yang berlaku.

    “Dengan persetujuan tersebut, per tanggal 1 September 2024, penggabungan antara kedua entitas telah efektif, dan kedua bank sudah menjadi satu di bawah entitas PT Bank OCBC NISP Tbk,” kata Parwati, Senin, 2 September 2024.

    Parwati menyatakan, penggabungan ini menandai awal baru bagi dua entitas tersebut. “Semoga menjadi satu kesatuan yang solid dan tangguh,” ucapnya.

    Dengan demikian, lanjut Parwati, maka nasabah Bank Commonwealth secara otomatis beralih menjadi nasabah OCBC.

    Kata dia, secara bertahap, nasabah Commonwealth dapat melakukan transaksi di semua kanal digital OCBC terhitung mulai 1 September, dan sudah bisa memanfaatkan layanan kantor fisik OCBC di mulai tanggal yang sama.

    “Kami mengucapkan selamat bergabung kepada nasabah OCBC yang baru, dan terima kasih atas kepercayaannya kepada OCBC,” ujar Parwati.

    Menurut Parwati, OCBC proses transisi ini terus berjalan dan diharapkan akan lancar. Dia pun berharap terjadinya merger ini akan memberikan pengalaman perbankan yang komprehensif untuk semua nasabah.

    “Dengan menyatukan kekuatan yang dimiliki, OCBC siap melayani basis nasabah yang lebih luas dengan solusi perbankan yang semakin komprehensif di Indonesia, digabungkan dengan kapabilitas OCBC di kawasan ASEAN, Greater China, dan wilayah lainnya,” imbuhnya.

    Sebagai informasi, sejak 1 Mei 2024, OCBC telah resmi mengakuisisi 100 persen saham Commonwealth Bank of Australia (CBA) di PT Bank Commonwealth.

    Penjualan saham CBA di Bank Commonwealth sejalan dengan strategi perusahaan untuk menjadi lebih efisien dan berfokus pada bisnis domestik di Australia dan New Zealand.

    Hal ini juga mengikuti penjualan beberapa saham international, termasuk PT Commonwealth Life di Indonesia, BoCommLife, dan 10 persen saham di Bank Hangzhou di China.

    Adapun estimasi nilai rencana transaksi akuisisi PTBC oleh OCBC Indonesia adalah sebesar Rp2,2 triliun.

    Bank Commentwealth Pamit

    Penggabungan Bank Commenwealth telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung di OCBC Tower, Jakarta, Jumat, 2 Agustus 2024 lalu.

    Selanjutnya melalui postingan resmi dari akun twitter @CommBank_ID, dikutip Senin, 2 September 2024, Bank Commonwealth menyampaikan bahwa mulai 31 agustus 2024 menandai hari terakhir aktivitas operasional bank tersebut karena telah mencapai tahap akhir penggabungan dengan OCBC.

    Penggabungan ini telah disetujui oleh Regulator. Dengan demikian, pada 1 september 2024, Bank Commonwealth akan bergabung ke dalam OCBC.

    “Terima kasih telah menjadi nasabah setia Bank Commonwealth yang berdiri di Indonesia sejak tahun 1992. Kami menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya atas dukungan dan kepercayaan Anda kepada kami selama ini,” tulis akun Bank Commonwealth.

    Selain itu, akun ini juga menegaskan bahwa seluruh produk dan layanan Bank Commonwealth akan beralih menjadi produk dan layanan OCBC, mengikuti seluruh syarat dan ketentuan yang berlaku di OCBC. (*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.