KABARBURSA.COM-Rupiah spot ditutup pada level Rp 15.708 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Senin (5/2/2024), mengalami pelemahan sebesar 0,31 persen dari akhir pekan sebelumnya yang berada di Rp 15.660 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan bahwa rupiah akan berada dalam rentang Rp 15.680 per dolar AS hingga Rp 15.750 per dolar AS pada perdagangan Selasa (6/2). "Ini dipengaruhi oleh beberapa sentimen, termasuk pelemahan rupiah sejak pembukaan perdagangan Senin (5/2) setelah penguatan dolar AS dan kenaikan yield US Treasury pada perdagangan Jumat lalu (2/2)," katanya Senin (5/2/2024)
"Penguatan dolar AS didukung oleh rilis data tenaga kerja AS yang solid, yakni non-farm payroll meningkat 353.000 dan tingkat pengangguran AS stabil di kisaran 3,7 persen pada bulan Januari 2024," ujar Josua.
Selain itu, solidnya data ekonomi AS memicu spekulasi bahwa Federal Reserve (Fed) kemungkinan akan mempertahankan Federal Funds Rate (FFR) di level 5,5 persen pada rapat FOMC bulan Maret mendatang. "Rilis data ekonomi Tiongkok, seperti PMI composite dan PMI service pada bulan Januari 2024, yang lebih rendah dari angka bulan sebelumnya, juga dianggap sebagai risiko sentimen bagi negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, terkait potensi perlambatan ekonomi Tiongkok pada tahun 2024," kata Josua.
Meskipun rupiah berhasil memangkas pelemahannya menjadi sekitar Rp 15.693 per dolar AS, penutupan akhir tetap menunjukkan pelemahan sebesar 0,3 persen atau 47 poin ke level 15.705 per dolar. Ini terjadi bersamaan dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,46 persen ke level 7.206. Walaupun yield SUN 10 tahun turun 2bps menjadi 6,52 persen, dolar index tetap bertahan di kisaran 104,0-104,2.
"Pelaku pasar akan menantikan rilis data PMI service dan composite AS pada bulan Januari yang diperkirakan sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya," tambah Josua.
Sementara itu, Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong, menyatakan bahwa rupiah diperkirakan masih akan tertekan, terutama oleh sentimen dan kekhawatiran investor menjelang Pemilihan Presiden 2024. Lukman memproyeksikan rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 15.650 per dolar AS hingga Rp 15.800 per dolar AS.