KABARBURSA.COM - PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) sebagai emiten kontraktor tambang batu bara, melalui anak usahanya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), mengumumkan telah melakukan pembelian sebesar 25,60 juta saham 29Metals Ltd pada perusahaan tambang tembaga yang berbasis di Australia.
Informasi yang diumumkan perusahaan, bahwasannya hingga sampai dengan 7 Agustus 2024, anak perusahaan terkendali perseroan, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), melalui kedua entitas anaknya yaitu BUMA Australia Pty. Ltd. (BUMA AU) dan Bukit Makmur Mandiri Utama Pte. Ltd. (BUMA SG) telah melakukan pembelian saham 29Metals secara bertahap dengan dengan total sebanyak 35.605.128 saham di Bursa Efek Australia (ASX). Angka tersebut setara dengan 5,07 persen dari total saham yang diterbitkan oleh 29 Metals (Transaksi saham).
Direktur Delta Dunia Makmur Iwan Fuad Salim mengungkapkan pembelian saham tersebut dieksekusi oleh anak usaha BUMA, yakni BUMA Australian Pty. Ltd. (BUMA AU) dan Bukit Makmur Mandiri Utama Pte. Ltd. (BUMA SG) di Bursa Efek Austarlia (ASX).
"BUMA AU dan BUMA SG telah melakukan pembelian saham 29Metals secara bertahap dengan total sebanyak 35.605.128 saham di Bursa Efek Australia (ASX), yang setara dengan 5,07 persen dari total saham yang diterbitkan 29Metals," kata Iwan dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat, 9 Agustus 2024.
Secara rinci, kepemilikan DOID atas 29Metals diwakili oleh BUMA SG yang menggenggam 27.62 juta saham atau setara dengam 3,94 persen dan BUMA AU yang mengempit 7,98 juta saham atau setara dengan 1,14 persen.
Iwan mengatakan, transaksi saham ini merupakan bukti komitmen upaya perseroan untuk melanjutkan diversifikasi atas produknya dan mempercepat strategi Perseroan secara grup menuju transisi energi global. Dia juga menegaskan, aksi pembelian saham tersebut bukan merupakan transaksi afiliasi dan tidak ada dampak material terhadap kelangsungan usaha DOID sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK No. 42 POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan.
" Tidak terdapat dampak material terhada kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan," pungkasnya.
Sebagai infromasi, 29Metals merupakan perusahaan pertambangan yang terdaftar di ASX, memproduksi tembaga dan logam mulia lainnya, yang berkantor pusat di Melbourne, Australia. Dua aset produksi jangka panjangnya yang terkemuka adalah Golden Grove yang berlokasi di Australia Barat (menghasilkan tembaga, seng, emas, dan perak) dan Capricorn Copper yang berlokasi di Queensland (menghasilkan tembaga dan perak). 29 Metals juga portofolio proyek memegang eksplorasi di Redhill, Chili, negara penghasil tembaga terbesar di dunia.
Sebelumnya, DOID mengumumkan hasil keuangan yang stabil untuk semester I - 2024, yang mencerminkan ketangguhan dan keunggulan operasional Grup dalam menghadapi kondisi cuaca yang ekstrem dan pelemahan nilai tukar mata uang.
Efisiensi Operasional Mendorong Kinerja Keuangan yang Tangguh Volume batu bara Grup tetap stabil pada 42 metrik ton (MT) YOY, sementara pengupasan tanah (Overburden Removal) secara keseluruhan turun 5 persen sebesar 271 juta bank cubic meter (bcm) akibat curah hujan ekstrem yang terus berlanjut, yang memengaruhi tingkat produksi selama enam bulan terakhir.
Kondisi cuaca ekstrem telah berdampak pada industri pertambangan secara luas di Indonesia dan sektor-sektor lain di seluruh Asia, namun kemampuan operasional dan adaptasi strategis Grup memastikan kemajuan yang berkelanjutan dalam mencapai target.
Upaya pemulihan-pasca-hujan yang grup lakukan telah menunjukkan keberhasilan yang signifikan dengan peningkatan sebesar 12 persen YoY. Hal ini menunjukkan komitmen Grup terhadap keunggulan operasional.
Pendapatan untuk semester I - 2024 tetap stabil sebesar USD855 juta YoY. Namun, EBITDA turun 9 persen YoY menjadi USD160 juta, didorong oleh volume yang lebih rendah. Kenaikan awal biaya tunai dari inisiatif efisiensi yang sedang berlangsung diperkirakan akan kembali normal ketika langkah-langkah ini berlaku sepenuhnya.
Grup melaporkan kerugian bersih sebesar USD27 juta pada semester I-2024, bergeser dari laba bersih sebesar USD5 juta pada semester I-2023. Penurunan ini terutama disebabkan oleh kerugian selisih kurs sebesar USD12 juta akibat fluktuasi nilai tukar mata uang yang merugikan dari IDR dan AUD terhadap USD.
Namun, kerugian selisih kurs membaik pada Q2 2024, menurun dari USD11,5 juta pada Q1 2024 menjadi USD0,7 juta pada Q2 2024. Jika kerugian selisih kurs dinormalisasi, bersama dengan dampak dari Secured Overnight Financing Rate (SOFR) dan biaya persetujuan satu kali (one-off consent costs), kerugian bersih grup sebesar USD1 juta, mendekati break even, yang menunjukkan ketahanan bisnis.
Arus kas operasional untuk semester I - 2024 meningkat 15 persen YoY, mencapai sekitar USD164 juta, didorong oleh peningkatan yang signifikan dalam pengelolaan modal kerja. Namun, arus kas bebas menurun karena investasi yang signifikan pada aset-aset seperti Sun Energy dan akuisisi strategis Atlantic Carbon Group, Inc (ACG) yang baru saja dirampungkan.
Jika dinormalisasi dengan akuisisi ACG, arus kas bebas akan menjadi USD68 juta dibandingkan dengan negatif USD47 juta.Ekspansi operasional mendorong sebagian besar pertumbuhan belanja modal Grup pada semester I - 2024, yang meningkat 78 persen YoY menjadi USD 79 juta.
Pengeluaran ini mendukung kegiatan ramp-up di sejumlah site yang ada di Indonesia dan Australia serta kapitalisasi biaya Perbaikan dan Pemeliharaan (Repair & Maintenance), sejalan dengan panduan belanja modal Grup untuk setahun penuh sebesar USD150 juta hingga USD190 juta.
Seiring dengan ekspansi operasional grup, mempertahankan kontrol yang ketat atas belanja modal tetap menjadi fokus utama.
Dian Andyasuri, Direktur Delta Dunia Group, mengatakan di tengah kondisi cuaca ekstrem dan pelemahan nilai tukar mata uang, Delta Dunia Group menghasilkan kinerja yang stabil pada semester pertama 2024. Dia menambahkan, ketahanan ini mencerminkan kejelian strategis kami dalam menavigasi risiko yang tak terkendali dan komitmen kami untuk mentransformasi bisnis dan mendiversifikasi sumber pendapatan kami, memosisikan kami untuk pertumbuhan yang berkelanjutan menuju ekonomi rendah karbon.(*)