Logo
>

DOID Perkuat Jejak di Australia dengan Investasi AUD62 Juta

Ditulis oleh Syahrianto
DOID Perkuat Jejak di Australia dengan Investasi AUD62 Juta

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), melalui anak perusahaan tidak langsungnya, Bukit Makmur Mandiri Utama Pte. Ltd. (BUMA Singapore), mengumumkan rencana ekspansi di Australia dengan melakukan investasi sebesar AUD62 juta di 29Metals Ltd.

    29Metals adalah perusahaan pertambangan logam dasar dan logam mulia berukuran menengah yang terdaftar di bursa saham Australia (ASX), dengan fokus utama pada produksi tembaga.

    Penempatan saham ini akan memberikan Delta Dunia Group akses langsung ke komoditas tembaga dan seng melalui perusahaan tambang yang sudah beroperasi, sekaligus memperkuat rencana strategis Grup dalam mendiversifikasi portofolionya ke arah komoditas masa depan. Langkah ini sejalan dengan upaya global dalam mendorong keberlanjutan dan pengembangan ekonomi rendah karbon.

    Menurut Ronald Sutardja, Presiden Direktur Delta Dunia Group, transaksi strategis ini memperkuat komitmen DOID untuk diversifikasi dan pengembangan ke arah komoditas masa depan, yang merupakan bagian dari strategi jangka panjang.

    Ia menambahkan, ini juga mencerminkan akuisisi-akuisisi signifikan yang telah kami lakukan, seperti akuisisi 51 persen saham di Dawson Complex di Australia dan Atlantic Carbon Group Inc., produsen antrasit ultra-high-grade terbesar kedua di Amerika Serikat (AS).

    "Dengan langkah ini, kami bertujuan mendukung transisi ke ekonomi yang lebih rendah karbon dan portofolio yang lebih berkelanjutan,” ujar Ronald dalam keterangan resmi, Rabu, 4 Desember 2024.

    Dalam rangka investasi ini, Delta Dunia Group akan membeli 229.902.537 lembar saham baru dari 29Metals dengan harga AUD0,27 per saham, yang totalnya mencapai AUD62 juta. Penempatan ini merupakan bagian dari penggalangan dana AUD180 juta oleh 29Metals, memberikan Delta Dunia Group hak minoritas sebesar 19,9 persen dari total saham yang beredar di perusahaan.

    "Sebagai tambahan, Delta Dunia Group berhak mengusulkan satu Direktur Non-Eksekutif di Dewan Direksi 29Metals, dengan opsi untuk menambah satu Direktur Non-Eksekutif kedua jika kepemilikan sahamnya melebihi 20 persen," ungkap Ronald.

    Sementara itu, 29Metals mengelola dua aset utama yang berpotensi besar: tambang Golden Grove di Australia Barat dan tambang Capricorn Copper di Queensland. Kedua tambang ini terkenal karena umur produksi yang panjang dan kualitas produksi tembaga yang tinggi di wilayah berisiko rendah.

    Tambang Golden Grove memiliki potensi eksplorasi tambahan, sedangkan tambang Capricorn Copper direncanakan akan memulai kembali produksi serta ekspansi sumber daya.

    Per Desember 2023, 29Metals memiliki cadangan terbukti dan terkira (proven and probable reserves) yang mendukung umur tambang lebih dari 10 tahun. Dalam periode 12 bulan hingga September 2024, 29Metals memproduksi 26.000 ton tembaga dan 60.000 ton seng.

    Ronald menjelaskan bahwa, dana dari peningkatan modal ini akan digunakan untuk membiayai pengembangan proyek Gossan Valley, guna memperoleh bijih pertama dan mengoptimalkan operasi tambang Golden Grove. Pengembangan ini akan meningkatkan fleksibilitas produksi dengan menyediakan sumber bijih berkadar lebih tinggi untuk menggantikan produksi yang menurun di Scuddles.

    Delta Dunia Group berencana membiayai transaksi ini menggunakan cadangan kas dan fasilitas sindikasi bank, menjaga fleksibilitas keuangan untuk investasi-strategis di masa depan. Transaksi ini diperkirakan akan selesai pada minggu kedua Desember 2024.

    Investasi ini menegaskan komitmen Delta Dunia Group dalam memperluas jejaknya di sektor tambang, dengan tujuan tidak hanya untuk memperkuat posisi di pasar, tetapi juga berkontribusi pada transisi menuju perekonomian yang lebih berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi fosil.

    Kinerja Pendapatan-Laba DOID

    DOID membukukan kinerja yang stabil di semester I tahun 2024. DOID mencatat, volume batu bara Grup stabil pada 42 metrik ton (MT) secara tahunan (yoy).

    Akan tetapi, DOID mencatat pengupasan tanah (Overburden Removal) secara keseluruhan turun 5 persen sebesar 271 juta bank cubic meter (bcm) akibat curah hujan ekstrem yang terus berlanjut, yang memengaruhi tingkat produksi selama enam bulan terakhir.

    Diketahui, kondisi cuaca ekstrem berdampak pada industri pertambangan secara luas di Indonesia dan sektor-sektor lain di seluruh Asia, meski begitu kemampuan operasional dan adaptasi strategis DOID memastikan kemajuan yang berkelanjutan.

    Hal itu dapat dilihat dari peningkatan sebesar 12 persen yoy. Adapun pendapatan semester I – 2024 tetap stabil sebesar USD855 juta yoy. Akan tetapi, DOID mencatat Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) turun 9 persen yoy menjadi USD160 juta. Hal itu didorong oleh volume yang lebih rendah.

    Di sisi lain, DOID juga mencatat kerugian bersih sebesar USD27 juta pada semester I – 2024, bergeser dari laba bersih sebesar USD5 juta pada semester I – 2023. Adapun penurunan itu terjadi karena selisih kurs sebesar USD12 juta lantaran fluktuasi nilai tukar mata uang yang merugikan dari IDR dan AUD terhadap USD.

    Meski begitu, kerugian selisih kurs membaik pada kuartal II 2024, menurun dari USD11,5 juta pada kuartal I 2024 menjadi USD0,7. Jika kerugian selisih kurs dinormalisasi, bersama dengan dampak dari Secured Overnight Financing Rate (SOFR) dan biaya persetujuan satu kali (one-off consent costs), kerugian bersih DOID sebesar USD1 juta, mendekati break even, yang menunjukkan ketahanan bisnis.

    Sementara arus kas operasional di semester I – 2024 meningkat 15 persen yoy, mencapai sekitar USD164 juta. Adapun hal itu didorong oleh peningkatan yang signifikan dalam pengelolaan modal kerja.

    Meski begitu, arus kas bebas menurun karena investasi yang signifikan pada aset-aset seperti Sun Energy dan akuisisi strategis Atlantic Carbon Group, Inc (ACG) yang baru saja dirampungkan.

    Jika dinormalisasi dengan akuisisi ACG, arus kas bebas akan menjadi USD68 juta dibandingkan dengan negatif USD47 juta. Ekspansi operasional mendorong sebagian besar pertumbuhan belanja modal Grup pada semester I – 2024, yang meningkat 78 persen yoy menjadi USD79 juta.

    Pengeluaran ini mendukung kegiatan ramp-up di sejumlah site yang ada di Indonesia dan Australia serta kapitalisasi biaya Perbaikan dan Pemeliharaan (Repair & Maintenance), sejalan dengan panduan belanja modal DOID untuk setahun penuh sebesar USD150 juta hingga USD190 juta.

    Direktur Delta Dunia Group, Dian Andyasuri menuturkan, perseroan mempertahankan kontrol yang ketat atas belanja modal tetap menjadi fokus utama seiring dengan ekspansi operasional DOID.

    “Di tengah kondisi cuaca ekstrem dan pelemahan nilai tukar mata uang, Delta Dunia Group menghasilkan kinerja yang stabil pada semester pertama tahun 2024. Ketahanan ini mencerminkan kejelian strategis kami dalam menavigasi risiko yang tak terkendali dan komitmen kami untuk mentransformasi bisnis dan mendiversifikasi sumber pendapatan kami, memosisikan kami untuk pertumbuhan yang berkelanjutan menuju ekonomi rendah karbon,” kata Dian dalam keterangannya beberapa waktu lalu. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.