KABARBURSA.COM - Wall Street tengah bersuka cita. Pada penutupan perdagangan Rabu, 15 Januari 2025 waktu setempat, atau Kamis dinihari WIB, 16 Januari 2025, seluruh index perdagangannya menghijau. Wall Street Menguat didukung laporan data inflasi inti bulan Desember lebih rendah dari perkiraan.
Tidak hanya itu, laporan kinerja keuangan dari beberapa bank besar di AS juga tampak solid.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, indeks harga konsumen (CPI) naik paling tinggi dalam sembilan bulan terakhir akibat peningkatan biaya energi, meskipun tekanan inflasi inti menunjukkan tanda-tanda pelonggaran. Di sisi lain, data indeks harga produsen (PPI) yang dirilis sehari sebelumnya, menunjukkan kenaikan yang lebih kecil dari yang diharapkan. Kenaikan ini menambah optimisme pasar.
Wakil Presiden Senior di Wedbush Securities di San Francisco Stephen Massocca, menyebut bahwa sentimen investor yang sebelumnya tegang kini mulai mereda. Hal ini dapat dilihat dari angka CPI dan PPI yang mungkin tidak sempurna, tetapi cukup stabil dan menunjukkan bahwa inflasi perlahan memudar.
Dari seluruh sektor, Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik sebesar 703,31 poin atau 1,65 persen menjadi 43.221,59. S&P 500 mencatat kenaikan 104,70 poin atau 1,79 persen menjadi 5.947,61. Sementara Nasdaq Composite melonjak 450,61 poin atau 2,37 persen menjadi 19.495,00. Ketiga indeks utama ini mencatat kenaikan harian terbesar sejak 6 November, diikuti oleh indeks Russell 2000 yang berfokus pada saham kapitalisasi kecil, yang naik 1,82 persen.
Sebelumnya, saham AS mengalami tekanan akibat ketidakpastian arah kebijakan Federal Reserve (Fed) terkait tingkat suku bunga. Meski begitu, data CPI terbaru mendorong ekspektasi bahwa Fed kemungkinan akan lebih agresif memangkas suku bunga tahun ini, termasuk peluang penurunan 25 basis poin pada pertemuan Juni mendatang.
Earning season bank-bank besar juga turut memperkuat sentimen positif pasar. JPMorgan mencatatkan kenaikan 1,94 persen setelah melaporkan laba tahunan tertinggi berkat pulihnya pasar di kuartal keempat. Wells Fargo melompat 6,76 persen setelah laba kuartal keempatnya melampaui ekspektasi, didorong aktivitas investasi yang kuat. Sementara itu, Goldman Sachs dan Citigroup masing-masing mencatatkan kenaikan hampir 6 persen dan 6,84 persen, didukung profitabilitas kuartalan yang mengesankan.
Selain itu, perkembangan geopolitik turut memberikan angin segar bagi investor. Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas membuka peluang akhir dari konflik 15 bulan di Gaza, yang sempat mengacaukan stabilitas Timur Tengah.
Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury AS mengalami penurunan signifikan dari level tertinggi 14 bulan, menjadi 4,651 persen setelah sebelumnya menyentuh 4,809 persen pada awal pekan. Penurunan ini menunjukkan mulai redanya tekanan di pasar obligasi.
Sentimen positif semakin didorong oleh lonjakan saham pada sektor teknologi dan keuangan. S&P 500 mencatat 20 titik tertinggi baru dalam 52 minggu, sedangkan Nasdaq membukukan 55 titik tertinggi baru. Aktivitas pembelian saham jauh lebih dominan dibandingkan penjualan, baik di NYSE maupun Nasdaq, yang mengindikasikan kekuatan pemulihan pasar.
Secara keseluruhan, data inflasi yang stabil, kinerja perusahaan yang kuat, dan perkembangan geopolitik yang positif menjadi kombinasi yang mendorong kebangkitan optimisme di pasar modal Amerika Serikat.
Saham Properti dan Akuisisi Memicu Kejutan di Wall Street
Sementara itu, pada penutupan perdagangan bursa AS, kemarin, Wall Street mencatatkan pergerakan signifikan di sektor properti dan industri alat berat pada sesi perdagangan terbaru. Saham KB Home melonjak 4,8 persen setelah melaporkan laba kuartalan yang melampaui ekspektasi analis.
Meski kenaikan imbal hasil obligasi memicu kekhawatiran tentang meningkatnya biaya kredit rumah, CEO KB Home, Jeffrey Mezger, menegaskan bahwa permintaan pembeli tetap solid. Ia menyebut bahwa pasar perumahan saat ini menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya, ditambah dengan proses pembangunan rumah yang lebih cepat yang mendukung peningkatan pengiriman unit hingga November.
Di sisi lain, lonjakan signifikan juga terjadi pada saham H&E Equipment Services yang naik lebih dari dua kali lipat hingga melampaui USD90 per saham. Pergerakan ini dipicu oleh pengumuman rencana akuisisi dari United Rentals dengan nilai USD92 per saham secara tunai.
Akuisisi ini, yang bernilai total USD4,8 miliar termasuk USD1,4 miliar utang bersih H&E, menandai langkah besar di sektor alat berat. H&E dikenal sebagai penyedia peralatan seperti platform kerja udara dan alat pengeruk tanah yang telah menjadi andalan berbagai industri.
Kedua peristiwa ini mencerminkan dinamika positif di pasar, terutama di sektor properti dan industri alat berat, meskipun terdapat tantangan dari kondisi makroekonomi. Optimisme para pelaku pasar pun tampak meningkat seiring ekspektasi terhadap keberlanjutan kinerja positif ini.(*)