KABARBURSA.COM - PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR), emiten pertambangan batu bara, menyampaikan telah menerima pengunduran diri dua komisaris dalam waktu yang berdekatan.
Sekretaris Perusahaan BSSR Bueno Jurnalis mengatakan, Agus Gurlaya Kartasasmita selaku Komisaris Independen dan Daniel Suharya selaku Komisaris memutuskan resign pada 1 November dan 19 November 2024.
"PT Baramulti SuksesSarana Tbk, menerima pengunduran diri Agus Gurlaya Kartasasmita sebagai Komisaris Independen pada tanggal 1 November 2024," kata Bueno dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis, 21 November 2024.
Lebih dari dua pekan sejak Agus mundur, Bueno menuturkan, Daniel Suharya juga telah mengirimkan surat pengunduran diri. "Surat pengunduran diri tersebut ditandatangani tanggal 19 November 2024," tambahnya.
Dengan demikian, perusahaan kini mengalami kekosongan pada dua posisi komisaris tersebut. Untuk selanjutnya, pengunduran diri tersebut akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 26 November 2024.
Ia menambahkan, dampak kejadian, informasi atau fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha emiten atau perusahaan publik.
"Dampak kejadian, informasi atau fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha emiten atau perusahaan publik," tutupnya.
Keputusan pengunduran diri ini datang di tengah laporan keuangan kuartal ketiga 2024, yang mencatatkan penurunan kinerja keuangan signifikan bagi perusahaan.
Pendapatan BSSR tercatat menurun 18,0 persen menjadi Rp10,87 triliun dibandingkan tahun lalu, dengan laba bersih yang turun menjadi Rp1,68 triliun dari Rp1,95 triliun pada periode yang sama tahun 2023.
Total pendapatan (revenue) perusahaan tercatat mencapai Rp10,87 triliun, meskipun mengalami penurunan sebesar 18,0 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.
Namun, perusahaan masih menunjukkan margin laba yang relatif tinggi, dengan gross margin sebesar 33,9 persen, EBITDA margin sebesar 23,9 persen, dan net margin sebesar 15,6 persen, meskipun ada penurunan dibandingkan periode sebelumnya.
Dari sisi neraca, BSSR memiliki total aset sebesar Rp6,77 triliun dan kas yang cukup besar, yakni Rp1,01 triliun. Perusahaan ini juga memiliki total utang yang cukup terkelola dengan baik, dengan utang jangka pendek mencapai Rp2,07 triliun dan utang jangka panjang Rp178,8 miliar.
Total ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp4,52 triliun. Rasio utang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio) berada di level 0,50, yang menunjukkan struktur modal yang cukup sehat.
Secara keseluruhan, meskipun ada penurunan kinerja keuangan, BSSR masih mempertahankan posisi keuangan yang kuat dengan likuiditas yang baik dan struktur modal yang solid, yang penting untuk menghadapinya menghadapi tantangan-tantangan sektor pertambangan batu bara yang penuh fluktuasi.
Pengunduran diri dua komisaris dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan di tingkat manajerial dan kebijakan strategis perusahaan. Komisaris independen memainkan peran penting dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas, terutama dalam pengawasan terhadap kebijakan perusahaan dan manajemen risiko.
Adanya kekosongan pada posisi ini bisa memperlambat atau mengubah arah kebijakan yang telah dirancang, mengingat dua komisaris tersebut adalah pihak yang memiliki perspektif independen terhadap manajemen.
Ketika ada pengunduran diri komisaris, terutama yang melibatkan pejabat penting dalam struktur manajemen perusahaan, investor mungkin merespons dengan kekhawatiran tentang stabilitas dan arah masa depan perusahaan.
Walaupun BSSR masih menunjukkan performa keuangan yang solid pada kuartal III 2024, sentimen negatif dari pasar dapat terjadi karena ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perubahan dalam struktur kepemimpinan.
Hal ini dapat memengaruhi harga saham BSSR, meskipun dampaknya dapat bervariasi tergantung pada penggantian yang dilakukan dan strategi komunikasi yang digunakan oleh perusahaan.
Meskipun BSSR memiliki struktur keuangan yang sehat, termasuk utang yang terkendali (dengan debt-to-equity ratio 0,50), pengunduran diri komisaris dapat menimbulkan pertanyaan terkait dengan keberlanjutan strategi perusahaan ke depan.
Terutama dalam konteks proyek-proyek besar seperti ekspansi dan investasi di sektor batu bara yang membutuhkan pemantauan yang ketat dan pengawasan atas pengeluaran. Pengunduran diri komisaris dapat mengindikasikan adanya perubahan dalam strategi manajerial atau ketidakpuasan terhadap cara perusahaan mengelola keuangan dan investasi.
Dengan demikian, secara keseluruhan, pengunduran diri dua komisaris di tengah kondisi keuangan yang tidak ideal, dengan penurunan laba dan pendapatan, menyebabkan ketidakpastian terkait arah kebijakan dan strategi yang akan diambil oleh perusahaan ke depan.
Meskipun BSSR masih memiliki posisi keuangan yang solid, perhatian harus diberikan pada bagaimana perusahaan akan mengelola transisi ini, terutama dalam hal penggantian posisi yang kosong dan upaya untuk menjaga stabilitas operasional dan kepercayaan investor. (*)