KABARBURSA.COM - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) melakukan transaksi penjualan saham sebagian atau divestasi dan penerbitan saham baru senilai Rp15,32 triliun. Transaksi dilakukan pada 27 September 2024.
Berdasar pada keterbukaan informasi, JSMR melakukan divestasi 6,2 miliar lembar saham atau 30,18 persen PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) dengan total nilai Rp12,82 triliun. Sementara itu, diterbitkan pula 1,2 miliar saham baru JTT sebesar Rp2,5 triliun.
"Sebanyak 6,2 miliar lembar saham JTT yang dimiliki oleh perseroan telah dialihkan kepada PT Marga Utama Nusantara (MUN), PT Metro Pacific Tollways Indonesia Services (MPTIS), dan PT Warrington Investment Pte Ltd (WIPL). Dari jumlah tersebut, MUN mengakuisisi 921,30 juta saham JTT dari Jasa Marga," ujar Sekretaris Perusahaan JSMR Nixon Sitorus, Rabu, 16 Oktober 2024.
Selanjutnya, MPTIS memperoleh 3 miliar saham JTT milik Jasa Marga, sementara Warrington Investment mengambil 2,27 miliar saham JTT dari Jasa Marga. Selain itu, MPTIS juga menyerap 1,2 miliar saham baru JTT dengan nilai Rp2,5 triliun.
Akibat transaksi tersebut, porsi kepemilikan saham perseroan di JTT turun menjadi 65 persen, mengalami penurunan sekitar 34 persen dari sebelumnya yang mencapai 99 persen. "Divestasi 34 persen saham JTT ini merupakan gabungan dari penjualan 30,18 persen saham lama dan penerbitan saham baru JTT senilai Rp2,5 triliun, yang menyebabkan dilusi kepemilikan perseroan sebesar 3,82 persen," jelas Nixon.
Setelah transaksi tersebut, MUN memegang 20,3 persen saham JTT, MPTIS memiliki 10,46 persen saham JTT, dan WIPL menguasai 4,24 persen saham JTT. Menurut Jasa Marga, transaksi ini dilakukan untuk mendanai beberapa proyek. Dalam beberapa tahun ke depan, perseroan akan melanjutkan pembangunan lima ruas tol baru dan masih menjajaki dua ruas potensial lainnya.
"Dana segar dari transaksi ini akan digunakan untuk mengurangi utang di tingkat induk, yang bertujuan menjaga rasio gearing perseroan serta memberikan ruang bagi penambahan utang untuk membiayai pembangunan tol baru," beber Nixon.
Selain itu, dana dari penerbitan saham baru JTT sebesar Rp2,5 triliun akan digunakan untuk melakukan pembelian kembali reksadana penyertaan terbatas (RDPT) Mandiri Infrastruktur Ekuitas Transjawa (MIET), serta kontrak investasi kolektif dana infrastruktur (KIK Dinfra).
Pembelian kembali RDPT MIET telah dilakukan pada 2023 senilai Rp1,8 triliun, dan pembelian KIK Dinfra akan diselesaikan pada 2024 dengan nilai Rp0,7 triliun melalui pinjaman sementara. Oleh karena itu, JTT membutuhkan dana Rp2,5 triliun dari pendanaan ekuitas untuk menggantikan porsi utang yang digunakan untuk membiayai pembelian kembali RDPT MIET dan KIK Dinfra.
Setelah seluruh transaksi tersebut selesai, struktur permodalan perseroan akan semakin kuat. "Ini akan tercermin dari perbaikan solvency ratio dan meningkatkan kapasitas pendanaan untuk persiapan pembangunan ruas-ruas tol baru yang sudah direncanakan," ujar Nixon.
Pergerakan Harga Saham JSMR
Saham JSMR mengalami kenaikan tipis pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu, 16 Oktober 2024. Saham emiten pengelola jalan tol ini ditutup menguat sebesar 30 poin atau 0,62 persen, berada di level Rp4.900 per saham. Dibuka di harga Rp4.870, saham Jasa Marga mencapai titik tertingginya di level Rp4.900 dengan level terendah Rp4.830 sepanjang sesi perdagangan.
Volume transaksi pada hari ini tercatat mencapai 8,6 juta lot, jauh melampaui rata-rata volume perdagangan harian yang hanya sebesar 6,02 juta lot. Dengan nilai transaksi mencapai Rp41,8 miliar, frekuensi perdagangan mencapai 2.842 kali, menunjukkan minat yang cukup besar dari para pelaku pasar.
Secara rinci, nilai pembelian bersih oleh investor asing mencapai Rp16,4 miliar, sementara nilai penjualan asing berada di angka Rp15,6 miliar, menandakan adanya arus masuk modal asing yang cukup signifikan pada hari ini.
Dalam sepekan terakhir, saham JSMR membukukan kenaikan sebesar 0,20 persen. Namun, kinerja saham ini dalam jangka waktu lebih panjang menunjukkan tren yang kurang menguntungkan. Selama tiga bulan terakhir, harga saham Jasa Marga tercatat turun sebesar 7,98 persen, sementara dalam satu bulan terakhir turun tipis 0,61 persen.
Bahkan, dalam enam bulan terakhir, saham ini mengalami penurunan yang lebih dalam, yakni sebesar 10,09 persen. Meski demikian, jika dilihat secara tahunan, saham Jasa Marga masih memberikan imbal hasil positif sebesar 8,89 persen dalam satu tahun terakhir.
Dengan level harga tertinggi hari ini berada di Rp4.900, saham Jasa Marga masih memiliki ruang cukup besar untuk bergerak menuju level ARA (auto reject atas) di Rp6.075, sementara level ARB (auto reject bawah) berada di Rp3.660. Rata-rata harga perdagangan saham JSMR hari ini berada di level Rp4.864, menunjukkan adanya stabilitas di tengah fluktuasi harga yang relatif moderat.
Secara keseluruhan, meskipun saham JSMR menunjukkan penguatan pada perdagangan hari ini, tantangan dalam beberapa bulan terakhir masih membayangi kinerja saham tersebut. Terlepas dari penurunan dalam jangka waktu menengah, arus modal asing yang masuk serta volume perdagangan yang tinggi bisa menjadi sinyal optimisme bagi para investor. (*)