KABARBURSA.COM – Perusahaan pemegang merek dagang Natur-E, PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA), menetapkan pembagian dividen sebesar Rp123,2 miliar atau setara Rp110 per saham untuk tahun buku 2024.
Keputusan tersebut disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar secara hybrid di Jakarta pada Rabu, 18 Juni 2025.
Kebijakan ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam memberikan nilai tambah kepada pemegang saham, sekaligus menunjukkan kondisi keuangan yang tetap solid meskipun industri menghadapi tantangan regulasi dan persaingan.
“Dividen ini merupakan hasil dari kinerja keuangan yang sehat serta strategi pertumbuhan berkelanjutan yang kami jalankan sepanjang tahun lalu,” ujar Direktur Utama DVLA Ian Martin Wibawa Kloer dalam paparannya, kemarin.
Selain dividen, DVLA juga mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp209 miliar untuk tahun 2025. Seluruh capex bersumber dari kas internal, tanpa pembiayaan eksternal. Dana ini akan difokuskan pada pengembangan fasilitas produksi, kegiatan riset dan pengembangan (R\&D), serta digitalisasi proses bisnis.
“Capex kami fokuskan untuk memperkuat kapasitas manufaktur dan mendukung inovasi produk berbasis teknologi,” kata Ian.
DVLA menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 6 hingga 8 persen serta laba bersih 5 hingga 7 persen pada 2025. Target tersebut didukung pencapaian pertumbuhan segmen consumer health sebesar 20 persen pada 2024, jauh di atas pertumbuhan pasar yang berkisar 8 persen.
Perluas Pasar, DVLA Bentuk Entitas Baru
Untuk memperluas pasar dan meningkatkan efisiensi, DVLA membentuk entitas baru bernama PT Varia Indonesia. Langkah ini ditujukan sebagai strategi ekspansi bisnis dan mempercepat peluncuran produk baru.
Inovasi menjadi fokus utama perusahaan dengan meluncurkan sejumlah produk unggulan pada 2024, termasuk negative pressure wound therapy dan agen enzimatik debridement yang diklaim pertama di Indonesia.
Perusahaan juga aktif menjalin kemitraan strategis dan menjaga komunikasi intensif dengan pemerintah serta asosiasi industri guna menghadapi perubahan regulasi yang dinamis.
“Kolaborasi dengan pemangku kepentingan menjadi kunci agar kami tetap adaptif menghadapi perubahan regulasi dan tantangan pasar,” jelas Ian.
DVLA turut memperkuat struktur manajemen dengan mengangkat USH Narvaez sebagai direktur baru untuk sektor manufaktur dan Alexander S. Manlilio sebagai direktur yang akan memimpin ekspansi regional dan transformasi digital. Keduanya membawa pengalaman panjang di industri farmasi dan kesehatan.
Tantangan paling kompleks yang dihadapi sepanjang tahun ini antara lain perubahan perilaku konsumen pasca pandemi, disrupsi rantai pasok global, serta persaingan ketat dengan lima besar pemain farmasi nasional.
DVLA menanggapi hal ini dengan memperkuat brand unggulan seperti Natur-E dan Enervon serta membangun jalur suplai alternatif demi ketahanan operasional.
Kontribusi penjualan terbesar DVLA masih berasal dari Pulau Jawa, disusul Sumatera dan wilayah Indonesia tengah. Sementara itu, ekspor menyumbang sekitar 10 persen dari total penjualan, terutama ke negara-negara Asia Tenggara.
Ke depan, perusahaan berfokus pada peluncuran produk-produk baru, pengembangan kategori wound care, serta transformasi digital dalam solusi kesehatan. Ekspansi ekspor juga akan diperluas ke negara-negara di luar Asia Tenggara.
“Dengan landasan operasional yang kuat dan strategi jangka panjang yang berkelanjutan, kami optimistis untuk mencapai target 2025 di tengah tantangan global dan tekanan nilai tukar,” kata dia.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.