KABARBURSA.COM - Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) menyatakan akan lebih berhati-hati sebelum menurunkan suku bunga acuan lagi tahun ini. Para pembuat kebijakan moneter di Eropa mengatakan bahwa keputusan untuk menurunkan suku bunga akan diambil jika inflasi mendekati target 2 persen.
ECB menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya pada bulan Juni lalu, setelah sebelumnya menaikkan suku bunga secara agresif. Namun, mereka menahan diri untuk tidak menurunkan suku bunga lagi karena prospek ekonomi yang masih tidak pasti.
"Kami membutuhkan waktu untuk mengumpulkan data yang cukup guna memastikan bahwa risiko inflasi di atas target telah berkurang," ujar Presiden ECB Christine Lagarde dalam Forum Bank Sentral ECB.
Pembuat kebijakan ECB Pierre Wunsch mengatakan dua kali pemangkasan suku bunga di tahun ini mungkin bisa terjadi. "Jika tidak ada kejadian mengejutkan dengan sentimen negatif yang besar, makan ada ruang untuk pemangkasan kedua," ujar Wunsch, Gubernur Bank Sentral Belgia.
Tunggu inflasi stabil
Namun, pemangkasan suku bunga kedua, menurut Wunsch tak mendesak. ECB akan menunggu hingga proyeksi ekonomi dan inflasi keluar pada bulan September. "Mungkin ada baiknya menunggu pertemuan dengan prakiraan baru yang mengonfirmasi gambaran ekonomi, namun saya tak akan menjadikan hal itu sebagai syarat," kata Wunsch.
Sementara itu Lagarde mengaku, Eropa masih belum terhindar dari resesi ekonomi, meskipun terdapat sedikit peningkatan pertumbuhan pada kuartal terakhir.
"Ekonomi mengalami soft landing namun masih belum bisa dijamin. Maka, kami masih perlu melihat fakta bahwa prospek pertumbuhan dalam kondisi baik masih belum pasti," ujar dia.
Inflasi Eropa melambat menjadi 2,5 persen pada bulan lalu dari 2,6 persen pada Mei, namun ECB melihat volatilitas inflasi masih terjadi pada sisa tahun ini. Hal ini dapat menyulitkan penurunan suku bunga lagi hingga data-data inflasi mulai menunjukkan pergerakan yang lebih menentukan menuju angka 2 persen.
"Untuk melanjutkan pemangkasan, saya perlu merasa lebih yakin bahwa inflasi 2,5 persen benar-benar berlanjut mendekati 2 persen," sebut Wunsch.
Apalagi, Bank Sentral Amerika Serikat (Fed) mengisyaratkan belum akan mengubah kebijakannya dalam waktu dekat. Kini, para pejabat bank sentral Eropa pun kompak mengatakan jika akan ada satu dan dua pemangkasan lagi pada tahun ini atau empat kali pemangkasan bunga dari tahun ini hingga akhir tahun depan.
Lagarde menyatakan bahwa zona Eropa telah membuat langkah yang signifikan dalam upaya mengurangi inflasi. Ia mengakui kemajuan tersebut namun juga menyoroti ketidakpastian seputar prospek pertumbuhan ekonomi.
"Kami sudah sangat maju dalam jalur disinflasi," kata Lagarde. Ia merujuk pada upaya-upaya untuk mengatasi tingkat inflasi yang tinggi yang telah menjadi kekhawatiran bagi perekonomian.
Lebih lanjut, Lagarde juga menunjukkan pemulihan yang dimulai pada kuartal pertama tahun ini, dan menyatakan harapan untuk kelanjutannya. Namun, ia meredam optimisme ini dengan catatan kehati-hatian, mengindikasikan bahwa masa depan masih memiliki ketidakpastian yang cukup besar.
Komentar tersebut muncul setelah pertemuan kebijakan moneter ECB yang berlangsung di Frankfurt, Jerman, pada 6 Juni 2024, ketika strategi dan hasil bank sentral dibahas. Pernyataan Lagarde berfungsi sebagai pembaruan tentang pandangan bank sentral tentang kesehatan ekonomi zona euro dan perjuangannya yang sedang berlangsung melawan inflasi.
Dengan pengakuannya mengenai "tanda tanya besar" mengenai prospek pertumbuhan, ECB tampaknya tetap waspada terhadap tantangan-tantangan ekonomi di masa depan.
Inflasi Jasa ECB
Lagarde menyatakan ECB tidak membutuhkan inflasi jasa, fokus utama saat para pembuat kebijakan menentukan berapa banyak penurunan suku bunga, untuk melambat ke target 2 persen.
"Jelas, kita tidak perlu memiliki jasa di 2 persen karena barang manufaktur di bawah 2 persen dan pada akhirnya akan menjadi keseimbangan antara barang dan jasa," katanya dalam sebuah panel hari Selasa, 2 Juli 2024 kemarin.
"Namun, kita harus melihat apa yang ada di baliknya. Dan apa yang ada di baliknya adalah upah. Jasa memiliki komponen tenaga kerja yang sangat tinggi. Upah juga mengalami dampak keterlambatan dari sistem tenaga kerja yang kita miliki di Eropa," ujarnya.
Sementara inflasi zona euro sedikit menurun di Juni menjadi 2,5 persen, menurut data yang diterbitkan Selasa sebelumnya, jasa-jasa bertahan stabil di 4,1 persen. Tekanan harga tersebut membuat banyak pejabat ECB berhati-hati untuk menjanjikan lebih banyak penurunan suku bunga, menyusul penurunan awal mereka bulan lalu. (*)