KABARBURSA.COM - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengungkapkan beberapa risiko yang mungkin terjadi jika Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI Rate di level 6 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan April 2024.
Sebelumnya, Ibrahim telah memprediksi bahwa BI akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada RDG bulan April ini, dengan tujuan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang saat ini telah melebihi Rp16.000/USD.
"Ibrahim kemudian mengeksplorasi kemungkinan dampak jika BI mempertahankan suku bunga. Dia mengatakan bahwa dengan kondisi rupiah yang telah melampaui Rp16.000/US$, keputusan untuk mempertahankan suku bunga mungkin tidak tepat," ujar Ibrahim, Selasa 23 April 2024.
Ia menjelaskan, langkah intervensi yang dilakukan BI di pasar Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) belum tentu dapat membawa rupiah kembali pada fundamental yang ada. Dengan demikian, Ibrahim menegaskan jika BI tetap mempertahankan suku bunga acuannya maka memiliki dampak kepada rupiah.
“Seandainya rupiah masih melemah karena mempertahankan suku bunga belum tentu rupiah akan menguat, kemungkinan rupiah akan stagnan,” tegasnya.
Ibrahim mengatakan satu-satunya langkah yang dapat dilakukan BI untuk mengembalikan rupiah ke nilai fundamentalnya adalah dengan menaikan suku bunga acuan, yang ia prediksi sebesar 25bps.
“Walaupun banyak pengamat mengatakan kemungkinan besar BI akan mempertahankan suku bunga. Tapi saya lebih optimis BI akan menaikan suku bunga 25bps,” pungkas Ibrahim.
Selain itu, pada pekan ini para pelaku pasar global juga masih waspada jelang rilis data pertumbuhan ekonomi AMerika Serikat (AS) dan inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yang akan mempengaruhi prospek kebijakan bunga The Fed atau Bank Sentral AS ke depan.
Ia memprediksi, Bank Sentral AS masih mempertahankan suku bunga acuannya. Tercermin dengan data inflasi AS yang masih tinggi, selain itu data Produk Domestik Bruto (PDB) AS juga diproyeksikan mengalami penyusutan pada kuartal I.
“Hal yang ditakutkan para Investor adalah pernyataan-pernyataan bank sentral negara bagian, seperti Kashkari [Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis] dan lain-lain, dia mengatakan kemungkinan besar Bank Sentral AS di bulan Juni ini akan mempertahankan suku bunga,” tutur Ibrahim.
Ibrahim menyebut, beberapa hal tersebut yang menjadi sebuah kegaduhan tersendiri di pasar dan membuat dolar terus mengalami penguatan, pada akhirnya membuat rupiah melemah. Pelemahan ini yang menurutnya harus diwaspadai oleh BI.