KABARBURSA.COM - Selandia Baru menghadapi tantangan serius dengan meningkatnya eksodus warganya akibat lesunya kondisi ekonomi. Ketidakpastian finansial yang terus berlanjut telah memicu gelombang migrasi, dengan banyak penduduk memilih untuk mencari kesempatan di luar negeri.
Dilansir dari berbagai sumber, termasuk data statistik pemerintah dan wawancara dengan para ahli ekonomi, fenomena ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Pertumbuhan ekonomi yang lambat, terutama di sektor pekerjaan dan gaji, menjadi salah satu pemicunya. Selain itu, biaya hidup yang semakin tinggi dan harga perumahan yang melonjak juga membuat banyak penduduk merasa sulit untuk bertahan di Selandia Baru.
Para migran yang meninggalkan Selandia Baru mencari peluang yang lebih baik di negara lain, terutama di Australia dan Kanada yang menawarkan kondisi ekonomi yang lebih stabil dan peluang pekerjaan yang lebih menjanjikan. Selain itu, kebijakan imigrasi yang lebih terbuka di negara-negara tersebut juga menjadi daya tarik bagi para pencari kesempatan baru.
Meskipun pemerintah Selandia Baru telah mencoba untuk merespons masalah ini dengan berbagai kebijakan ekonomi dan sosial, seperti stimulus fiskal dan program bantuan sosial, namun belum cukup efektif untuk menghentikan gelombang migrasi ini.
Badan Statistik Selandia Baru di Wellington pada Selasa 14 Mei 2024 melaporkan data setahun terakhir hingga Maret 2024 ada 78.200 warga negara telah meninggalkan Selandia Baru. Angka itu naik dari 74.900 warga yang pergi pada periode yang sama hingga Februari 2024.
Tingginya suku bunga telah memukul pengeluaran konsumen dan kepercayaan dunia usaha. Dalam survei terbaru menunjukkan adanya hubungan tingginya suku bunga dengan niat untuk merekrut pekerja yang semakin turun.
Saksikan kabar ini dalam bentuk video berikut:
https://youtu.be/TwIfAgSOH0U?si=cTlrzUtopRPoX-j0