KABARBURSA.COM - Mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Zein Mahmud, mulai mengakumulasi saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) dalam portofolio investasinya. Menurutnya, saham perusahaan teknologi tersebut saat ini berada pada valuasi yang terbilang murah dan memiliki prospek pertumbuhan yang menjanjikan.
"Saya mulai memasukkan saham WIFI di harga 270 hingga 278 ke dalam portofolio saya. Menurut penerawangan saya, harganya masih murah dan prospek perusahaan ini sangat baik," ujar Hasan dalam keterangan tertulis yang diterima KabarBursa.com, Kamis, 26 September 2024.
Hasan juga mengungkapkan ia masih memiliki saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL), meski belum kembali ke harga saat IPO. Namun, ia menilai WIFI memiliki keunggulan dalam skala operasional yang lebih kecil tapi lebih fleksibel dan kompetitif dibanding MTEL.
"Saya melihat skala kecil WIFI sebagai keunggulan. Segmen yang dilayani juga lebih variatif dibanding MTEL," katanya.
Beberapa keunggulan utama perusahaan, menurut Hasan, termasuk kerjasama strategis dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), yang memungkinkan WIFI menawarkan layanan internet dengan harga lebih terjangkau. Selain itu, ia mencatat sekitar 80 persen rumah tangga di Jawa berada dekat dengan jalur kereta api dan jalan tol, yang memberi WIFI keuntungan strategis.
"Kerjasama jangka panjang perusahaan, seperti kontrak dengan KAI yang dimulai sejak 2015 dan berakhir pada 2032, juga memperkuat posisi WIFI di pasar," kata Hasan.
Dari sisi kinerja keuangan, Hasan menyoroti pertumbuhan laba WIFI yang melonjak hingga 878 persen pada semester pertama 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ia memproyeksikan tren positif ini akan berlanjut di masa mendatang.
"Laba semester pertama tahun ini bahkan sudah melampaui laba setahun penuh 2023," ungkapnya.
Menurut Hasan, penetrasi fixed broadband di Indonesia masih rendah dibanding negara lain di ASEAN, dengan hanya sekitar 15 persen penetrasi, jauh di bawah Singapura dan Thailand. Ia melihat peluang besar bagi pertumbuhan WIFI di pasar ini.
Hasan menyimpulkan tren positif kinerja WIFI berpotensi terus berlanjut, sejalan dengan kondisi pasar yang mendukung dan strategi bisnis perusahaan yang matang.
Profil WIFI
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), yang dikenal juga dengan nama Surge, didirikan pada 2012 sebagai perusahaan digital terkemuka di Indonesia yang tidak hanya menawarkan koneksi, tetapi juga berperan sebagai enabler dalam transformasi digital di Indonesia. Perusahaan ini mengusung konsep ‘solution-preneur’ yang mencakup model bisnis terpadu yang terdiri dari tiga pilar: konektivitas, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, serta media dan hiburan.
Perjalanan Surge dimulai dari sebuah startup media luar ruang yang berfokus pada transportasi massal melalui platform MacroAd. Surge kemudian berkembang menjadi pionir dalam teknologi Programmatic Out-of-Home (OOH) dan Dynamic Content dengan lebih dari 2.000 media iklan yang telah dipasang di seluruh Indonesia. Perusahaan ini juga memperluas bisnisnya dengan menggelar kabel fiber optik sepanjang 2.800 km di Pulau Jawa, untuk meningkatkan kualitas jaringan koneksi dan analisa data berbasis teknologi. Dengan fokus pada peningkatan performa yang menambah nilai bagi komunitas, Surge terus menjadi salah satu perusahaan terdepan di sektor digital di Indonesia.
Pemegang saham utama PT Solusi Sinergi Digital Tbk terdiri dari PT Investasi Sukses Bersama, yang menguasai 50,11 persen saham dengan total 1,18 miliar lembar saham. Masyarakat umum memegang 49,6 persen saham atau sekitar 1,17 miliar lembar saham. Ada juga pemegang saham individu, Tinawati, yang memiliki 0,29 persen saham atau setara dengan 6,75 juta lembar saham.
Jumlah pemegang saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk tercatat mengalami fluktuasi dalam beberapa bulan terakhir. Per Juli 2024, jumlah pemegang saham meningkat menjadi 9.993, naik 194 dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, pada Juni 2024, jumlah pemegang saham adalah 9.799, mengalami sedikit peningkatan dari Mei 2024 yang mencatatkan 9.785 pemegang saham. Perusahaan mencatat penurunan jumlah pemegang saham secara signifikan pada April 2024, dengan penurunan sebesar 655 pemegang saham dibandingkan bulan sebelumnya.
Laba Bersih
WIFI mencatatkan peningkatan signifikan dalam laba bersih sepanjang 2024. Pada kuartal pertama, perusahaan berhasil meraup laba bersih sebesar Rp29 miliar, naik dari Rp20 miliar pada kuartal yang sama tahun 2023. Lonjakan lebih tajam terlihat pada kuartal kedua 2024, dengan laba bersih mencapai Rp60 miliar, kontras dengan kerugian sebesar Rp11 miliar pada kuartal kedua 2023. Jika dilihat secara tahunan (annualised), laba bersih perusahaan diproyeksikan mencapai Rp180 miliar, jauh melampaui perolehan Rp59 miliar pada tahun sebelumnya.
Profitabilitas
Perusahaan juga menunjukkan kinerja yang solid dalam hal profitabilitas. Return on assets (ROA) sebesar 6,5 persen dan return on equity (ROE) sebesar 16,71 persen menandakan bahwa perusahaan cukup efisien dalam menggunakan aset dan ekuitasnya untuk menghasilkan laba. Margin laba kotor (gross profit margin) pada kuartal ini tercatat sebesar 58,76 persen, sementara margin laba operasi (operating profit margin) dan margin laba bersih (net profit margin) masing-masing sebesar 49,71 persen dan 35,74 persen. Angka-angka ini menunjukkan efisiensi operasional perusahaan yang tinggi.
Laporan Laba Rugi
Dalam periode 12 bulan terakhir (TTM), perusahaan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp528 miliar dengan laba kotor sebesar Rp268 miliar. EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) tercatat sebesar Rp324 miliar, dan laba bersih mencapai Rp139 miliar. Angka-angka ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang stabil dan mampu mempertahankan profitabilitasnya di tengah persaingan industri yang ketat.(*)