KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan meningkatkan suku bunga sebesar 25bps. Prospek kenaikan ini dipicu oleh penundaan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Pada Senin 10 Juni 2024 pukul 17.06 WIB, indeks dolar menguat 0,44 persen ke 105,34 dari posisi akhir pekan sebelumnya di 104,88.
Lionel Priyadi, Strategis Fixed Income & Makro dari Mega Capital Sekuritas, menjelaskan bahwa penguatan indeks dolar didorong oleh pemulihan pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS). "Pada Jumat 7 Juni 2024, data non-farm payrolls AS mencatat penambahan sebesar 272.000 pekerjaan, melampaui perkiraan konsensus sebesar 185.000," jelasnya dikutip Senin 10 Juni 2024.
Menurutnya, pemulihan data pasar tenaga kerja AS akan mendorong The Fed untuk menunda pemangkasan suku bunga hingga September 2024, bahkan ada ekspektasi pasar hingga November.
Sebagai akibatnya, ia memperkirakan tekanan pada rupiah. Oleh karena itu, ia juga memperkirakan risiko kenaikan suku bunga oleh BI meningkat untuk periode Juni-Agustus, dengan kenaikan sebesar 25bps menjadi 6,5 persen.
Dengan demikian, Lionel memproyeksikan rupiah akan mencapai level Rp 16.500 per dolar AS pada akhir tahun ini.
Sutopo Widodo, Presiden Komisioner HFX International Berjangka, memiliki pandangan serupa. Dia melihat rupiah dalam prospek yang mengkhawatirkan.
"Semoga saja ada pergeseran moneter dari AS karena jika tidak, pelemahan bisa saja terus terjadi hingga Rp 16.500 per dolar AS," katanya. (*)