KABARBURSA.COM - Ketua Gabungan Perusahaan Eksport Indonesia Sulawesi Selatan (GPEI Sulsel), Arief R Pabettingi, menyatakan bahwa meskipun sektor komoditas terus berubah, kondisi ekspor saat ini tetap stabil.
"Saat ini, sektor ekspor Sulsel masih didominasi oleh komoditas seperti nikel, rumput laut, produk perikanan seperti ikan segar, cumi, udang, dan ikan fillet, serta komoditas lain seperti cengkeh, merica, kemiri, dan produk hutan pinus," kata Arief dikutip dari Kabarmakassar.com, Senin, 29 April 2024.
Dia menyebutkan, pada kuartal I/2024, ekspor Sulsel mencatat pertumbuhan sekitar 7,20 persen, menunjukkan kinerja yang stabil.
Namun, Arief juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi akibat dampak geopolitik, terutama dari konflik dan ketidakpastian ekonomi selama hampir tiga tahun pandemi COVID-19.
"Kami menghadapi tantangan dari konflik geopolitik yang mempengaruhi stabilitas ekspor, terutama sektor logistik yang mengalami kenaikan harga dan gangguan arus barang," tambahnya.
Menurut Arief, biaya logistik tinggi menjadi faktor utama yang membuat harga produk ekspor meningkat. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil langkah untuk mengoptimalkan sistem transportasi dan regulasi guna meminimalkan biaya logistik.
"Dalam situasi ini, peran pemerintah sangat penting. Dukungan dari pemerintah akan mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan daya saing produk komoditas di pasar internasional," ujarnya.
Arief juga menekankan pentingnya kerja sama antar pemerintah (government to government/G2G) dalam menyelesaikan permasalahan regulasi ekspor, terutama terkait standar kebersihan dan higienis produk.
"Ekspor ke China, sebagai contoh, membutuhkan pemenuhan aturan ketat terkait regulasi higienis untuk produk siap konsumsi. Oleh karena itu, kerja sama antar pemerintah sangatlah penting dalam menetapkan regulasi yang harus dipatuhi," tutup Arief.
Untuk diketahui, sebagian besar komoditas yang diekspor masih dalam bentuk bahan baku, belum diolah menjadi produk jadi atau semi jadi.
Negara tujuan ekspor Sulsel di antaranya China, Jepang, Korea, Thailand, Filipina, Singapura, serta beberapa negara di Timur Tengah seperti Qatar, Sri Lanka, dan Arab Saudi. Ekspor ke Eropa cenderung terbatas, dengan Belanda dan sesekali Inggris menjadi tujuan.