Logo
>

Emas Dunia Tertekan Dolar, tapi Tetap Untung Secara Mingguan

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Emas Dunia Tertekan Dolar, tapi Tetap Untung Secara Mingguan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas dunia kembali merosot tajam pada perdagangan Sabtu, 14 Desember 2024 dini hari WIB. Harga logam mulia ini mencatat penurunan dua hari beruntun akibat penguatan dolar AS. Meski begitu, emas masih membukukan kenaikan mingguan didukung ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada pekan depan.

    Reuters melaporkan harga emas spot turun 1,1 persen ke USD2.652,2 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS jatuh 1,2 persen menjadi USD2.675,8 per ons. Dolar AS mendekati posisi tertingginya dalam lebih dari dua pekan terakhir, menekan harga logam mulia.

    Pada Kamis, 12 Desember 2024, emas sempat mencapai level tertinggi sejak 6 November, dengan kenaikan hampir 1 persen selama pekan ini. Analis senior RJO Futures, Daniel Pavilonis, menyebut potensi aksi ambil untung menjelang akhir tahun, tetapi meyakini tren bullish emas akan berlanjut.

    Sepanjang 2024, emas mencetak rekor harga tertinggi berkat kebijakan moneter longgar, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, dan permintaan sebagai aset aman di tengah gejolak global.

    Para pelaku pasar memperkirakan peluang 97 persen The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 17-18 Desember. Fokus juga akan tertuju pada pandangan Ketua The Fed Jerome Powell tentang kebijakan moneter 2025, di tengah kekhawatiran dampak tarif impor yang direncanakan Presiden terpilih Donald Trump.

    Tarif tersebut berpotensi mendorong inflasi, yang biasanya direspons dengan kenaikan suku bunga. Namun, suku bunga tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas, yang tidak menghasilkan imbal hasil.

    Analis Julius Baer, Carsten Menke, memproyeksikan ekonomi AS yang lebih kuat pada 2025 akan memberi ruang terbatas bagi pemangkasan suku bunga, melemahkan dukungan bagi harga emas.

    Selain emas, logam mulia lain juga melemah. Harga perak spot turun 1,3 persen menjadi USD30,5 per ons, platinum terkoreksi 0,9 persen ke USD915,8, dan palladium anjlok 1,9 persen ke USD951,8. Ketiganya diperkirakan mencatat kerugian mingguan.

    Investor Ambil Untung Jelang Rapat The Fed

    Pada perdagangan kemarin, harga emas dunia juga melemah setelah sempat mencatat level tertinggi dalam lima pekan terakhir. Penurunan ini dipicu aksi ambil untung oleh investor serta penyesuaian posisi menjelang pertemuan Federal Reserve pekan depan.

    Harga emas spot tergelincir 1,2 persen ke USD2.684,32 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS turun lebih dalam, sebesar 1,7 persen, ke USD2.709,7 per ons. Sebelumnya, harga emas sempat mencapai puncak tertinggi sejak 6 November.

    Analis dari MarketPulse by OANDA, Zain Vawda, menilai tren bullish emas masih bertahan dalam jangka pendek. Namun, penurunan harga saat ini disebabkan investor lebih memilih mengamankan keuntungan sebelum keputusan kebijakan moneter diumumkan.

    “Panduan kebijakan pasca-pertemuan The Fed akan menjadi fokus utama, terutama untuk mengukur keberlanjutan momentum pasar,” ujar Vawda, dikutip dari Consumer News and Business Channel International, Jumat, 13 Desember 2024.

    Alat analisis CME FedWatch Tool menunjukkan kemungkinan sebesar 98 persen bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga dalam rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Desember ini.

    Inflasi dan Pasar Tenaga Kerja

    Chief Operating Officer Allegiance Gold Alex Ebkarian mengungkapkan, meskipun peluang pemangkasan suku bunga kian menguat, inflasi yang tinggi tetap menjadi tantangan. “The Fed berada dalam dilema, harus menyeimbangkan inflasi yang meningkat dengan kebutuhan menstabilkan ekonomi,” tuturnya.

    Data terbaru menunjukkan indeks harga produsen (PPI) AS naik di atas perkiraan selama November akibat kenaikan harga makanan. Sementara itu, inflasi konsumen juga mencatat kenaikan bulanan terbesar dalam tujuh bulan terakhir.

    Di sisi lain, klaim pengangguran di AS dilaporkan meningkat, menunjukkan tanda pelonggaran di pasar tenaga kerja. Kondisi ini semakin memperkuat peluang pemangkasan suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini, meskipun target inflasi 2 persen belum tercapai.

    Ahli strategi komoditas TD Securities, Daniel Ghali, menambahkan, posisi dana masih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar terhadap hasil FOMC mendatang. “Penyesuaian posisi bisa terus terjadi untuk mengantisipasi risiko dari pertemuan ini,” kata Ghali.

    Penurunan harga emas turut menyeret harga logam mulia lainnya. Perak spot anjlok 2,6 persen ke USD30,07 per ons. Platinum dan paladium juga melemah masing-masing 1,4 persen ke USD926,20 per ons dan 0,9 persen ke USD972,92 per ons.

    Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase. Ini menjadi pemangkasan keempat sepanjang tahun dan membuka peluang pelonggaran lebih lanjut dalam waktu dekat.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).