Logo
>

Emas Melesat, Ketegangan Geopolitik Dorong Permintaan Safe Haven

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Emas Melesat, Ketegangan Geopolitik Dorong Permintaan Safe Haven

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas mencatat lonjakan signifikan hingga menembus USD2.700 per ons pada Jumat, 22 November 2024. Ini menjadi pekan terbaik bagi emas dalam hampir dua tahun terakhir, didorong meningkatnya permintaan aset aman di tengah eskalasi konflik Rusia-Ukraina.

    Dilansir dari Consumer News and Business Channel International, Sabtu, 23 November 2024, harga emas spot naik 1,5 persen ke USD2.709,24 per ons, level tertinggi sejak 6 November. Sementara itu, kontrak berjangka emas Amerika Serikat menguat 1,4 persen, ditutup di USD2.712,20 per ons.

    Chief Operating Officer Allegiance Gold, Alex Ebkarian, menyebut meluasnya konflik Rusia-Ukraina yang menyeret keterlibatan Amerika Serikat sebagai pendorong utama lonjakan ini. “Ketegangan geopolitik jelas meningkatkan daya tarik emas dalam jangka pendek,” ujarnya.

    Sepanjang pekan ini, emas menguat lebih dari 5,7 persen, menjadikannya performa mingguan terbaik sejak Maret 2023, ketika krisis perbankan global memicu lonjakan permintaan aset aman.

    Konflik dan Prospek Emas

    Krisis Rusia-Ukraina telah mendorong kenaikan harga emas hingga lebih dari USD 170 dari level terendah dua bulan di USD2.536,71 pada pekan lalu. Di tengah ketidakpastian global, emas kembali menjadi pilihan utama investor meski dolar AS menguat ke level tertinggi dalam dua tahun.

    Di sisi lain, peluang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada Desember terus menurun, dari 82,5 persen pekan lalu menjadi 53 persen. Beberapa pejabat The Fed mengkhawatirkan perlambatan progres inflasi, menandakan kebijakan moneter yang lebih berhati-hati.

    Ebkarian memprediksi harga emas dapat mencapai USD2.750 pada pertengahan Desember, terutama jika risiko inflasi meningkat akibat kebijakan tarif perdagangan yang direncanakan Presiden terpilih Donald Trump.

    Logam Mulia Lainnya

    Selain emas, logam mulia lain juga mencatatkan performa positif. Harga perak spot naik 1,5 persen ke USD31,24 per ons, sementara platinum menguat 0,6 persen ke USD964,36 per ons. Namun, palladium melemah 1,4 persen ke USD1.015,00 per ons.

    Analis Commerzbank mencatat bahwa platinum memiliki prospek yang cerah. “Kami memperkirakan harga platinum akan naik signifikan mengingat pasar kemungkinan besar akan mengalami defisit untuk tahun ketiga berturut-turut pada 2025,” tulis laporan tersebut.

    Tren Kenaikan

    Harga emas terus menunjukkan penguatan, mencatat kenaikan selama empat hari berturut-turut hingga Kamis, 21 November 2024 waktu setempat atau Jumat, 22 November 2024 dinihari WIB.

    Dalam seminggu terakhir, harga emas melonjak hingga 4 persen, didorong oleh lonjakan permintaan aset aman di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan proyeksi pendapatan yang mengecewakan dari raksasa teknologi Nvidia.

    Kenaikan Harga Emas

    Harga emas spot naik 0,8 persen menjadi USD2.670,49 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS ditutup naik 0,9 persen di USD2.674,90 per ons.

    Lonjakan ini menjadi performa mingguan terbaik sejak April 2024, yang memberikan sinyal kuat bahwa emas tetap menjadi pilihan utama di tengah ketidakpastian global.

    “Faktor geopolitik, terutama meningkatnya ketegangan konflik Rusia-Ukraina, menjadi pendorong utama dalam pasar emas beberapa hari terakhir,” ujar Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger.

    Konflik yang semakin intens di Ukraina, ditambah eskalasi ketegangan di Timur Tengah, memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.

    Memang, sejak konflik Timur Tengah pecah pada Oktober lalu, harga emas beberapa kali mencatatkan rekor baru. Sekali lagi, ini mencerminkan peran emas sebagai aset aman dalam krisis global.

    Ketegangan meningkat setelah Amerika Serikat memveto resolusi gencatan senjata PBB di Gaza. Sementara, konflik Rusia-Ukraina terus memanas, menambah tekanan pada pasar global. “Premi risiko geopolitik tetap tinggi, membuat daya tarik emas bertahan,” kata Meger.

    Kondisi ini pada akhirnya memberikan momentum bagi logam mulia untuk terus mencatatkan kenaikan signifikan.

    Sentimen Pasar Teknologi dan Emas

    Sementara itu, proyeksi pendapatan Nvidia yang mengecewakan juga menjadi katalis pendukung kenaikan harga emas. Saham Nvidia mengalami volatilitas meskipun melaporkan pendapatan yang kuat.

    Kondisi ini menciptakan sentimen risk-off di pasar ekuitas yang pada akhirnya mendorong investor beralih ke aset yang lebih aman, seperti emas.

    “Investor tidak hanya mencari aset aman tetapi juga mempertimbangkan stabilitas jangka panjang di tengah volatilitas pasar teknologi,” ujar analis Kitco Metals Jim Wyckoff.

    Menurut Wyckoff, target kenaikan emas berikutnya adalah menembus level resistensi kuat di USD2.700 per ons. Namun, arah pasar emas juga akan bergantung pada kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed).

    Survei Reuters menunjukkan bahwa sebagian besar ekonom memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga pada Desember besok. Meski demikian, ekspektasi pemangkasan suku bunga menurun tajam, dari 82,5 persen minggu lalu menjadi 56 persen saat ini.

    Selain itu, investor memantau komentar dari sejumlah pejabat The Fed yang dijadwalkan berbicara minggu ini. Keputusan The Fed akan memainkan peran penting dalam menentukan arah harga emas di masa mendatang.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).