KABARBURSA.COM - Emas kembali menorehkan capaian bersejarah. Kontrak XAU menembus level USD3.846 per troy ons pada perdagangan Senin, 29 September 2025, hingga pukul 14.30 WIB. Torehan tersebut melanjutkan reli yang sudah berlangsung tiga bulan terakhir.
Lonjakan ini kian menegaskan reputasi emas sebagai aset lindung nilai favorit, terutama saat pasar global diwarnai ketidakpastian, mulai dari perlambatan ekonomi hingga arah kebijakan bank sentral.
Namun, di balik sorotan positif itu, ada faktor penting yang patut dicermati: potensi kebangkitan dolar AS dari area demand yang bisa menjadi lawan sepadan reli emas.
Momentum Masih Menguasai, Area Krusial di Sekitar 3.800
Sejumlah indikator teknikal memperlihatkan reli emas masih sangat solid. Relative Strength Index (RSI) di 78,8 memang menandakan kondisi overbought, tetapi tren belum kehilangan tenaga.
ADX di atas 63 juga menegaskan bahwa tren naik tergolong sangat kuat, sementara MACD positif menambah konfirmasi dorongan bullish.
Dengan kata lain, hampir semua indikator serentak memberi sinyal beli. Kondisi ini sejalan dengan fakta bahwa seluruh moving average dari jangka pendek hingga panjang berada jauh di bawah harga saat ini. Kondisi ini memperlihatkan dominasi pembeli yang belum goyah.
Volatilitas harian yang terukur lewat ATR (14) di kisaran 44 poin memberi gambaran ruang gerak harga. Dari sini, target jangka pendek terbuka ke area USD3.891, sementara risiko koreksi sehat bisa menguji kembali kisaran USD3.801.
Secara teknikal, level 3.810–3.800 menjadi pivot psikologis yang wajib diperhatikan. Selama zona ini tetap kokoh, peluang reli berlanjut masih besar. Jika ditembus, harga berpotensi menguji 3.790 bahkan area support berikutnya di 3.770–3.742, yang bertepatan dengan MA jangka pendek. Sebaliknya, keberhasilan emas bertahan di atas 3.800 membuka jalan untuk mengincar target 3.885–3.905, bahkan ekstensi ke 3.930–3.950 jika level 3.900 mampu dilampaui dengan volume yang cukup.
Dolar AS: Potensi Magnet Koreksi
Namun, peta teknikal dolar AS memberi nada hati-hati. Indeks DXY saat ini berada di area demand jangka panjang dan menyisakan Fair Value Gap di rentang 100–104.
Dalam teori teknikal, celah nilai ini ibarat magnet harga yang berpotensi menarik dolar kembali naik. Jika rebound tersebut benar terjadi, emas bisa tertekan dan mundur sejenak ke area 3.810–3.790 untuk konsolidasi.
Tetapi bila dolar gagal bangkit dan justru tertekan di bawah 98, maka ruang emas untuk melanjutkan reli terbuka semakin lebar.
Secara keseluruhan, arah emas tetap bullish dengan momentum yang kuat. Namun, disiplin mengelola risiko sangat diperlukan, terutama dengan menjadikan 3.800 sebagai garis kompas.
Selama level ini bertahan, bias kenaikan tetap berlaku. Jika harga berhasil menembus 3.900, pasar bisa menyaksikan babak baru reli emas menuju rekor berikutnya.(*)