KABARBURSA.COM - Harga emas dunia tetap menguat pada perdagangan awal pekan ini, Jumat, 4 Juli 2025. Penguatan ini didorong oleh ekspektasi kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Sentimen lain yang mendorong penguatan harga emas adalah pelemahan terbatas dolar AS.
Investor global masih mencermati arah moneter Amerika Serikat, di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan pembelian emas oleh bank sentral.
Sebelumnya harga emas spot tercatat berada di level USD 3.336 per ons pada Selasa 2 Juli 2025 setelah sebelumnya menyentuh rekor USD 3.500 per ons pada akhir April.
Emas berjangka AS juga bergerak menguat, diperdagangkan di kisaran USD 3.325 per ons. Penguatan ini tercatat sebagai reli kuartalan kedua berturut-turut di tengah ketidakpastian arah kebijakan moneter global.
Salah satu penopang harga emas datang dari data tenaga kerja AS terbaru. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa perekonomian menciptakan 150.000 lapangan kerja pada Juni, lebih tinggi dari proyeksi 110.000.
Kendati demikian, pertumbuhan upah masih melambat dan tingkat pengangguran tetap bertahan di 4,0 persen.
Analis logam mulia dari HSBC, James Steel menyebut, momentum kenaikan emas mulai menunjukkan tanda-tanda konsolidasi.
“Pasar mulai memperhitungkan bahwa The Fed tidak akan agresif menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Dalam skenario ini, harga emas kemungkinan rata-rata akan berada di sekitar USD 3.215 per ons sepanjang 2025,” jelasnya, seperti dikutip dari MarketWatch.
Di sisi lain, permintaan emas fisik dari bank sentral global terus meningkat. Data dari World Gold Council menunjukkan bahwa beberapa negara, terutama di Asia dan Timur Tengah, memperbesar cadangan emas mereka dalam upaya diversifikasi dari dolar AS.
Pembelian neto oleh bank sentral global pada paruh pertama 2025 naik sekitar 11 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, Aakash Doshi, Kepala Strategi Komoditas di Citi, menyampaikan bahwa dukungan terhadap harga emas datang dari faktor geopolitik.
“Ketegangan di Timur Tengah, ditambah kekhawatiran inflasi global dan defisit anggaran AS, membuat emas tetap menjadi pilihan utama sebagai aset lindung nilai,” ujarnya dalam laporan riset terbaru.
Dari sisi teknikal, harga emas diperkirakan akan bergerak dalam rentang konsolidasi USD 3.200 hingga USD 3.400 dalam beberapa pekan ke depan, sebelum ada sinyal jelas dari pertemuan FOMC mendatang.
Sementara di dalam negeri, harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) naik ke level Rp1.896.000 per gram pada Kamis, 4 Juli 2025, mengikuti tren global. Harga buyback juga menguat menjadi Rp1.795.000 per gram.
Ke depan, pasar akan memantau rilis data ADP Employment Change dan klaim pengangguran mingguan AS yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat, yang berpotensi memengaruhi spekulasi arah suku bunga The Fed.(*)