Logo
>

Emiten ENRG Naik di Tengah Fluktuasi Harga Minyak Dunia 

Ditulis oleh Yunia Rusmalina
Emiten ENRG Naik di Tengah Fluktuasi Harga Minyak Dunia 

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) berhasil membukukan kenaikan dalam penjualan bersih, EBITDA, dan laba bersih pada periode semester I tahun 2024 terlepas dari fluktuasi harga minyak dunia.

    Berdasarkan informasi dari perseroan, peningkatan kinerja tersebut didukung oleh kenaikan produksi minyak dari aset Siak dan Kampar di Riau, yang memberikan kontribusi sebesar 2.300 barel minyak per hari.

    Direktur Utama & Chief Executive Officer (CEO) ENRG , Syailendra S. Bakrie menerangkan saat ini ENRG mengoperasikan 13 aset minyak dan gas yang ada di Indonesia dan Mozambique dengan jumlah cadangan gross terbukti dan terukur yang cukup signifikan, yaitu sebesar 46,7 juta barel minyak dan 1.051 milyar kaki kubik gas.

    "ENRG akan melanjutkan usahanya untuk meningkatkan produksi migasnya dari aset-aset yang sudah dioperasikan, dan juga untuk segera mengkomersialisasikan sumber dayanya melalui percepatan aktivitas eksplorasi dan pengembangan, " terang Syailendra dalam keterangannya, Kamis, 1 Juli 2024.

    Menelisik laporan keuangannya, ENRG membukukan laba bersih sebesar USD33,53 juta pada semester I 2024. Angka tersebut naik 26 persen dibanding dengan laba bersih pada periode yang sama di 2023 yang sebesar USD26,57 juta.

    Penjualan bersih ENRG juga tercatat naik 5 persen dari USD191,47 juta pada semester I 2023 menjadi USD201,89 juta. Kemudian EBITDA naik 10 persen dari USD114,56 juta menjadi USD125,74 juta.

    Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk melakukan ralat pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Luar Biasa (LB) khususnya terkait agenda persetujuan atas penarikan kembali saham yang telah dibeli kembali (buyback) oleh perseroan melalui pengurangan modal ditempatkan dan disetor perseroan.

    Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), hal ini dikarenakan perseroan akan mengalihkan saham hasil pembelian kembali dengan cara dijual baik di Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek sesuai ketentuan Pasal 17 (a) POJK 30/2017.

    Manajemen menjelaskan, agenda tersebut merupakan permintaan persetujuan RUPS terkait tindak lanjut atas keputusan RUPS Luar Biasa Kedua tanggal 10 Januari 2018 khususnya mengenai persetujuan pembelian kembali 2 sisa saham perseroan (buyback) yang timbul dari hasil pelaksanaan reverse stock.

    Dimana sesuai POJK No. 30/POJK.04/2017 tentang pembelian kembali saham yang dikeluarkan oleh perusahaan terbuka (POJK 30/2017) Pasal 14 sampai dengan 16, bahwa perusahaan terbuka wajib mengalihkan saham hasil pembelian kembali dan hal ini wajib dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

    Selanjutnya, sesuai Pasal 17 (b) hasil pembelian kembali dapat dialihkan, salah satunya adalah dengan cara pengurangan modal.

    Adapun pada kuartal I tahun 2024, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), perusahaan hulu migas (minyak dan gas) milik keluarga Bakrie, mencetak laba bersih USD17,6 juta pada kuartal I 2024, naik tipis 1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD17,4 juta.

    Energi Mega juga mencatatkan sedikit kenaikan pada EBITDA sebesar 2 persen menjadi USD65 juta dari USD 64 juta. Sedangkan penjualan bersih turun 6 persen menjadi USD 97 juta dari USD 103 juta.

    Adapun produksi minyak dan gas Energi Mega menunjukkan kinerja yang cukup konsisten dari tahun ke tahun. Produksi minyak bersih meningkat 2 persen menjadi 6.267 barel per hari dari 6.135 barel per hari. Produksi gas bersih turun 3 persen menjadi 149 juta kaki kubik per hari dari 154 juta kaki kubik per hari.

    Saham ENRG

    Dari sisi lainnya, kinerja saham ENRG dalam kurun waktu satu minggu cukup fluktuatif. Mengutip RTI Business, saham ENRG sempat naik pada tanggal 26 hingga 29 Juli 2024, namun pada tanggal 30 dan 31 Juli 2024 sahamnya anljok.

    Pada awal perdagangan awal bulan Juli 2024, ENRG menguat ke level 222 meningkat 3,74 persen setara dengan 8 poin. Secara teknikal, saham ENRG sedang berada dalam periode konsolidasi jangka pendek usai dalam tren naik sejak akhir Juni lalu. Area resistance terdekat berada di 228-232 dan support 212-200.

    Saham emiten minyak & gas (migas) menguat pada lanjutan sesi I, Kamis, 1 Agustus, tersengat kenaikan harga minyak mentah di tengah konflik Timur Tengah yang terus memanas.

    Harga minyak mentah dunia naik signifikan pada Rabu, 31 Juli 2024 seiring risiko geopolitik meningkat setelah pembunuhan seorang pemimpin utama kelompok militan Hamas dan adanya sebuah laporan yang menunjukkan penurunan persediaan minyak Amerika Serikat (AS).

    Menurut data pasar, pada Rabu, kontrak berjangka (futures) jenis Brent 3,74 persen, sedangkan minyak jenis WTI naik tajam 4,52 persen.

    Harga Minyak

    Sementara, pada Kamis, 1 Agustus 2024, per pukul 09.00 WIB, minyak Brent melemah 0,27 persen ke level USD81,29 per barel dan minyak WTI terkoreksi 0,32 persen ke USD78,45 per barel.

    Melansir dari MT Newswires, Kenaikan ini terjadi setelah pembunuhan Ismail Haniyeh, kepala sayap politik Hamas, dalam serangan udara di Teheran.

    Sementara Iran dan Hamas sama-sama menyalahkan Israel, yang sedang berperang dengan kelompok militan yang didukung Iran. Israel sejauh ini belum memberikan komentar.

    Namun, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan membalas serangan tersebut, sebuah langkah yang dapat menyebabkan perang yang lebih luas di Timur Tengah dan mempengaruhi pasokan minyak di Teluk Persia.

    "Brent crude kembali diperdagangkan di atas USD80 sebagai respons terhadap kekhawatiran yang diperbarui tentang stabilitas di Timur Tengah, setelah Hamas mengatakan Israel telah membunuh pemimpin politiknya, yang sedang dalam kunjungan ke Iran,” kata kepala strategi komoditas di Saxo Bank Ole Hansen.

    Ole menambahkan, bersama dengan kekacauan antara Israel dan Hizbullah di Lebanon, pasar sekali lagi dipaksa untuk fokus pada risiko dari konflik ini meluas ke bagian lain Timur Tengah.

    Analis Citi Research juga menjelaskan, harga minyak naik di sesi awal perdagangan Asia, didorong oleh kekhawatiran akan potensi meluasnya konflik di Timur Tengah yang bisa mengakibatkan gangguan pasokan.

    "Kami khawatir kawasan ini berada di ambang perang besar-besaran," kata perwakilan Jepang untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Shino Mitsuko, pada Rabu saat Dewan Keamanan (DK) PBB menyerukan peningkatan upaya diplomatik.

    Penurunan persediaan minyak AS juga memberikan dukungan pada harga. Dalam survei mingguannya, Administrasi Informasi Energi (EIA) mengatakan stok minyak mentah AS turun 3,4 juta barel pekan lalu, sementara stok bensin turun 3,7 juta barel dan distilat turun 1,5 juta barel.  (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunia Rusmalina

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.