Logo
>

Emiten Farmasi ini Klaim Produknya Laris, Kinerja Gimana?

Ditulis oleh Syahrianto
Emiten Farmasi ini Klaim Produknya Laris, Kinerja Gimana?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Emiten farmasi PT Phapros Tbk (PEHA) baru-baru ini melakukan survei internal yang melibatkan masyarakat Jabodetabek untuk mengevaluasi pandangan mereka terhadap perusahaan dan pengetahuan mereka tentang industri farmasi di Indonesia. Responden survei berasal dari berbagai latar belakang, termasuk karyawan, tenaga kesehatan, dan mahasiswa.

    Hasil survei menunjukkan bahwa produk Antimo merupakan yang paling banyak dikonsumsi, dengan 14 persen responden menyatakan sering mengonsumsinya untuk mencegah mabuk perjalanan, sementara merek lain hanya mencatatkan 1 persen konsumsi.

    “Temuan ini menunjukkan bahwa responden menunjukkan loyalitas terhadap Antimo karena manfaatnya dalam mengatasi mabuk perjalanan dalam jangka pendek,” ujar Plt Direktur Utama PT Phapros Tbk, Ida Rahmi Kurniasih, dalam pernyataannya, dikutip pada Senin, 29 Juli 2024.

    Dari segi sumber informasi, sebagian besar responden (77 persen) mendapatkan edukasi kesehatan melalui media sosial, sementara 15 persen dari portal berita, dan 6 persen dari newsletter organisasi atau perusahaan.

    “Survei kami juga menemukan bahwa kegiatan seperti Live Instagram dan Live Tiktok menjadi sumber informasi tentang kesehatan bagi responden. Sebanyak 25 persen dari mereka menyukai siaran langsung di media sosial, dengan 13 persen mengikuti Live Instagram dan 12 persen di Tiktok,” tambah Ida.

    Selain itu, 39 persen responden mencari pengetahuan kesehatan dari komunitas olahraga, sedangkan hanya 22 persen dari seminar atau workshop. Secara demografis, mayoritas responden (68 persen) adalah pekerja kantoran atau wirausaha, 20 persen ibu rumah tangga, 3 persen tenaga kesehatan, dan 8 persen mahasiswa atau pelajar, dengan sebagian kecil lainnya dari berbagai latar belakang.

    “Survei internal ini memberikan masukan berharga bagi kami untuk terus berinovasi dalam menyediakan obat dan alat kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat,” kata Ida.

    Menyinggung performa saham PEHA, Ida mencatat bahwa saham ini mengalami kenaikan 8 persen dalam sebulan terakhir menjelang akhir Juli 2024. Namun, sepanjang tahun ini, saham PEHA mengalami penurunan sebesar 44,19 persen menjadi Rp346 per saham pada Jumat, 26 Juli 2024.

    “Sektor farmasi tetap menarik perhatian di tahun 2024 meskipun dengan tantangan yang signifikan, karena pertumbuhan berkelanjutan perusahaan farmasi di Indonesia baik dari segi produksi obat-obatan maupun alat kesehatan,” tambah Ida.

    Kinerja PEHA

    Selanjutnya, laba produsen obat Antimo mengalami penurunan drastis sebesar 78,77 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp5,95 miliar sepanjang tahun 2023. Menurut laporan keuangan per 31 Desember 2023, penurunan laba PEHA sejalan dengan penurunan penjualan perusahaan sebesar 13,21 persen menjadi Rp1,01 triliun, dari level Rp1,16 triliun pada tahun 2022 sebelumnya.

    Penjualan berasal dari segmen Obat Generik Berlogo (OGB) yang mengalami penurunan sebesar 5,145 persen menjadi Rp526,10 miliar. Segmen obat resep (Ethical) juga mengalami penurunan sebesar 23,09 persen menjadi Rp286,63 miliar, sedangkan segmen obat bebas (OTC) turun 16,05 persen menjadi Rp183,28 miliar.

    Di samping itu, pendapatan dari segmen toll-in juga mengalami penurunan sebesar 20,74 persen menjadi Rp18,11 miliar. Seiring dengan penurunan penjualan, beban pokok penjualan turun 15,17 persen menjadi Rp495,70 miliar, sementara beban usaha turun 7,82 persen menjadi Rp451,33 miliar.

    Meskipun demikian, beban keuangan PEHA mengalami kenaikan menjadi Rp64,28 miliar, naik 6,8 persen dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar Rp60,19 miliar. Dengan demikian, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp5,95 miliar sepanjang tahun 2023, mengalami penurunan signifikan sebesar 78,77 persen dari Rp28,06 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Dari segi aset, PEHA memiliki aset senilai Rp1,76 triliun, mengalami penurunan 2,24 persen dari posisi Rp1,80 triliun pada 31 Desember 2022. Sementara itu, liabilitas dan ekuitasnya masing-masing tercatat sebesar Rp995,56 miliar dan Rp770,32 miliar.

    Target PEHA Berikutnya

    PEHA menyatakan bahwa prospek bisnis farmasi dan alat kesehatan di Indonesia tetap positif di tahun 2024. Permintaan akan produk kesehatan untuk pengobatan, pencegahan, dan promosi terus ada dan bahkan meningkat dari waktu ke waktu.

    Perusahaan optimis dapat mencapai kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. PEHA menargetkan peningkatan pendapatan dan laba hingga 7 persen untuk tahun ini.

    "Kami menargetkan pertumbuhan minimal sejalan dengan pertumbuhan sektor industri farmasi yang mencapai 5-7 persen. Kami tetap optimis untuk mencapai kinerja yang lebih baik, dengan menerapkan beberapa strategi pemasaran terutama untuk produk obat resep, serta memperkuat strategi branding di segmen obat bebas dan supply chain," kata Zahmilia Akbar, Corporate Secretary Phapros.

    Namun, PEHA belum dapat mengungkapkan secara rinci alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk tahun ini. Secara umum, capex tahun 2024 akan difokuskan pada peningkatan fasilitas produksi perusahaan dan memenuhi standar cGMP (current Good Manufacturing Process).

    "Capex tahun ini akan digunakan untuk meningkatkan fasilitas produksi serta memenuhi kebutuhan penunjang lainnya agar sesuai dengan standar cGMP," tambahnya.

    Zahmilia juga menyoroti bahwa tantangan utama PEHA di tahun ini mirip dengan tantangan yang dihadapi industri farmasi lainnya, yaitu terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan produk yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau.

    "Kami fokus untuk menghadapi tantangan ini dengan mengalokasikan sumber daya secara optimal untuk inovasi, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk dan proses bisnis kami," tutup Zahmilia. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.