Logo
>

Emiten Industri Diprediksi Moncer Pasca Pemilu

Ditulis oleh KabarBursa.com
Emiten Industri Diprediksi Moncer Pasca Pemilu

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM-Para emiten kawasan industri optimis bahwa bisnis pengembangan dan pengelolaan kawasan industri akan mengalami peningkatan. Pasca Pemilihan Umum (Pemilu) atau Pemilihan Presiden (Pilpres), pelaku bisnis menantikan investor untuk mulai menanamkan investasi.

    Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI), Sanny Iskandar, menyatakan bahwa prospek bisnis kawasan industri di tahun ini akan baik, dengan catatan penyelenggaraan Pemilu atau Pilpres berjalan dengan aman dan kondusif, sehingga tidak menimbulkan gejolak.

    "Para investor yang sebelumnya menunggu dan melihat kondisi setelah Pemilu, akan mulai mengambil keputusan," ujar Sanny, dikutip Selasa 13 Februari 2024.

    Sanny menegaskan bahwa untuk memastikan kesuksesan bisnis kawasan industri, diperlukan kepastian hukum dan regulasi yang jelas bagi para investor, agar pelaksanaannya transparan dan konsisten.

    Menurutnya, kawasan industri masih memiliki potensi pertumbuhan yang optimal, dengan perkiraan kinerja penjualan lahan di kawasan industri Indonesia dapat tumbuh sekitar sama dengan tahun 2023.

    Lebih lanjut, Sanny menyatakan bahwa investor asing kemungkinan besar akan tetap mendominasi kawasan industri nasional, meskipun tidak menutup kemungkinan bagi investor lokal untuk melakukan ekspansi dengan memanfaatkan kawasan industri.

    Dari sisi pelaku usaha, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) optimis bahwa target marketing sales atau prapenjualan sebesar Rp 1,81 triliun pada tahun ini dapat tercapai. Emiten pengembang kawasan terpadu Kota Deltamas ini mengandalkan kontribusi utama dari penjualan lahan sektor industri.

    "Kami tetap optimis bahwa tahun ini tetap baik dan target kami akan tercapai," kata Tondy Suwanto, Direktur dan Sekretaris Perusahaan DMAS.

    Tondy menjelaskan bahwa target prapenjualan tersebut telah dipertimbangkan secara konservatif, dengan memperhatikan faktor-faktor seperti tingkat pertumbuhan ekonomi nasional dan situasi geopolitik global.

    Menurutnya, permintaan lahan masih cukup besar pada awal tahun 2024. DMAS masih memiliki permintaan lahan sebesar 90 hektar, yang menjadi salah satu pertimbangan dalam menetapkan target prapenjualan untuk tahun 2024.

    Sementara itu, permintaan lahan pada awal tahun 2024 didominasi oleh segmen data center, seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan transformasi digital.

    Selain itu, di awal tahun 2024, terdapat permintaan dari segmen industri lain seperti otomotif, FMCG, industri kimia, serta sektor hunian dan komersial yang diprediksi akan meningkat seiring dengan aktivitas ekonomi dan industri di Kota Deltamas.

    Emiten properti PT Intiland Development Tbk (DILD) menargetkan total marketing sales tahun 2024 sebesar Rp 2 triliun, termasuk penjualan lahan industri.

    "Untuk mencapai target, kami terus mempersiapkan B sebagai kawasan industri yang ideal untuk berbagai jenis sektor industri," kata Theresia Rustandi, Sekretaris Perusahaan DILD kepada KONTAN, Senin (12/2).

    DILD fokus meningkatkan penjualan stok unit dari proyek yang sudah ada, terutama di segmen rumah tapak dan kawasan industri. Mereka juga meningkatkan penjualan stok unit apartemen siap huni.

    Theresia menilai tantangan bisnis lahan industri banyak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang fluktuatif dan situasi geopolitik yang tidak stabil.

    Kondisi ekonomi global yang tidak pasti dapat mempengaruhi investasi dalam industri manufaktur, sementara ketidakpastian geopolitik dapat memengaruhi arus perdagangan dan investasi global.

    Emiten pengembang kawasan industri, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) optimis bahwa penyerapan lahan akan tetap tumbuh di tahun 2024, meskipun dihadapi berbagai tantangan, termasuk sentimen politik dan risiko geopolitik.

    Sekretaris Perusahaan KIJA, Mulyadi Suganda, menyatakan bahwa hingga saat ini potensi gangguan dari situasi politik belum terlihat, dan permintaan kawasan industri kemungkinan akan tetap baik di tahun ini.

    "Dengan proyeksi dan pipeline yang kami miliki, kami yakin penyerapan lahan kawasan industri akan tetap baik di tahun ini," ungkapnya.

    PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) belum menetapkan target prapenjualan untuk tahun ini. Head of Investor Relations Bekasi Fajar, Seri, mengatakan bahwa strategi mereka masih berfokus pada penjualan tanah industri sebagai bisnis inti perusahaan.

    "Kami juga terus mengembangkan fasilitas yang dibutuhkan pasar saat ini," tambah Seri.

    Dia menambahkan bahwa bisnis kawasan industri masih memiliki peluang untuk berkembang, terutama seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan industri. Selain itu, adanya industri-instru baru yang inovatif seperti data center dan ekosistem kendaraan listrik juga menjadi faktor pendorong pertumbuhan bisnis kawasan industri.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi