Logo
>

Emiten Keuangan yang Disarankan saat Suku Bunga Tertahan

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Emiten Keuangan yang Disarankan saat Suku Bunga Tertahan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kepala Divisi Literasi dan Pendidikan Pelanggan Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, melihat bahwa sektor keuangan dan konsumen bisa stabil di tengah kondisi suku bunga yang tertahan.

    Menurut Audi, sektor-sektor seperti keuangan dan konsumen kemungkinan akan lebih stabil menghadapi kondisi suku bunga yang tetap. Hal ini disampaikannya kepada Kabar Bursa pada Selasa, 26 Maret 2024.

    Bank Indonesia (BI) telah mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 6persen, sementara proyeksi menunjukkan kemungkinan penurunan suku bunga pada semester II tahun ini.

    Gubernur BI Perry Warjiyo juga menyebut adanya prediksi pemangkasan suku bunga Federal Funds Rate (FFR) pada Juni 2024, yang menciptakan tingkat ketidakpastian keuangan global yang tinggi.

    Meskipun demikian, Audi merekomendasikan beberapa saham pilihan di sektor keuangan dan konsumer yang layak diamati di tengah kondisi suku bunga yang stabil.

    Sektor Keuangan:

    • PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) - Buy, Take Profit: 6.650
    • PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) - Buy, TP: 7.350
    • PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) - Buy, Take Profit: 7.300

    Sektor Konsumer:

    • PT Mayora Indah Tbk (MYOR) - Buy, Take Profit: 3.160
    • PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) - Buy, Take Profit: 14.750

    Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) pada level 6,00persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Februari 2024. Keputusan ini merupakan bagian dari kebijakan moneter yang berfokus pada stabilitas.

    Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan bahwa keputusan tersebut bertujuan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dan mengambil langkah-langkah preventif yang proaktif untuk menjaga inflasi tetap terkendali sesuai dengan target yang ditetapkan.

    “Ini untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dan langkah pre-emptive juga forward-looking, memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran,” tegas Perry dalam konferensi pers di Jakarta pada Rabu 21 Februari 2024 kemarin.

    BI saat ini menargetkan inflasi tahun 2024 berada di kisaran 2,5persen plus minus 1. Selain itu, Perry menegaskan bahwa kebijakan makroprudensial yang pro-pertumbuhan akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Kebijakan makroprudensial akan diberlakukan secara longgar untuk mendukung kredit perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga. Penguatan sistem pembayaran digital, termasuk digitalisasi keuangan pemerintah pusat dan daerah, juga akan diperkuat untuk meningkatkan transaksi dan memperluas inklusi ekonomi dan keuangan digital.

    “Bauran kebijakan tersebut akan terus diarahkan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tambahnya.

    Selain mempertahankan suku bunga acuan, bank sentral juga memutuskan untuk menahan suku bunga deposit facility pada level 5,25persen dan suku bunga lending facility pada level 6,75persen. (yub/adi)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.