Logo
>

Emiten Restoran ini Lapor Realisasi Dana IPO Rp139,9 Miliar

Ditulis oleh Syahrianto
Emiten Restoran ini Lapor Realisasi Dana IPO Rp139,9 Miliar

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK), emiten pengelola restoran Gokana, mengumumkan hasil penggunaan dana penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada Minggu, 30 Juni 2024.

    Christopher Supit, Direktur ENAK, mengatakan, perusahaan telah memperoleh hasil bersih IPO pada 8 Februari 2022 sebesar Rp139,9 miliar. Hasil ini telah dikurangi biaya sebesar Rp1,68 miliar sehingga dana utuh yang didapatkan mencapai Rp141,66 miliar.

    Dalam realisasinya, ENAK, kata Christopher Supit, menggunakan Rp26,5 miliar untuk belanja modal. Dana juga dipakai untuk pelunasan sebagian pinjaman kepada CIMB. Selain itu, pelunasan sebagian pinjaman pemegang saham masing-masing sebesar Rp39,19 miliar. Lebih lanjut, perseroan mengalokasikan Rp34,99 miliar untuk modal kerja.

    Dengan demikian, ENAK telah merealisasikan seluruh dana IPO sebesar Rp139,9 miliar. Langkah ini menunjukkan komitmen perseroan untuk menggunakan dana IPO secara efektif dan efisien demi mendukung pertumbuhan bisnis dan operasional perusahaan.

    PT Champ Resto Indonesia Tbk terus berupaya meningkatkan kinerja dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang sahamnya melalui pengelolaan keuangan yang transparan dan bertanggung jawab.

    Kinerja Keuangan ENAK

    Emiten saham ENAK mencatatkan rugi bersih sebesar Rp15,60 miliar pada kuartal III 2023. Menurut laporan keuangan perusahaan kuartal III 2023, anjloknya laba tahun berjalan perusahaan disebabkan adanya kenaikan pada sejumlah beban. Tercatat, beban penjualan perseroan mengalami kenaikan hingga 21,68 persen menjadi Rp528,78 miliar dari sebelumnya hanya Rp434,58 miliar.

    Kemudian, beban umum dan administrasi perusahaan naik 4,70 persen menjadi Rp72,09 miliar dari Rp68,85 miliar. Hal ini kemudian membuat laba usaha perseroan merosot 15,69 persen menjadi Rp42,96 miliar dari Rp50,96 miliar.

    Di samping itu, perusahaan juga melaporkan adanya lonjakan pada pos beban usaha lainnya hingga 307,18 persen. Hingga akhir September 2023, beban usaha lainnya yang dicatatkan perusahaan mencapai Rp28,78 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun lalu, beban usaha lainnya tercatat hanya Rp7,07 miliar.

    Dari sisi aset, per September 2023 perseroan mencatatkan kenaikan total aset 10,01 persen menjadi Rp899,34 miliar dari posisi per Desember 2022 yang senilai Rp817,51 miliar. Jumlah ini terdiri dari total aset lancar sebesar Rp112,89 miliar dan total aset tidak lancar sebesar Rp786,45 miliar.

    Sementara itu, total ekuitas perusahaan justru mengalami penurunan. Tercatat sepanjang sembilan bulan pertama 2023, ENAK membukukan total ekuitas Rp257,26 miliar. Angka ini lebih rendah 4,27 persen dari posisi per Desember 2023 yang sebesar Rp268,73 miliar.

    Adapun total liabilitas perusahaan naik 26,05 persen menjadi Rp642,08 miliar dari semula Rp509,37 miliar. Jumlah ini terdiri dari total liabilitas jangka pendek senilai Rp350,67 miliar dan total liabilitas jangka panjang senilai Rp291,41 miliar.

    Sementara itu pada kuartal I 2024, laba bersih ENAK meroket 406 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp15,46 miliar, dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp3,05 miliar. Capaian laba tersebut didorong menguatnya penjualan 27,53 persen yoy menjadi Rp397,45 miliar pada 31 Maret 2024, dibanding periode 3 bulan pertama 2023 sebesar Rp311,65 miliar.

    Secara terperinci berdasarkan segmen, pendapatan ENAK disumbang dari Restoran Gokana sebesar Rp113,57 miliar, diikuti Raacha sebesar Rp134,56 miliar, Monsieur Spoon Rp116,34 miliar, dan lain-lain Rp32,98 miliar. Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok ENAK juga ikut terkerek 20,67 persen menjadi Rp142,35 miliar, dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp117,96 miliar.

    Alhasil, laba kotor perseroan juga naik 31,71 persen menjadi Rp255,1 miliar, dibandingkan kuartal I 2023 sebesar Rp193,68 miliar.

    Sementara itu, kas dan setara kas perseroan juga mengalami kenaikan 76,29 persen menjadi Rp49,92 miliar, dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp28,32 miliar. Berdasarkan neraca, total aset ENAK tercatat sebesar Rp1,08 triliun per 31 Maret 2024, dibandingkan akhir Desember 2023 sebesar Rp1,05 triliun.

    Liabilitas perseroan naik menjadi Rp809,51 miliar, dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp794,96 miliar. Sementara itu, ekuitas naik menjadi Rp279,79 miliar, dari posisi akhir Desember 2023 sebesar Rp264,33 miliar.

    Prospek Bisnis FnB

    Sektor FnB di Indonesia merupakan salah satu sektor yang menawarkan potensi pertumbuhan yang paling tinggi se-Asia Tenggara, hal ini didukung dengan adanya fakta bahwa kelas menengah kita merupakan yang terbesar, dan memiliki pertumbuhan yang paling cepat. Kalau diperhatikan seksama, trend melakukan order makanan menggunakan platform online masih terus digemari hingga sekarang meski masyarakat rela merambah harga yang lebih premium.

    Analis Stocknow.id Sinta Dwi Untari menilai emiten yang bergerak di bisnis gerai food and beverage (FnB) ini memiliki ruang untuk menumbuhkan kinerja. Katalis utamanya datang dari stabilitas ekonomi dan tingkat konsumsi masyarakat.

    Hanya saja, Sinta mengingatkan sejumlah emiten restoran masih dibayangi sentimen negatif pada kinerja bisnisnya. Terutama setelah ramai aksi boikot terhadap jaringan restoran tertentu yang brand afiliasinya dipersepsikan mendukung Israel. Meski dalam beberapa waktu belakangan ini konsumen sudah mulai membaik lagi. Hal ini yang seharusnya perusahaan jaga agar ke depannya tidak kembali menimbulkan kontroversi yang merugikan.

    Sedangkan Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya menyoroti bisnis restoran yang semakin kompetitif. Emiten restoran perlu kreatif menerapkan strategi pemasaran agar bisa bertahan dalam ketatnya persaingan dengan perusahaan restoran non-emiten.

    Di sisi yang lain, Cheril melihat untuk saat ini saham-saham emiten restoran kurang menarik. Di mana, sahamnya kurang likuid, transaksinya sepi dan harganya juga downtrend.

    Sinta punya pandangan serupa, mayoritas masih dalam fase sideways bahkan cenderung turun. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga mengamini hal tersebut, di mana secara teknikal belum menjadi momentum yang tepat untuk mengoleksi saham emiten restoran. Meski punya prospek apik pada momentum Ramadan, Herditya menyarankan agar tetap mencermati sinyal teknikal jika ingin mengoleksi saham emiten restoran. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.