Logo
>

Emiten Sektor Migas Berpotensi Gacor usai Harga Minyak Naik Tajam

Ditulis oleh Syahrianto
Emiten Sektor Migas Berpotensi Gacor usai Harga Minyak Naik Tajam

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Investment Analyst Stockbit Sekuritas Hendriko Gani melihat ada potensi dan peluang bagi para emiten minyak dan gas bumi (migas) dan penunjang migas menyambut kenaikan harga minyak mentah dunia.

    Dalam data terakhir, harga minyak mentah dunia naik tajam lebih dari 3 persen pada perdagangan hari Senin, 7 Oktober 2024. Tingginya risiko perang di Timur Tengah memicu kenaikan harga tersebut setelah sebelumnya berada pada posisi bearish.

    Dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik USD2,88 atau 3,7 persen untuk menetap di level USD80,93 per barel. Sementara itu, minyak mentah Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) naik USD2,76 atau 3,7 persen menjadi USD77,14 per barel.

    Pekan lalu, Brent naik lebih dari 8 persen dan WTI melonjak lebih dari 9 persen dari minggu sebelumnya. Ini merupakan kenaikan terbesar dalam lebih dari satu tahun.

    Penyebabnya ialah serangan misil Iran pada 1 Oktober 2024 lalu terhadap Israel sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa respons Israel akan menargetkan infrastruktur minyak Teheran.

    Melihat situasi tersebut, Hendriko menyatakan bahwa kenaikan harga minyak berpotensi memberikan sentimen positif terhadap sejumlah emiten sektor tersebut. Catatannya, ini terjadi hanya dalam jangka pendek.

    "PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Elnusa Tbk (ELSA) menjadi saham produsen migas mungkin mendapat sentimen positif," ujarnya dalam laporan tertulisnya, Selasa, 8 Oktober 2024.

    Selain emiten produsen migas, tutur Hendriko, PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) dan PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD), adalah dua emiten penunjang migas yang bisa mendapatkan hal sama.

    Sementara itu, secara lebih luas, saham energi untuk satu pekan ke depan diprediksi bullish.

    Saham Energi Berpotensi Bullish?

    Secara terpisah, Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata mengatakan, terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kinerja saham energi yang kini masih berpatokan dengan crude oil atau minyak mentah.

    Liza menuturkan, secara teknikal crude oil saat ini memiliki pola bullish reversal double bottom yang mana membuka potensi penguatan harga. Selain itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang baru-baru ini memanas kembali, turut menjadi sentimen yang mempengaruhi kinerja saham energi.

    “Kemudian juga dijustifikasi oleh potensi eskalasi konflik Timur Tengah. Saya rasa, situasinya di sana masih sangat memanas,” kata Liza.

    Dia menambahkan, konflik di Timur Tengah berpotensi membuat eskalasi dan melebar ke wilayah Timur Tengah lainnya. Inilah mengapa harga crude oil ‘mendidih’. “Di satu sisi  juga meningkatkan harga batu bara sebagai subtitusi energi,” ungkap dia.

    Di antara emiten energi, Liza memilih MEDC sebagai rekomendasi karena yang paling berpotensi melanjutkan penguatan. Lainnya, ia juga merekomendasikan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). Meski lebih kepada distributor, Liza memandang emiten ini up trend-nya cukup lancar dalam beberapa pekan terakhir.

    Di sektor batu bara, Liza merekomendasikan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

    Senada dengan Liza, Senior Investment Information Mirae Asset Nafan Aji Gusta, berpendapat konflik Timur Tengah berdampak pada pergerakan saham energi di Indonesia.

    “Tentunya ini (konflik di Timur Tengah) akan mempengaruhi keterbatasan supply dan output energi itu sendiri, ya,” kata Nafan kepada  Kabarbursa.com, Jumat, 4 Oktober 2024.

    Hanya saja, lanjut dia, konflik tersebut tidak serta merta langsung mempengaruhi kinerja dari saham energi. Sektor ini masih harus menunggu waktu yang tepat untuk merasakan improving. Selain itu, sentimen yang didapat pada saham di Indonesia dari situasi tersebut hanya bersifat sementara.

    “Itu (konflik di Timur Tengah) merupakan suatu isu yang klasik, ya, sehingga tentunya sentimennya kalau buat saya relatif temporary,” ungkapnya.

    Stimulus China Untungkan Emiten Batu Bara

    Stimulus yang dilakukan China dinilai bisa menjadi sentimen positif bagi emiten batu bara di Indonesia. Beberapa keuntungan bisa didapat akibat stimulus dari Negeri Tirai Bambu.

    Perlu diketahui, China, melalui Bank Sentral Tiongkok (PBoC) baru saja memberi beberapa stimulus salah satunya dengan memangkas suku bunga.

    Langkah tersebut dilakukan pemerintah China untuk kembali meningkatkan ekonomi di negara tersebut. Cara ini bisa mendorong belanja fiskal dan menstabilkan sektor properti.

    Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana, mengatakan stimulus dari China sejatinya berpotensi mendorong permintaan. Jika ini terjadi, harga energi akan naik dan bakal berdampak positif terhadap batu bara.

    “(Kenaikan harga energi) biasanya juga akan mendorong adanya permintaan terhadap batu bara dalam negeri lebih baik,” kata dia kepada Kabarbursa.com, Rabu, 2 Oktober 2024.

    Jika memang kondisinya seperti yang disebutkan tadi, Fikri yakin pendapatan emiten batu bara di Indonesia juga akan meningkat.

    Lebih jauh dia juga menuturkan, sentimen positif dari stimulus China akan berlangsung lama. Sebab, kebijakan tersebut baru saja disahkan beberapa waktu lalu.

    “Saya pikir ini baru awal dan kalau kita lihat juga secara historis, kenaikan batu bara juga baru terjadi di Februari lalu untuk harga acuannya,” jelas Fikri. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.