KABARBURSA.COM - PT Bayan Resources Tbk (BYAN), perusahaan pertambangan milik konglomerat Low Tuck Kwong, akan membagi dividen USD800 juta. Rasio pembayaran dividen secara total mencapai 64,59 persen dari laba tahun 2023 yang mencapai USD1,24 miliar. Para investor akan mendapat jatah dividen USD0,024 atau Rp147,19 per saham.
Jenny Quantero, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BYAN mengatakan bahwa pembayaran dividen ini sesuai dengan hasil rapat umum pemegang saham tahunan pada tanggal 27 Juni 2024 lalu.
Itu sudah termasuk dividen interim pada pada 5 Januari 2024 senilai USD500 juta alias selevel dengan USD0,015 per saham. Oleh karena itu, perseroan tinggal menebar sisa dividen USD300 juta atau USD0,009 per lembar. Sisa 34,95 persen atau USD438,58 juta sebagai laba ditahan.
Rencana pembagian dividen tunai untuk periode tahun buku 2023 sesuai dengan hasil RUPS Tahunan pada 27 Juni 2024. Dan, rincian jadwal pembagian dividen tahun buku 2023 yang akan dibayar menjadi sebagai berikut. Cum dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada 5 Juli 2024.
Ex dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada Senin, 8 Juli 2024. Cum dividen pasar tunai pada Selasa, 9 Juli 2024. Ex dividen pasar tunai pada Rabu, 10 Juli 2024. Daftar pemegang saham berhak atas dividen tunai alias recording date pada Selasa, 9 Juli 2024 pukul 16.15 WIB.
Pembayaran dividen dilakukan pada Rabu, 24 Juli 2024. Kebijakan itu berdasar data keuangan per 31 Desember 2023 dengan tabulasi laba bersih USD1,23 miliar. Saldo laba ditahan dengan alokasi penggunaan tidak dibatasi USD1,75 miliar. Emiten batu bara asuhan Dato Low Tuck Kwong itu mengemas total ekuitas USD1,97 miliar.
Berikut jadwal pembagian dividen tunai final Bayan Resources:
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 5 Juli 2024
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 8 Juli 2024
- Cum dividen di pasar tunai: 9 Juli 2024
- Ex dividen di pasar tunai: 10 Juli 2024
- Tanggal recording date dividen: 9 Juli 2024
- Tanggal pembayaran dividen: 24 Juli 2024
Kinerja Saham BYAN
Saham emiten batu bara BYAN ditutup ambrol hari Jumat, 21 Juni 2024 waktu lalu. Saham BYAN jatuh 14,75 persen ke Rp15.175 per lembar saham. Ini level terendah bagi saham milik konglomerat Low Tuck Kwong itu dalam enam bulan terakhir.
Merujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham Bayan Resources telah ambles 18,96 persen dalam sebulan. Adapun saham BYAN anjlok 23,93 persen dalam periode year to date (ytd). Diketahui, saham BYAN cenderung sepi transaksi dan dalam range yang ketat (sideways) selama berbulan-bulan.
Namun BYAN tiba-tiba mencatatkan volume perdagangan yang tinggi yakni mencapai 3,59 juta saham. Angka ini jauh di atas rata-rata pergerakan 20 hari yang hanya 280 ribu saham dan 50 hari (149 ribu saham), menandakan tekanan jual yang tinggi.
Angka transaksi mereka tercatat Rp57,90 miliar, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata bulanan yang hanya di kisaran Rp400 juta-Rp4 miliar. Amblesnya saham orang terkaya ketiga di Indonesia ini terjadi jelang rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Bayan Resources, Kamis, 27 Juni 2024.
Kinerja Keuangan BYAN
Sebagai informasi, sepanjang 2023 Bayan mencetak laba bersih USD1,23 miliar atau sekitar Rp 19 triliun. Perseroan juga sempat membagikan dividen interim tahun 2023 sebesar USD500 juta yang diberikan pada 5 Januari 2024.
Pengendali BYAN Low Tuck Kwong menguasai 20.709.043.170 (62,126 persen) saham perseroan per 31 Mei 2024. Jumlahnya bertambah dari bulan sebelumnya di posisi 20.708.759.570 saham.
BYAN melalui anak usahanya, PT Indonesia Prima, belum lama ini meneken perpanjangan kontrak pengangkutan batu bara dengan PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) atau Mandiri Services. Pengangkutan itu untuk tambang batu bara di Kalimantan Timur.
BYAN sendiri menargetkan volume produksi mencapai 57.0 juta MT pada 2024. Target itu naik 14,69 persen dari realisasi produksi pada 2023 yang sebesar 49,7 juta MT. “Panduan untuk 2024, volume Produksi batu bara 55,0 sampai 57,0 juta MT.
Sedangkan untuk volume penjualan batu bara 55,0 sampai 57,0 juta MT,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Bayan Resources Tbk, Jenny Quantero. Adapun volume penjualan batu bara yang ditargetkan tahun ini naik 16,53 persen hingga 20,76 persen dari volume penjualan tahun lalu yang tercatat sebesar 47,2 juta MT.
Untuk pendapatan, perseroan menargetkan di kisaran USD3,3 miliar sampai USD3,6 miliar. Angka ini tak jauh beda dengan realisasi pendapatan perseroan pada 2023 sebesar USD3,58 miliar.
Per 31 Mei 2024, pengendali BYAN Low Tuck Kwong menguasai 20.709.043.170 (62,126 persen) saham perseroan. Jumlahnya bertambah dari bulan sebelumnya di posisi 20.708.759.570 saham.
Seiring saham Bayan yang melemah membuat Low Tuck Kwong juga mundur ke nomor 3 orang terkaya RI. Berdasarkan The Real Time Billionaires List dari Forbes per 21 Juni siang, kekayaan bersih Low Tuck Kwong USD22,9 miliar. (*)