KABARBURSA.COM - PT Iforte Solusi Infotek (Iforte), anak usaha dari PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), telah mengumumkan rencana penawaran tender (tender offer) saham PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) senilai Rp543,3 miliar. Penawaran ini dilakukan setelah Iforte secara resmi menjadi pengendali mayoritas IBST melalui akuisisi yang dilakukan pada awal Juli lalu dengan nilai Rp3,42 triliun, yang setara dengan kepemilikan 90,11 persem saham IBST.
Dalam prospektus yang dirilis, manajemen Iforte mengungkapkan bahwa mereka akan membuka tender offer sebanyak 133.611.504 saham atau setara dengan 9,89 persen dari total saham IBST yang masih dimiliki oleh investor publik. Harga yang ditawarkan adalah Rp4.067 per saham, sehingga total nilai saham yang ditawarkan dalam tender ini mencapai Rp543,39 miliar.
Penawaran tender ini tidak berlaku bagi beberapa entitas, seperti PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), PT Bakti Taruna Sejati, PT Inovasi Mas Mobilitas, dan PT DSST Mas Gemilang, yang telah terlibat dalam transaksi pengambilalihan sebelumnya dengan Iforte.
Tender offer ini akan berlangsung selama 30 hari, dimulai dari pukul 09.00 WIB pada 24 Agustus 2024 hingga pukul 16.00 WIB pada 22 September 2024. Tujuan dari penawaran ini adalah untuk memberikan kesempatan yang setara kepada pemegang saham publik yang ingin menjual saham mereka kepada pengendali baru dengan harga yang telah ditetapkan.
Proses transaksi penjualan saham ini akan dilakukan melalui mekanisme crossing atau transaksi tutup sendiri di pasar negosiasi. Iforte bertujuan untuk memperkuat posisi bisnis grup di sektor infrastruktur digital telekomunikasi melalui akuisisi dan pengembangan usaha IBST.
Teken Kontrak dengan Mizuho
Anak perusahaan PT Sarana Menara Nusantara, Tbk. (TOWR) telah resmi menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit dengan PT Bank Mizuho Indonesia (Mizuho) pada 7 Agustus 2024.
Monalisa Irawan, Corporate Secretary TOWR mengungkapkan bahwa dua anak usaha TOWR, yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dan PT Iforte Solusi Infotek (Iforte), telah menandatangani perjanjian Fasilitas Kredit dengan Mizuho senilai JPY14.000.000.000 sesuai dengan Perjanjian Fasilitas Kredit No. 189/TL/MZH/0824.
Lebih lanjut, Monalisa menjelaskan bahwa pinjaman tersebut memiliki jatuh tempo pada 7 Agustus 2029. Protelindo dan Iforte sepakat untuk bertanggung jawab secara tanggung renteng atas seluruh kewajiban yang timbul dari Perjanjian Fasilitas Mizuho ini. dalam pernyataan tertulisnya pada Senin 12 Agustus 2024
Protelindo juga memberikan jaminan perusahaan guna menjamin pelaksanaan kewajiban Iforte terkait dengan perjanjian ini, yang dipastikan tidak akan berdampak negatif secara material terhadap operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha TOWR.
Transaksi ini dilakukan untuk mendukung pembiayaan umum TOWR, termasuk namun tidak terbatas pada pembiayaan belanja modal (capital expenditure) dan pembiayaan kembali (refinancing) utang yang sudah ada.
Monalisa menambahkan bahwa penandatanganan perjanjian ini merupakan transaksi afiliasi, namun bukan transaksi yang menimbulkan benturan kepentingan dan juga bukan transaksi material sebagaimana diatur dalam POJK No.42/POJK.04/2020 dan No.17/POJK.04/2020.
Prospek Kinerja TOWR
Prospek kinerja PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) berpotensi bertumbuh seiring dengan pertumbuhan aset ke depannya, terutama aset non-menara. Menurut analis Indo Premier Sekuritas Giovanni Dustin, capaian kinerja TOWR sepanjang tahun buku 2023 telah memenuhi ekspektasinya.
Dari laporan keuangan tahun buku 2023, TOWR mencatat pendapatan sebesar Rp11,74 triliun, naik 6,39 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp11,03 triliun. Laba usaha TOWR juga masih mengalami pertumbuhan sebesar 1,66 persen yoy menjadi Rp6,94 triliun selama 2023, dibandingkan dengan Rp6,82 triliun di tahun sebelumnya.
Namun, laba usaha tersebut harus terkikis oleh biaya keuangan yang meningkat 19,49 persen menjadi Rp2,85 triliun, sedangkan pada tahun sebelumnya hanya sebesar Rp2,39 triliun. Sebagai akibatnya, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk TOWR turun menjadi Rp3,25 triliun pada 2023, menurun 5,49 persen yoy dari Rp3,44 triliun pada 2022.
Giovanni menegaskan bahwa peningkatan peluncuran site organik secara berurutan, serta pertumbuhan pendapatan non-menara yang solid, mendukung rating beli terhadap TOWR. Namun, ia juga menyoroti beberapa risiko negatif yang mungkin menghadang TOWR ke depannya, terutama rendahnya pertumbuhan sewa dan tekanan pada tarif sewa.
Saham Diserok Duo Hartono
Perusahaan investasi PT Dwimuria Investama Andalan, yang dimiliki oleh konglomerat Hartono, telah menambah kepemilikan sahamnya di PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) dengan membeli 300 juta lembar saham. Berdasarkan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 24 Juli 2024, transaksi ini dilakukan melalui PT BCA Sekuritas.
Dengan pembelian ini, porsi kepemilikan Dwimuria Investama Andalan di TOWR meningkat dari 5 persen atau sebanyak 2.550.831.300 saham menjadi 5,59 persen atau 2.850.831.300 saham. PT Dwimuria Investama Andalan merupakan perusahaan investasi yang juga menaungi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), di mana duo Hartono, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan sebesar 54,94 persen.
Robert Budi Hartono memiliki 51 persen saham di Dwimuria Investama Andalan, sementara 49 persen saham lainnya dipegang oleh Michael Bambang Hartono. Selain kepemilikan di sektor perbankan, kekayaan duo Hartono juga berasal dari investasi di sektor telekomunikasi melalui kepemilikan saham di PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR).
Melalui entitas lain, PT Sapta Adhikari Investama, yang juga dimiliki oleh keluarga Hartono, mereka memegang kepemilikan saham TOWR sebesar 54,42 persen, menjadikan mereka pengendali utama perusahaan tersebut.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.