KABARBURSA.COM - Anak usaha PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), PT Era Boga Nusantara (EBN), resmi membentuk perusahaan patungan bernama PT Chagee Era Indonesia (CEI) pada 12 Februari 2025.
Kepala Bidang Hukum dan Corporate Secretary ERAA, Amelia Allen, mengungkapkan bahwa CEI merupakan hasil kolaborasi antara EBN dan Tea Explorer Pte. Ltd. dengan total investasi mencapai Rp120 miliar. Pendanaan sepenuhnya berasal dari kas internal EBN. Seperti dalam keterangan di Jakarta, Kamis 13 Februari 2025.
Struktur permodalan CEI ditetapkan dengan harga nominal saham Rp1.000.000 per lembar. EBN memegang 40 persen kepemilikan—setara dengan 120.000 lembar saham atau senilai Rp120 miliar. Sementara itu, Tea Explorer Pte. Ltd. menguasai 60 persen atau sekitar 180.000 lembar saham senilai Rp180 miliar.
Sebagai catatan, Tea Explorer Pte. Ltd. merupakan perusahaan berbasis di Singapura dengan kantor terdaftar di 128 Beach Road, #08-01 Guoco Midtown Office, Singapore 189773. Tidak terdapat hubungan afiliasi antara pihak-pihak dalam transaksi ini.
CEI nantinya akan fokus mengembangkan bisnis food & beverage di Indonesia dengan mengusung merek Chagee. Amelia menegaskan bahwa kehadiran CEI akan memperkuat portofolio bisnis ERAA dengan menambah lini usaha baru di sektor kuliner.
Dukung Ekspansi Bisnis
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) melalui entitas afiliasinya, PT Mitra Belanja Anda (MBA), resmi memperpanjang dan menambah fasilitas kredit dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) senilai total Rp365 miliar.
Amelia Allen, Kepala Bidang Hukum & Sekretaris Perusahaan ERAA, mengungkapkan transaksi ini bertujuan mendukung ekspansi bisnis dan operasional MBA, terutama dalam pembukaan dan renovasi outlet supermarket.
“Perjanjian ini mendukung strategi ekspansi kami dalam memperluas jaringan ritel dan meningkatkan kinerja operasional,” ujar Amelia, melalui keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 3 Februari 2025.
Adapun, MBA adalah perusahaan afiliasi Erajaya dengan kepemilikan tidak langsung sebesar 51 persen melalui PT Era Boga Nusantara. Tidak terdapat hubungan afiliasi antara MBA sebagai debitur dan CIMB Niaga sebagai kreditur.
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Perpanjangan & Penambahan Kredit Nomor 113 tertanggal 30 Januari 2025, fasilitas kredit tersebut terdiri dari tiga jenis pinjaman:
- Pinjaman Investasi 2 (PI 2) / Jangka Panjang Baru
- Tujuan: Membiayai capex untuk pembukaan supermarket baru, refinancing, atau renovasi outlet di bawah operasional MBA.
- Plafon: Rp175.000.000.000
- Jangka Waktu: 1 tahun.
- Pinjaman Rekening Koran (PRK) – Jangka Pendek (Revolving)
- Tujuan: Menyediakan cadangan modal kerja untuk pembelian barang dagangan dan mendukung perputaran usaha.
- Plafon Awal: Rp25.000.000.000
- Penambahan Plafon: Rp15.000.000.000
- Plafon Akhir: Rp40.000.000.000
- Jangka Waktu: Hingga 15 Agustus 2025.
- Pinjaman Investasi (PI) – Jangka Panjang (Perpanjangan)
- Tujuan: Membiayai pembukaan supermarket baru, refinancing, atau renovasi outlet.
- Plafon: Rp150.000.000.000
- Jangka Waktu: Hingga 14 Agustus 2025.
Lebih lanjut, Erajaya menyatakan bahwa perpanjangan dan penambahan fasilitas kredit ini tidak berdampak material terhadap operasional, hukum, atau kelangsungan usaha perusahaan maupun MBA. “Namun, langkah ini akan meningkatkan kewajiban keuangan MBA yang diharapkan sejalan dengan pertumbuhan kinerja perusahaan,” tutur Amelia.
“Dengan tambahan fasilitas kredit ini, Erajaya menunjukkan komitmen untuk memperkuat lini bisnisnya di sektor ritel, khususnya supermarket, yang terus menunjukkan pertumbuhan signifikan di tengah pemulihan ekonomi nasional,” pungkas dia.
Tersulut Penjualan Gadget
Sebagaimana diketahui, ERAA mencatatkan laba bersih mengesankan tersulut tingginya penjualan gadget. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Kabarbursa.com pada Selasa, 29 Oktober 2024, dilaporkan hasil kinerja keuangan yang kuat untuk periode sembilan bulan pertama tahun 2024 (9M24).
Terungkap, laba bersih ERAA mencapai Rp791 miliar, meningkat sebesar 60 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). ERAA berhasil melampaui ekspektasi pasar, mencapai 83 persen dari estimasi laba bersih sepanjang tahun 2024 (FY24F) berdasarkan konsensus analis.
Sebagai perbandingan, pada 9M23, laba bersih perusahaan hanya mencapai 60 persen dari total laba bersih FY23, menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam performa keuangan perusahaan.
Pada kuartal ketiga 2024, Erajaya berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp268 miliar, naik 640 persen yoy meskipun stagnan dibandingkan kuartal sebelumnya. Pertumbuhan laba bersih yang signifikan ini didukung oleh beberapa faktor utama, yaitu pertumbuhan pendapatan sebesar 11 persen yoy meski mengalami penurunan 6 persen qoq.
Selanjutnya, ekspansi margin laba kotor (GPM) yang meningkat menjadi 12 persen, naik 191 basis poin (bps) yoy dan 145 bps qoq. Dan, peningkatan pendapatan lainnya dari support promosi yang naik menjadi Rp60 miliar dibandingkan hanya Rp5 miliar pada 3Q23, sehingga mendorong peningkatan laba usaha sebesar 119 persen yoy menjadi Rp520 miliar.
Catatan pendapatan Erajaya pada 3Q24 tercatat sebesar Rp15,5 triliun, meningkat 11 persen yoy namun turun 6 persen qoq. Secara kumulatif, pendapatan selama 9M24 mencapai Rp48,6 triliun, tumbuh 14 persen yoy dan sesuai dengan ekspektasi, setara dengan 73 persen dari estimasi pendapatan FY24F konsensus. Sebagai perbandingan, pada 9M23, pendapatan perusahaan setara dengan 71 persen dari pendapatan sepanjang FY23.
Segmen Cellular Phones and Tablets terus menjadi kontributor utama dengan menyumbang 82 persen dari total pendapatan Erajaya pada 3Q24, tumbuh 14 persen yoy meski turun 12 persen qoq. Selain itu, segmen Accessories and Others juga menunjukkan kinerja yang solid, tumbuh 20 persen yoy dan 17 persen qoq, berkontribusi 12 persen dari total pendapatan perusahaan.(*)