KABARBURSA.COM - PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) telah mengeluarkan laporan keuangan per 30 Juni 2024, yang menunjukkan peningkatan keuntungan pada paruh pertama tahun 2024. ESSA melaporkan laba bersih sebesar USD20,59 juta atau sekitar Rp338 miliar, naik 418 persen dari USD3,97 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Meskipun pendapatan perusahaan menurun sebesar 10 persen menjadi USD151,6 juta dari USD168,17 juta pada semester I 2023, laba bersih meningkat signifikan. Corporate Secretary ESSA, Shinta D. U. Siringoringo, menyatakan bahwa pendapatan 1H24 turun 10 persen yoy menjadi USD151,6 juta.
Manajemen ESSA juga melaporkan peningkatan EBITDA sebesar 48 persen yoy menjadi USD61,6 juta, yang dipengaruhi oleh peningkatan volume produksi dan efisiensi biaya. Setelah menyelesaikan penghentian operasional sementara untuk pemeliharaan fasilitas selama hampir dua minggu, pabrik amoniak kembali beroperasi dengan produktivitas dan efisiensi yang lebih optimal.
Shinta menambahkan, volume produksi amoniak pada semester I 2024 lebih tinggi dibandingkan semester I 2023. Kilang LPG ESSA juga mencatatkan pencapaian lima tahun operasional tanpa gangguan pada kuartal II 2024.
Harga amoniak menunjukkan tren kenaikan sepanjang kuartal II 2024. ESSA memperkirakan level harga amoniak pada semester II 2024 akan tetap stabil atau lebih tinggi dibandingkan dengan harga pada semester I 2024. "Bersamaan dengan itu, harga LPG tetap berada di atas level terendah musiman karena pemangkasan produksi minyak secara sukarela oleh OPEC+," imbuh Shinta.
Sejalan dengan peningkatan laba bersih, laba per saham dasar/dilusian ESSA turut meningkat secara tahunan dari USD0,231 menjadi USD1,195 (dalam 1.000 saham) per 30 Juni 2024.
Setelah berhasil menyelesaikan penghentian aktivitas operasional sementara terencana dalam rangka pemeliharaan fasilitas yang berlangsung selama hampir dua minggu, pabrik amoniak ESSA beroperasi dengan produktivitas dan efisiensi di tingkat yang lebih optimal.
Volume produksi amoniak di 1H24 tercatat lebih tinggi dari 1H23. Sementara itu, kilang LPG mencatatkan pencapaian lima tahun operasional tanpa trip pada kuartal II 2024.
Harga amoniak menunjukkan tren kenaikan sepanjang kuartal kedua tahun 2024 dan ESSA memperkirakan level harga amoniak pada 2H24 akan tetap stabil atau lebih tinggi dibandingkan dengan harga pada 1H24.
“Bersamaan dengan itu, harga LPG tetap berada di atas level terendah musiman karena pemangkasan produksi minyak secara sukarela oleh OPEC+,” pungkas manajemen ESSA.
Kinerja ESSA 2023
Sementara itu ESSA berhasil mengantongi laba USD34,61 juta, atau Rp543,13 miliar, di sepanjang 2023 lalu. Capaian tersebut terhitung merosot hingga 75,06 persen dibanding realisasi laba perusahaan pada 2022, yang masih sebesar USD138,84 juta.
Dari segi pendapatan, koreksi juga terjadi sebesar 52,84 persen, dari semula sebesar USD731,49 juta pada 2022 menjadi hanya USD344,96 juta atau Rp5,41 triliun pada 2023.
Secara rinci, penjualan amonia tercatat sebesar USD299,68 juta atau Rp4,70 triliun. Kemudian, penjualan elpiji tercatat sebesar USD41,48 juta atau Rp650,91 miliar, serta jasa pengolahan mencatatkan pendapatan sebesar USD3,79 juta atau Rp59,55 miliar.
Penurunan pendapatan perseroan utamanya disebabkan oleh harga komoditas yang lebih rendah dan shutdown dalam rangka pemeliharaan terjadwal pabrik amoniak yang telah dilaksanakan pada kuartal pertama tahun 2023 lalu. "ESSA terus berkomitmen untuk mencapai keunggulan operasional dan cost discipline," tulis manajemen ESSA.
Manajemen perseroan melanjutkan, harga realisasi amoniak ESSA mengalami penurunan sebesar 54 persen secara tahunan menjadi rata-rata USD412 per metrik ton.
Penurunan harga amoniak dimulai pada awal tahun 2023 dan mencapai level terendah pada pertengahan tahun 2023, kemudian menunjukkan tren peningkatan di triwulan IV-2023.
Perseroan pun memperkirakan harga amoniak akan tetap berada di level yang stabil serupa dengan harga tahun 2023. Meski, pada awal tahun 2024 diprediksi akan terjadi tekanan harga yang dipicu isu geopolitik di Timur Tengah dan kawasan Laut Merah.
Ke depan, perseroan akan fokus pada manufacturing excellence, pengembangan keberlanjutan lingkungan, dan beradaptasi dengan kebutuhan industri yang terus berkembang. Di samping itu, ESSA berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan dan inovasi dibuktikan melalui studi kelayakan tahap 2 yang sedang berlangsung untuk proyek pengembangan blue ammonia.
"Hal ini merupakan pondasi awal dalam membentuk lanskap inisiatif ESSA dalam upaya dekarbonisasi di masa yang akan datang," tegas manajemen.
Aksi Bagi Dividen
ESSA membagikan dividen sebesar Rp86,13 miliar atau sebesar Rp5 per lembar saham. Adapun, pembagian dividen ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Kamis, 21 Maret 2024 lalu.
Presiden Direktur ESSA, Kanishk Laroya menyampaikan bahwa pembagian dividen yang konsisten menunjukkan komitmen perseroan untuk memberikan nilai dan manfaat jangka panjang yang stabil kepada pemegang saham.
“Kami bangga dengan kinerja perusahaan dan yakin dengan kemampuan kami untuk menavigasi kondisi pasar, sambil tetap menjunjung tinggi komitmen kami untuk menciptakan nilai dan manfaat untuk pemegang saham,” kata Kanishk dalam keterangan resminya. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.