Logo
>

EXCL vs TLKM, Mana Lebih Rentan Terkoreksi?

Ditulis oleh KabarBursa.com
EXCL vs TLKM, Mana Lebih Rentan Terkoreksi?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Berdasarkan data perdagangan Stockbit, indeks saham di sektor infrastruktur menunjukan pertumbuhan sebesar 1,09 persen pada penutupan perdagangan pekan lalu. Adapun salah satu sektor infrastruktur yang terpantau prospektif yakni, saham telekomunikasi seperti XL Axiata Tbk (EXCL).

    Melalui aksi korporasinya membeli saham Axiata Global Services Pte Ltd (AGS), saham EXCL berhasil tumbuh dalam neraca perdagangan pekan lalu sebesar 4,59 persen dengan volume transaksi EXCL mencatat sebanyak 83,1 juta dengan saham yang diperdagangkan hingga Rp185,7 miliar.

    Di sisi lain, EXCL juga mencatat pertumbuhan signifikan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga Rp539,07 miliar. Angka tersebut melesat tiga digit atau 168,34 persen yoy sepanjang periode Januari hingga Maret 2024. Selain itu, EBITDA EXCL juga tercatat meningkat sebesar 24,3 persen yoy menjadi Rp4,46 triliun dengan kenaikan margin hingga 5,3 poin atau 52,8 persen.

    Akan tetapi, untuk investasi jangka menengah saham EXCL dinilai akan tertekan efek konsolidasi paska pembelian saham AGS. Hanya saja, saham EXCL telah oversold atau menurunkan harga diperdagangan dengan potensi melambungnya harga saham.

    Pengamat pasar modal and pendiri Traderindo.com, Wahyu Laksono menilai wajar rebound yang terjadi pada saham EXCL. Apalagi, kata dia, aksi korporasi EXCL sangat berpotensi memonetisasi aset melalui transaksi dengan pelanggan global.

    “Jadi wajar rebound,” kata Wahyu kepada KabarBursa, Senin, 15 Juli 2024.

    Untuk jangka menengah, Wahyu merekomendasikan target price (TP) di kisaran Rp1.200 hingga Rp3.600. Harga saham di atas Rp3.000, menurutnya masih sangat rawan terkoreksi. Karenanya, dia menilai potensi beli ada di kisaran atau dibawah Rp2.000.

    “Potensi beli di sekitar atau di bawah Rp2.000. Jika di bawah Rp1.700 Buy on Weakness. Di atas Rp3.000 rentan koreksi, Jadi Rp3.000-Rp3.600 Sell On Strength,” jelas Wahyu.

    Akan tetapi, Wahyu menilai saham telekomunikasi plat merah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) memiliki kinerja yang tak kalah menggiurkan. Saham TLKM mencatat peningkatan hingga 6,62 persen dengan volume transaksi TLKM mencapai 621 juta dengan saham yang diperdagangkan hingga Rp1,9 triliun.

    “Dibandingkan saham Telkom, memang preferensi ke plat merah dan kinerja yang mantap,” jelasnya.

    Sementara itu, TLKM mencatat laba bersih operasi sebesar Rp6,3 triliun atau tumbuh positif 3,1 persen dengan margin sebesar 16,9 persen. EBITDA perseroan sebesar Rp19,4 triliun atau tumbuh 2,2 persen yoy dengan margin EBITDA di kisaran 51,9 persen.

    Meski begitu, Wahyu juga menyebut saham TLKM masih dalam suasana konsolidasi jangka menengah dengan TP di kisaran Rp2.400 hingga Rp4.900. Untuk sementara, dia menilai harga tersebut tergolong berada di level murah.

    “Di dekat atau di bawah Rp3.000 Buy on Weakness. Namun di atas Rp4.000 rentan koreksi, Sell On Strength. Jadi TLKM masih lumayan better,” tutupnya.

    Saham Telekomunikasi Kompak Bullish

    Senior Investment Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusa Utama menuturkan, secara keseluruhan saham infrastruktur, khususnya telekomunikasi tengah mengalami bullish dalam beberapa pekan terakhir, yang diantaranya saham EXCL, TLKM, dan Indosat Tbk (ISAT).

    “Waktu itu Telkom down tren kan. Tapi kan saat ini sudah terjadi tren shifting, baik itu Telkom, ISAT, ataupun juga EXCL,” kata Nafan kepada KabarBursa, Minggu, 14 Juli 2024.

    Nafan menilai, tren bullish yang terjadi di beberapa saham telekomunikasi terjadi karena para investor perlahan price in dengan aksi korporasi yang dilakukan oleh masing-masing emiten. EXCL misalnya, yang melakukan pembelian saham AGS.

    Bahkan, kata Nafan, saham EXCL telah mengalami bullish bahkan sebelum adanya pengumuman aksi korporasi. Pasalnya, proses pembelian seluruh saham EXCL telah menjadi diwacanakan sejak lama.

    “Itu sebenarnya sudah ter-price in jadi harga sahamnya sudah naik ya sebelum ada pengumuman itu di rilis. Karena kan dulu juga ada wacana terkait dengan penandatanganan Seles and Purchase Agreement, ada wacana terkait pembelian seluruh saham Axiata Global Services,” jelasnya.

    Lebih jauh, Nafan menilai, saham-saham telekomunikasi memang telah memasuki fase bullish setelah berhasil mematahkan down tren sebagaimana yang dilakukan emiten plat merah seperti Telkom.

    “Jadi memang sebenarnya sih untuk semua saham berbasis IDX Infra itu lagi dalam keadaan bullish ya semua. Karena ada yang berhasil mematahkan down tren, seperti saham-saham berbasis konstruksi BUMN, dan juga Telkom, biasanya kalau mematahkan down tren dia lagi bullish,” tutupnya. (And/*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi