KABARBURSA.COM-Dalam gejolak yang terjadi di sektor fintech P2P lending, sejumlah penyelenggara fintech menunjukkan minat yang tetap tinggi dari pihak pemberi pinjaman, terutama para lender dari institusi.
PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) menargetkan peningkatan porsi lender dari korporasi hingga mencapai 50 persen pada tahun 2024.
Pendiri dan CEO Grup Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan, menyatakan bahwa prospek industri fintech P2P lending masih sangat menjanjikan, terutama bagi para pemberi pinjaman. Meskipun industri ini sedang menghadapi tantangan, hal itu tidak mengurangi minat para pemberi pinjaman untuk berinvestasi dalam fintech.
“Saya setuju bahwa prospek industri ini masih sangat bagus ke depannya, terutama untuk para pemberi pinjaman,” kata Ivan, dikutip Kamis 15 Februari 2024.
Ivan mencatat bahwa kontribusi atau proporsi pendanaan dari lender institusional terus meningkat. Pada tahun 2023, sekitar 45 persen pemberi pinjaman Akseleran berasal dari pemberi pinjaman institusional. Tahun ini, Akseleran berharap mencapai 50 persen pemberi pinjaman institusi, sementara separuh sisanya akan berasal dari pemberi pinjaman ritel.
“Dari target sekitar Rp 3,7 triliun-Rp 3,8 triliun, setengahnya akan berasal dari institusi,” ungkapnya.
Hingga saat ini, Akseleran telah menjalin kerja sama dengan beberapa bank, termasuk BCA, BCA Digital, OCBC, Jtrust Bank, Bank Mandiri, Bank Raya, BRI, Bank Maspion, dan BPR Supra. Ivan juga mencatat bahwa total pemberi pinjaman Akseleran pada tahun 2023 adalah lebih dari 225.000 pemberi pinjaman, naik hampir 10 persen dibandingkan tahun 2022.
“Untuk tahun 2024, kami menargetkan mendapatkan sekitar 20.000 pendaftar pemberi pinjaman baru,” jelas Ivan.
Untuk menjaga kepercayaan para pemberi pinjaman, Ivan menyatakan bahwa Akseleran selalu memastikan tingkat NPL (Non-Performing Loan) tetap dalam batas wajar. Saat ini, TKB90 (Tingkat Kolektibilitas Bulan ke-90) Akseleran berada pada angka 99,56 persen, yang berarti NPL Akseleran mencapai 0,44 persen. Selain itu, dari sisi lini pertahanan terakhir, Akseleran menyediakan asuransi kredit yang mencakup 99 persen dari pokok pinjaman yang tertunggak.
“Dengan begitu, pemberi pinjaman kami benar-benar mendapatkan kedamaian pikiran,” katanya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami). Manajer Merek AdaKami, Jonathan Kriss, mengungkapkan bahwa AdaKami telah menjalin kerja sama dengan empat pemberi pinjaman institusi dari sektor perbankan. Ia menyebutkan bahwa AdaKami telah bekerja sama dengan Bank Jago, Seabank, OCBC, dan Bank Permata.
“Kami juga sedang dalam tahap finalisasi kerja sama dengan dua bank baru, yang akan segera diumumkan,” ujarnya.
Menurutnya, kontribusi pemberi pinjaman institusi ini cukup signifikan dalam memenuhi kebutuhan pendanaan calon nasabah AdaKami. Jonathan mengatakan bahwa AdaKami terus berdiskusi dengan calon pemberi pinjaman dengan harapan dapat menjalin kerja sama lebih lanjut, terutama dengan pemberi pinjaman institusi.
“Kami sangat terbuka untuk bekerja sama dengan calon pemberi pinjaman mana pun,” kata Jonathan.
Jonathan menambahkan bahwa kinerja kredit yang berkualitas tentu menjadi daya tarik bagi pemilik dana. Saat ini, TKB90 AdaKami mencapai 99,8 persen, yang masuk dalam kategori baik.
“Itu menjadi daya tarik tersendiri, dan angka tersebut sesuai dengan rencana bisnis kami,” ujarnya.
PT Astra Welab Digital Arta atau Maucash juga menargetkan peningkatan pemberi pinjaman hingga 25 persen pada tahun 2024. Direktur Pemasaran Maucash, Indra Suryawan, mengatakan bahwa meskipun situasi industri fintech P2P lending sedang panas, Maucash tetap optimis dalam menargetkan pertumbuhan pemberi pinjaman.
Menurutnya, Maucash selalu menjaga kepercayaan pemberi pinjaman dengan menerapkan sistem seleksi yang ketat untuk memastikan pembayaran yang baik.
“Upaya ini kami lakukan untuk meminimalkan gagal bayar dari peminjam dan menjaga kepercayaan pemberi pinjaman,” jelas Indra kepada Kontan, pada Rabu (14/2).
Indra menyatakan bahwa saat ini jumlah pemberi pinjaman sudah mencukupi, tetapi masih ada harapan untuk peningkatan pada tahun 2024.
“Untuk saat ini, jumlah pemberi pinjaman sudah sangat mencukupi sesuai dengan rencana bisnis kami, tetapi harapannya tetap ada peningkatan,” katanya.
Di tengah situasi industri fintech yang memanas, Indra mengatakan bahwa Maucash tetap optimis dalam menjaga kepercayaan para pemberi pinjaman. Indra juga mengungkapkan bahwa Maucash telah menerapkan strategi yang telah ada sejak awal.
“Kami tetap dapat menjaga perusahaan agar tetap stabil dan sehat,” ungkap Indra.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.