KABARBURSA.COM - Dua komoditas pangan dan perkebunan yaitu gandum dan kakao mengalami gejolak harga yang berbeda satu sama lain. Gandum tengah mengalami kenaikan harga tertinggi sejak Agustus 2023, sedangkan kakao menghadapi penurunan harga di bawah level psikologis.
Kontrak berjangka untuk jenis gandum yang digunakan dalam pembuatan biskuit dan kue kering meningkat hingga 6,1 persen di Chicago, Amerika Serikat (AS) mencapai batas harga harian bursa sebesar 40 sen per bushel. Pemicunya adalah kekhawatiran cuaca di wilayah Laut Hitam.
Harga gandum kontrak tiga bulan untuk transaksi Senin, 20 Mei 2024 naik. Perdagangan harga gandum kontrak tiga bulan hari ini tercatat USD666,5 bushel. Angka ini lebih tinggi dibandingkan perdagangan hari sebelumnya yang berada di angka USD651,25 bushel. Kondisi saat ini serupa dengan pergerakan harga gandum kontrak tiga bulan sebelumnya yang sedang dalam tren naik.
Seminggu terakhir, pergerakan harga gandum kontrak tiga bulan tumbuh 7,54 persen dengan rata-rata harga transaksi harian adalah USD659,96 bushel. Sedangkan terhadap harga di awal tahun, harga gandum kontrak tiga bulan ini telah tumbuh 9,85 persen. Adapun sepanjang tahun ini, nilai perdagangan tertinggi untuk komoditas gandum kontrak tiga bulan pernah ditransaksikan di harga USD670,25 bushel yang terjadi pada Senin, 13 Mei.
Menurut prediksi dari Commodity Weather Group, sekitar 40 persen tanaman gandum di Rusia Selatan dan tiga perempat tanaman gandum di Ukraina diperkirakan akan mengalami kekeringan dalam 10 hari ke depan. Hasil panen yang melimpah di Rusia sebelumnya telah menurunkan harga gandum dari rekor tertinggi yang terjadi pada 2022 dan melemahkan daya saing petani AS di pasar internasional.
Kini, prospek produksi yang buruk di Rusia membuat para pedagang bersiap menghadapi pengetatan pasokan global dan peningkatan permintaan untuk gandum AS, yang pada akhirnya mendorong kenaikan harga. Harga kedelai dan jagung juga mengalami peningkatan di Chicago, yang turut mengangkat Subindeks Pertanian Bloomberg ke kenaikan intraday terbesar sejak Juli.
Sementara itu, harga kakao berjangka turun hingga 7,9 persen ke level terendah sejak Maret di New York, sebelum kemudian sebagian besar kerugiannya terhapuskan. Komoditas ini, yang telah menurun selama tiga hari berturut-turut, juga turun di bawah harga rata-rata pergerakan 100 hari, sebuah sinyal kelemahan pasar yang terkadang memperburuk aksi jual.
Hujan di negara-negara penghasil utama di Afrika Barat membawa sedikit kelegaan bagi para trader global bahan baku cokelat setelah kenaikan harga yang belum pernah terjadi sebelumnya ke rekor tertinggi bulan lalu.
Menurut Judy Ganes, presiden di J. Ganes Consulting, harga kakao juga tertekan oleh "sedikitnya pembelian", dengan produsen cokelat memilih untuk menunggu karena mereka khawatir harga akan terus turun.
"Jika pasar sedang terjun bebas, biarkan saja terus menurun alih-alih mencari titik terendah," kata Ganes.
Kontrak berjangka gandum ditutup naik 5,8 persen di USD6,8875 per bushel di Chicago, menandai harga penutupan tertinggi sejak Juli. Kedelai naik 1,6 persen, sementara jagung naik 1,8 persen. Kontrak kakao teraktif ditutup turun 1,8 persen di USD7,216 per ton. Gula melonjak 3 persen menjadi 18,68 sen per pound.