Logo
>

Gara-gara Nvidia, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Ditulis oleh KabarBursa.com
Gara-gara Nvidia, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Wall Street sebagian besar mengalami penurunan pada Kamis, 20 Juni 2024, terutama dipicu oleh koreksi pada saham Nvidia.

    Menurut laporan, S&P 500 melemah sebesar 0,25 persen dan berakhir pada 5.473,17.

    Padahal, pada awal perdagangan, indeks ini sempat naik 0,34 persen hingga mencapai rekor intraday baru dengan menembus level 5.500.

    Indeks Nasdaq Composite juga turun sebesar 0,79 persen, berakhir pada 17.721,59. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average naik 299,9 poin atau 0,77 persen, ditutup pada 39.134,76.

    Saham Nvidia merosot 3,5 persen setelah sebelumnya sempat naik di awal sesi.

    Pada hari Selasa, 18 Juni 2024, Nvidia berhasil menggantikan Microsoft sebagai perusahaan publik dengan nilai pasar tertinggi.

    Saham Nvidia telah melonjak lebih dari 160 persen sepanjang tahun ini, didorong oleh perkembangan pesat dalam teknologi kecerdasan buatan (AI), meskipun konsumen mulai menunjukkan tanda-tanda pengeluaran yang melambat.

    Saham Darden Restaurants naik tipis sebesar 1,5 persen setelah melaporkan laba yang melampaui ekspektasi.

    Sementara itu, saham Gilead Sciences melonjak sekitar 8,5 persen, mencatatkan hari terbaiknya sejak 2022 berkat hasil uji coba tahap akhir yang sukses untuk suntikan pencegahan HIV.

    Secara keseluruhan, saham-saham sedang menuju minggu yang menguntungkan dengan S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor baru. Perdagangan saham ditutup pada Rabu, 19 Juni 2024 dalam rangka libur Juneteenth.

    Antusiasme terhadap AI terus mengangkat pasar dalam beberapa minggu terakhir, meskipun beberapa analis di Wall Street khawatir tentang kurangnya diversifikasi pasar di luar raksasa teknologi yang dominan.

    Selain itu, data ekonomi terbaru memperkuat pandangan bahwa perekonomian sedang melemah. Data tersebut meliputi klaim pengangguran mingguan yang lebih tinggi dari perkiraan serta angka pembangunan rumah dan izin yang buruk. Pembacaan Indeks Manufaktur dari Federal Reserve Philadelphia juga berada di bawah ekspektasi.

    Bursa Asia

    Sementara itu, mayoritas pasar saham di Asia mengalami pelemahan pada perdagangan Kamis, 20 Juni 2024.

    Pada pukul 08.23 WIB, terjadi berbagai pergerakan indeks sebagai berikut:

    • Indeks Nikkei 225 mengalami penurunan sebesar 259,51 poin atau 0,68 persen ke level 38.300,33.
    • Hang Seng mengalami kenaikan sebesar 23,24 poin atau 0,13 persen ke level 18.453,63.
    • Taiex mengalami kenaikan sebesar 4,75 poin atau 0,01 persen ke level 23.224,26.
    • Kospi mengalami kenaikan sebesar 2,73 poin atau 0,12 persen ke level 2.800,73.
    • ASX 200 mengalami penurunan sebesar 2,52 poin atau 0,05 persen ke level 7.766,20.
    • Straits Times mengalami penurunan sebesar 1,95 poin atau 0,06 persen ke level 3.302,07.
    • FTSE Malaysia mengalami penurunan sebesar 8,10 poin atau 0,51 persen ke level 1.591,62.

    Pelemahan ini terjadi setelah adanya reli pada sesi sebelumnya, di mana para investor kini mencari katalis baru pasca liburan di AS.

    Menurut laporan yang dikutip dari Bloomberg, perhatian para pedagang saat ini beralih ke penetapan suku bunga China, dengan harapan tidak adanya perubahan setelah keputusan People's Bank of China mempertahankan suku bunga tahunannya pada Senin sebelumnya.

    Eric Zhu, seorang ekonom di Bloomberg Economics, mengatakan, tanpa adanya biaya pendanaan yang lebih rendah dari kebijakan pelonggaran PBOC, bank-bank komersial kemungkinan tidak akan memangkas suku bunga pinjaman, yang pada akhirnya dapat menekan margin keuntungan mereka.

    Dia juga menambahkan bahwa meskipun terjadi pemulihan yang rapuh dan inflasi IHK yang lesu, namun hal ini menunjukkan bahwa PBOC tidak akan melakukan pelonggaran lebih lanjut untuk meningkatkan permintaan.

    Di sisi lain, investor juga memperhatikan perkembangan di Prancis yang mendapat teguran dari Uni Eropa karena melanggar aturan terkait defisit dan utang di Eropa. Hal ini juga menjadi faktor yang turut memengaruhi pergerakan pasar saham global.

    Ketika ada berita atau kejadian yang memengaruhi stabilitas ekonomi atau keuangan di suatu negara, hal ini seringkali juga memicu perubahan sentimen dan reaksi investor di pasar saham global secara keseluruhan.

    Misalnya, teguran Uni Eropa terhadap Prancis terkait aturan defisit dan utang dapat membuat investor lebih waspada terhadap kondisi ekonomi di Eropa dan mengubah strategi investasi mereka di pasar saham global.

    Sehingga, memahami dan mengikuti perkembangan makroekonomi dan kebijakan di negara-negara kunci seperti Prancis dapat memberikan wawasan yang lebih baik bagi investor untuk mengambil keputusan investasi yang lebih tepat. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi