Logo
>

Gegara Sentimen Pasar, Harga Minyak Turun

Ditulis oleh KabarBursa.com
Gegara Sentimen Pasar, Harga Minyak Turun

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Minyak mentah Brent untuk bulan Januari mengalami penurunan sebesar 0,4 persen, atau 35 sen, menjadi US$ 81,08 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk bulan Desember turun 0,5 persen, atau 35 sen, menjadi US$ 76,82 per barel.

    Meskipun kedua minyak acuan ini sempat mengalami kenaikan sekitar 2 persen pada Jumat setelah Irak menyatakan dukungan terhadap pengurangan pasokan minyak oleh OPEC+, namun terjadi penurunan sekitar 4 persen dalam satu minggu, mencatat penurunan mingguan ketiga sejak bulan Mei.

    Hiroyuki Kikukawa, Presiden NS Trading, mengindikasikan bahwa fokus investor saat ini lebih tertuju pada perlambatan permintaan di Amerika Serikat dan Tiongkok. Meskipun kekhawatiran terhadap gangguan pasokan akibat konflik Israel-Hamas tampaknya mereda, Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa produksi minyak mentah di Amerika Serikat tahun ini diperkirakan akan naik sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, sementara permintaan diperkirakan akan turun.

    Data ekonomi Tiongkok yang lemah juga menambah kekhawatiran akan penurunan permintaan, dengan pabrik penyulingan di Tiongkok memesan lebih sedikit pasokan dari Arab Saudi untuk bulan Desember. Kikukawa menyatakan bahwa meskipun demikian, harga minyak bisa mendapatkan dukungan jika harga WTI mendekati US$ 75 per barel.

    Dia menambahkan bahwa dalam kondisi pasar yang semakin lesu, kemungkinan besar akan ada dukungan pembelian karena harapan bahwa Arab Saudi dan Rusia akan memutuskan untuk melanjutkan pengurangan pasokan secara sukarela setelah bulan Desember.

    Eksportir minyak utama, Arab Saudi dan Rusia, telah mengonfirmasi niat mereka untuk melanjutkan pengurangan produksi minyak tambahan secara sukarela hingga akhir tahun, mempertimbangkan kekhawatiran terhadap permintaan dan pertumbuhan ekonomi yang terus melanda pasar minyak mentah. OPEC+ dijadwalkan akan bertemu pada 26 November.

    Di sisi pasokan, perusahaan-perusahaan energi AS telah memangkas jumlah rig minyak yang beroperasi selama dua minggu berturut-turut, mencapai level terendah sejak Januari 2022, menurut laporan perusahaan jasa energi Baker Hughes. Jumlah rig ini dianggap sebagai indikator produksi di masa depan.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi