KABARBURSA.COM - Kinerja PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, dengan kode saham JPFA, di kuartal keempat tahun 2024 (4Q24) diprediksi semakin kencang. Seorang personal analyst, Kamis, 12 Desember 2024 mengatakan, tampak tren positif yang semakin kuat menuju pencapaian laba bersih tertinggi sepanjang masa.
Kombinasi antara pemulihan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) yang solid dan volume penjualan yang stabil menjadi pendorong utama kinerja keuangan JPFA sepanjang tahun ini.
Kinerja kuartal keempat 2024 diproyeksikan menunjukkan hasil yang kuat, didukung oleh kenaikan harga DOC (day-old chicks) dan ayam pedaging (broiler), serta dampak positif dari penurunan biaya bahan baku seperti jagung dan soy bean meal (SBM), yang berasal dari stok persediaan sebelumnya.
Selain itu, stabilitas volume penjualan diharapkan tetap terjaga, dibantu oleh efek penutupan peternakan kecil yang terjadi pada kuartal sebelumnya.
Dalam konteks harga saham, JPFA memiliki peluang besar untuk mengikuti pencapaian laba bersihnya. Selain dominasi dana asing di pasar saham, terdapat satu dana investasi yang secara aktif mengakumulasi saham JPFA sejak tahun lalu.
Strategi akumulasi ini mengingatkan pada pola serupa yang dilakukan dana tersebut pada tahun 2018, saat JPFA mencatatkan laba tertinggi dalam sejarahnya. Ada kemungkinan skenario serupa akan terulang.
Keberlanjutan tren positif ini juga bergantung pada hasil final dari Program Makan Gratis (Free Meal Program/FMP) yang direncanakan oleh pemerintah Indonesia. Meskipun kesepakatan akhir mengenai program ini belum tercapai, skema yang ada saat ini menunjukkan prospek yang menjanjikan bagi JPFA. Program ini cenderung memberikan keuntungan bagi pemain besar di sektor unggas seperti JPFA, CPIN, dan MAIN, yang memiliki kapasitas integrasi skala besar.
Program Makan Gratis diharapkan menggunakan kuota pemotongan ayam dari JPFA, yang akan memberikan tambahan keuntungan sekaligus mendukung stabilitas pasokan dalam rantai distribusi industri unggas.
Komitmen pemerintah untuk memastikan profitabilitas di seluruh rantai pasokan menjadi indikator kuat bahwa sektor ini akan tetap kompetitif dan menguntungkan di masa mendatang. Dengan berbagai faktor positif ini, JPFA berpotensi mengulang kesuksesan masa lalu, bahkan melampaui pencapaian terbaiknya.
Bukukan Laba Bersih Rp2,1 Triliun
Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) mencatatkan kinerja yang mengesankan pada periode sembilan bulan pertama tahun 2024 (9M24), dengan laba bersih mencapai Rp2,1 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 124 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
Japfa juga berhasil melampaui ekspektasi pasar. Pencapaian ini mencerminkan 77 persen dari estimasi tahun penuh (FY24F) yang ditetapkan oleh Stockbit dan 89 persen dari konsensus pasar.
Namun, pada kuartal ketiga 2024 (3Q24), laba bersih JPFA menurun sebesar 24 persen secara kuartalan (QoQ) dan 28 persen YoY menjadi Rp617 miliar. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh pelemahan margin laba usaha di hampir semua segmen, kecuali segmen Akuakultur.
Meski begitu, kinerja selama 3Q24 tetap dianggap positif, mengingat adanya penurunan harga DOC (day-old chicks) dan broiler pada periode tersebut.
Secara keseluruhan, laba bersih 9M24 ditopang oleh pertumbuhan pendapatan di semua segmen bisnis serta ekspansi margin pada segmen DOC dan broiler. Margin laba usaha pada segmen DOC meningkat sebesar 109 basis poin (bps), sementara segmen broiler mencatatkan ekspansi margin sebesar 50 bps.
Pencapaian ini menunjukkan pemulihan signifikan di segmen broiler, yang terakhir kali membukukan laba usaha positif pada tahun 2018 dengan total Rp898 miliar.
Pada 3Q24, segmen pakan ternak (feed) mencatatkan laba usaha sebesar Rp650 miliar, turun 5 persen QoQ dan 22 persen YoY. Segmen DOC juga mengalami penurunan laba usaha sebesar 18 persen QoQ dan 36 persen YoY menjadi Rp377 miliar.
Sementara itu, segmen broiler mengalami kerugian Rp16 miliar pada 3Q24, berbalik dari laba Rp389 miliar di 2Q24. Penurunan ini mencerminkan normalisasi harga setelah kenaikan signifikan dalam dua kuartal sebelumnya.
Harga jagung, sebagai salah satu bahan baku utama, tercatat turun tipis sebesar 2 persen QoQ menjadi Rp4.522 per kilogram pada 3Q24. Padahal sebelumnya harga jagung mencapai Rp6.200 per kilogram pada 1Q24. Meskipun demikian, margin segmen pakan tetap melemah, sejalan dengan ekspektasi yang telah diuraikan dalam analisis sebelumnya.
Di sisi lain, segmen DOC berhasil mempertahankan margin yang relatif stabil meskipun harga rata-rata DOC turun signifikan sebesar 23 persen QoQ menjadi Rp5.410 per ekor. Stabilitas ini dianggap sebagai indikator positif, terutama setelah kenaikan harga DOC yang tajam pada dua kuartal sebelumnya.
Tren serupa terlihat pada harga broiler, yang menurun sebesar 11 persen QoQ akibat normalisasi setelah peningkatan berturut-turut dalam dua kuartal sebelumnya.
Secara keseluruhan, kinerja JPFA pada 9M24 mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam mengelola berbagai tantangan di sektor unggas, termasuk fluktuasi harga dan tekanan margin. Dengan ekspansi margin yang konsisten di segmen DOC dan broiler, serta pertumbuhan pendapatan yang solid di semua lini bisnis, JPFA menunjukkan kemampuan yang kuat untuk mencatatkan hasil positif, bahkan dalam kondisi pasar yang dinamis.
Ke depan, JPFA memiliki potensi untuk terus memperkuat kinerjanya, didukung oleh strategi yang adaptif dan prospek pasar yang menjanjikan.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.