Logo
>

Guru Besar Unhas Apresiasi Kebijakan BI Soal Suku Bunga

Ditulis oleh KabarBursa.com
Guru Besar Unhas Apresiasi Kebijakan BI Soal Suku Bunga

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Profesor Marsuki DEA menilai kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) memberikan pengaruh positif pada perilaku ekonomi di Indonesia.

    Menurutnya, kebijakan BI rate berhasil mempengaruhi perilaku pelaku ekonomi, terutama dalam menahan aliran modal keluar dan menarik aliran masuk modal dari luar.

    Meskipun demikian, kekhawatiran tetap timbul karena adanya kesenjangan nilai tukar yang masih melampaui target kebijakan, yakni sebesar Rp15.000 per dolar AS.

    “Meskipun ada kekhawatiran terhadap kesenjangan nilai tukar yang masih signifikan, kondisi saat ini dapat dianggap cukup baik karena nilai tukar mampu stabil, memberikan kepercayaan bagi pelaku ekonomi terhadap tren perkembangan perekonomian ke depan,” kata Marsuki dikutip dari KabarMakassar.com, Selasa, 7 Mei 2024.

    Namun, Marsuki menyebutkan bahwa kondisi ketidakpastian dalam perkembangan perekonomian global dapat mempengaruhi kondisi di dalam negeri.

    Dia menyebutkan ada anggapan bahwa kondisi ini dapat menekan permintaan kredit dan meningkatkan risiko kredit macet (NPL). Namun, melihat tren perkembangan beberapa indikator moneter dan keuangan, seperti Loan to Value (LTV), Kebijakan Likuiditas Minimum (KLM), dan Rasio Pembiayaan Terhadap Modal (RPIM), kekhawatiran tersebut mungkin belum akan membahayakan dalam jangka pendek.

    “Bank Indonesia dan pemerintah, melalui kebijakan makroprudensialnya, akan menjaga agar kondisi yang akan dihadapi perbankan dapat dimitigasi dengan beberapa kebijakan makroprudensial yang disiapkan,” lanjutnya.

    Di sisi lain, kondisi perbankan umumnya cukup kuat dari segi permodalan dan rasio kecukupan modal (CAR, ATMR), sehingga diharapkan kebijakan makroprudensial Bank Indonesia dapat mengantisipasi dampak negatif yang mungkin timbul.

    Lebih lanjut, Marsuki menilai masih sulit untuk memprediksi arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) AS. Menurutnya, arah kebijakan suku bunga the FED sulit diprediksi karena eskalasi geopolitik dan keamanan yang masih tidak pasti.

    “Ketidakpastian dalam kebijakan suku bunga The Fed AS dapat berdampak pada kebijakan Bank Indonesia, terutama dalam meningkatkan suku bunga kebijakannya. Oleh karena itu, perlu perhatian lebih dalam mengantisipasi dampak dari perkembangan ekonomi global yang semakin tidak pasti," pungkasnya.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi