KABARBURSA.COM - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau pembangunan proyek LRT Fase 1B Velodrome-Manggarai sepanjang 6,4 KM, di Jakarta, Selasa.
Pada kesempatan itu Wapres Gibran memandang penyelesaian LRT sebagai salah satu faktor kunci meningkatkan penggunaan transportasi publik oleh masyarakat dan mengurangi polusi udara.
Menurutnya, apabila LRT sudah tersambung mulai dari Kelapa Gading-Velodrome potensi penumpang LRT Jakarta akan meningkat dari sebelumnya 3.000-5.000 per hari menjadi 70.000-100.000 per hari.
Di sisi lain, Wapres juga menekankan pentingnya konektivitas dan kenyamanan moda transportasi, sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk menggunakan transportasi umum.
Ia pun mengingatkan pentingnya ketepatan waktu dalam penyelesaian proyek ini, dengan target operasional di Agustus 2026.
Turut mendampingi Gibran pada kesempatan itu yakni Pj. Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi dan Walikota Jakarta Timur Muhammad Anwar.
Indeks Harga Saham Gabungan
Peristiwa pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029 menguatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan Senin, 21 Oktober 2024. Indeks naik 0,16 persen atau bertambah 12,53 poin ke level 7.772,59.
Mengutip data perdagangan RTI Business, sebanyak 303 saham pada indeks tersebut sukses menguat. Sementara sebanyak 270 saham terkoreksi dan 228 saham mengalami stagnan atau tidak mengalami perubahan harga.
Lima besar saham yang berada di top gainers meliputi PT Bank Inter-Pacific Tbk (INPC) 30,56 persen, PT Wir Asia Tbk (WIRG) 21,74 persen, PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) 18,63 persen, PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) 18,54 persen, dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) 15,30 persen.
Sementara saham yang mengalami koreksi terdalam adalah PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA) 11,06 persen, PT Lenox Pasifik Investama Tbk (LPPS) 9,33 persen, PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) 7,58 persen, PT Bumi Citra Permai Tbk (BCIP) 7,25 persen, PT Multipolar Tbk (MLPL) 4,27 persen.
Dari sisi sektoral, mengacu data perdagangan Stockbit, mayoritas terpantau berada di zona hijau. Penguatan signifikan dialami sektor teknologi (1,86 persen), properti (1,15 persen), dan industri (1,05 persen). Sementara sektor yang mengalami pelemahan adalah kesehatan (0,42 persen), infrastruktur (0,40 persen), dan nonsiklikal (0,50 persen).
Penguatan Positif IHSG
Penguatan positif IHSG nampaknya tidak lepas dari pelaksanaan pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2024-2029 yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Seperti diberitakan kemarin, Senior Market Analyst Nafan Aji menilai pelantikan Prabowo dan Gibran akan membawa dampak positif bagi kinerja pasar modal domestik.
Menurut Nafan Aji, stabilitas politik dan keamanan yang diharapkan tercipta dari kepemimpinan baru ini akan menjadi katalis penting bagi pelaku pasar untuk terus berinvestasi di Indonesia.
“Dengan pelantikan Presiden Prabowo, investor akan melihat bagaimana program kebijakan politik dan ekonomi yang akan dibawakan oleh beliau. Jika kebijakan tersebut efektif dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, maka ini akan menjadi sentimen positif bagi pasar modal,” kata Nafan kepada Kabarbursa.com, Minggu, 20 Oktober 2024.
Secara teknikal, Nafan juga mencatat bahwa pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menunjukkan tanda-tanda rebound yang kuat. IHSG berhasil bertahan di atas batas major neckline dan batas terendah dari pola up channel, menunjukkan potensi uptrend yang cukup besar di masa mendatang.
“Selama IHSG tetap bergerak dalam range dari up channel, potensi untuk uptrend ke depannya masih terbuka lebar. Ini didukung oleh faktor domestik seperti stabilitas politik dan keamanan yang terjamin. Kondisi tersebut menciptakan lingkungan investasi yang kondusif bagi investor, baik lokal maupun global,” ujarnya.
Selain itu, Nafan juga menekankan bahwa sentimen positif dari pelantikan Prabowo-Gibran akan semakin menguat jika kebijakan 100 hari kerja yang diusung presiden baru tersebut menunjukkan arah yang pro pertumbuhan ekonomi dan mendukung iklim investasi.
“Nantinya, kita juga akan melihat formasi kabinet dan program kebijakan ekonomi yang akan dikeluarkan Pak Prabowo, yang akan menjadi faktor penting dalam menjaga momentum pertumbuhan pasar,” katanya.
Di sisi lain, Nafan menyoroti bahwa sentimen global, terutama terkait dengan dinamika geopolitik dan kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed), juga akan mempengaruhi pasar modal Indonesia. Menurutnya, investor global akan memperhatikan proyeksi Feds Fund Rate pada bulan November dan Desember yang akan memengaruhi likuiditas pasar ke depannya.
“Guideline yang telah diterapkan oleh Summary of Economic Projections pada bulan September menjadi acuan kuat bagi para pelaku pasar. Jika kepercayaan investor global terus meningkat, ini akan memberikan katalis positif bagi peningkatan likuiditas global menuju pasar Indonesia,” kata Nafan.
Dengan situasi pasar yang saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor domestik dan global, Nafan optimistis bahwa pelantikan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI dapat menjadi pijakan bagi penguatan pasar modal ke depannya.
Pasar menantikan langkah-langkah konkret dari pemerintahan baru yang bisa menjaga pertumbuhan ekonomi dan stabilitas investasi.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.