KABARBURSA.COM - Harga batu bara mengalami penurunan pada perdagangan kemarin. Sepanjang pekan ini, harga komoditas batu bara terus mengalami penurunan.
Pada Jumat 26 April 2024, harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan ini turun menjadi USD 134,5/ton. Ini merupakan penurunan sebesar 0,92 persen dibandingkan hari sebelumnya.
Selama minggu ini, harga batu bara turun sebanyak 5,11 persen secara point-to-point.
Penurunan harga gas alam menjadi beban bagi pergerakan harga batu bara. Ketika harga gas alam semakin murah, minat untuk beralih ke batu bara pun menurun.
Selama minggu ini, harga gas TTF Belanda turun 4,44 persen, sementara harga gas di Inggris bahkan merosot 5,4 persen.
Menurut riset JPMorgan, harga gas masih berpotensi untuk terus mengalami koreksi. Pasokan gas yang berlimpah diperkirakan akan menekan harga.
Hingga tahun 2030, produksi gas alam diperkirakan akan tumbuh sebesar 2 persen per tahun menjadi 4.600 miliar kubik ton. Hal ini akan menyebabkan kelebihan pasokan sebesar 63 miliar kubik ton pada akhir dekade.
Dengan harga gas yang semakin murah, konversi dari batu bara diprediksi akan semakin meningkat. Dampaknya, emisi karbon dioksida global berpotensi mengalami penurunan sebesar 17 persen.
Secara teknikal, dalam satu minggu terakhir, batu bara masih dalam tren bearish. Hal ini terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang berada pada angka 48,64. RSI di bawah 50 menunjukkan bahwa aset tersebut dalam kondisi bearish.
Sementara itu, indikator Stochastic RSI berada di angka 64,39, menandakan adanya potensi pembelian (long). Ini menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk akumulasi.
Namun, dalam waktu dekat, harga batu bara masih rentan untuk mengalami penurunan. Target support terdekat berada di USD 131/ton. Jika level ini tertembus, maka USD 127/ton menjadi target berikutnya.
Sementara itu, target resisten terdekat berada di US$ 138/ton. Penembusan di level ini berpotensi membawa harga batu bara menuju USD 146/ton.