Logo
>

Harga Batubara Belum Stabil Produksi Naik, ini Penyebabnya

Ditulis oleh KabarBursa.com
Harga Batubara Belum Stabil Produksi Naik, ini Penyebabnya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM-Sejumlah emiten batubara siap meluaskan operasi dan meningkatkan kinerja pada tahun ini meskipun harga batubara masih belum stabil.

    PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menargetkan peningkatan volume produksi dan penjualan batubara pada tahun 2024. Mereka berencana memperluas produksi melalui dua tambang baru dan juga dari kegiatan perdagangan batubara.

    Menurut Direktur Utama ITMG Yulius Gozali, perseroan akan menggali potensi transformasi sambil mempertahankan inti bisnis pertambangan batubara. Strategi pengembangan bisnis ITM melibatkan sektor energi terbarukan, jasa energi, dan sektor pertambangan, termasuk pertambangan mineral yang strategis.

    "Target kami untuk tahun ini adalah mencapai total produksi sebesar 19,5-20,2 juta ton dengan penjualan mencapai 24,9 juta-25,6 juta ton," ujarnya dikutip Senin 11 Maret 2024.

    Pada tahun 2023, total volume produksi ITMG mencapai 16,9 juta ton, naik 1persen dari tahun sebelumnya. Lonjakan produksi ini disertai dengan kenaikan total volume penjualan hingga mencapai 20,9 juta ton, meningkat sebesar 11persen.

    Sementara itu, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga berupaya untuk memaksimalkan cadangan batubara mereka dalam mendukung ketahanan energi nasional. Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra menyatakan bahwa mereka akan memprioritaskan ekspansi ke tambang-tambang baru yang secara ekonomis layak, sesuai dengan regulasi yang berlaku. "Target produksi batubara kami untuk tahun 2024 adalah sekitar 41,3 juta ton," ungkapnya.

    PT Samindo Resources Tbk (MYOH) juga optimis dengan potensi harga batubara yang cenderung menguat. Head of Corporate Communication MYOH, Ahmad Zaki Natsir menyampaikan bahwa produksi mereka telah melampaui target yang ditetapkan selama dua bulan terakhir. "Sementara itu, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan produksi mencapai 80-82 juta ton batubara pada tahun ini, naik dari sebelumnya 78 juta ton. Namun, kondisi pasar yang tidak pasti mempengaruhi harga batubara," ujar Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava.

    Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi harga batubara, seperti permintaan pasar, situasi geopolitik, dan dinamika ekonomi China, para pelaku industri berupaya untuk tetap adaptif dan responsif.

    Sementara itu, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menargetkan volume penjualan sebesar 65 juta ton - 67 juta ton pada tahun ini. Head of Corporate Communication ADRO, Febriati Nadira mengungkapkan bahwa investasi untuk mencapai target tersebut telah disiapkan secara internal karena Adaro memiliki posisi keuangan yang kuat.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi