KABARBURSA.COM - Harga emas keluaran Logam Mulia Antam 24 karat, Senin, 23 September 2024, belum mengalami perubahan sejak menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah pada akhir pekan kemarin. Harga emas Antam masih berada di level Rp1.455.000 per gram.
Mengutip dari situs resmi Logam Mulia Antam, satuah harga emas hari ini ukuran terkecil, yakni 0,5 gram berada di angka Rp777.500. Sementara harga emas 10 gram dijual dengan harga Rp14.045.000. Sedangkan ukuran terbesar, 1000 gram, seharga Rp1.395.600.000.
Jika melihat kembali dalam sepekan terakhir, pergerakan harga emas Antam terpantai bergerak di rentang Rp1.430.000 hingga Rp1.455.000 per gram. Sementara, dalam sebulan terakhir, pergerakan harga emas Antam berada di rentang Rp1.398.000 - Rp1.455.000.
Sementara untuk buyback emas Antam hari ini, juga tidak mengalami perubahan, tetap berada di level Rp1.295.000 per gram.
Untuk diketahui, harga buyback adalah jika pemilik emas ingin menjual kembali, maka Antam akan membelinya dengan harga tersebut.
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34 Tahun 2017, pembelian emas batangan akan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah sebesar 0,45 persen, harus menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk transaksinya.
Berikut rincian Harga Emas Antam hari Ini dari ukuran 1 gram hingga 1.000 gram:
- Harga emas batangan 0,5 gram Rp777.500
- Harga emas batangan 1 gram Rp1.455.000
- Harga emas batangan 2 gram Rp2.850.000
- Harga emas batangan 3 gram Rp4.250.000
- Harga emas batangan 5 gram Rp7.050.000
- Harga emas batangan 10 gram Rp14.045.000
- Harga emas batangan 25 gram Rp34.987.000
- Harga emas batangan 50 gram Rp69.895.000
- Harga emas batangan 100 gram Rp139.712.000
- Harga emas batangan 250 gram Rp349.015.000
- Harga emas batangan 500 gram Rp697.820.000
- Harga emas batangan 1000 gram Rp1.395.600.000
Proyeksi Harga Emas Hari ini
Harga emas berpeluang naik dan kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada pekan ini.
Proyeksi ini ditopang ekspetasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), lebih besar lagi dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelaku pasar saat ini mengharapkan pemangkasan suku bunga The Fed lebih banyak lagi. Sebab, ada salah satu pejabat The Fed yang menyebut kemungkinan 125 basis poin (bps) akan menjadi total pemangkasan suku bunga pada akhir tahun.
“Hal ini membuat euforia dari pemodal kembali tertarik menginvestasikan pada emas,” kata Ibrahim.
Dia menilai, The Fed membutuhkan pemangkasan tambahan sebesar 125 bps, bukan 100 bps. Hal itu karena kondisi ekonomi AS yang mengalami perlambatan, dilihat dari banyaknya bank-bank yang “gulung tikar”.
Disisi lain, indeks dolar AS yang akan berfluktuatif dan bergerak ke level level 98. Ditambah lagi, dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Hal itu terjadi pasca ledakan pager yang digunakan Hizbullah.
Faktor lainnya adalah sikap optimis Ukraina yang dapat memenangkan peperangannya melawan Rusia. Hal ini setelah negara tersebut dipersenjatai oleh AS dan NATO. Dengan optimisme tersebut, menjadikan kondisi ini semakin menarik dan luar biasa.
“Berbagai hal tersebut akan membuat harga emas masih akan terus naik, di awal pekan diperkirakan akan menyentuh USD2.629. Sedangkan sepekan ini berpeluang akan menyentuh rekor level tertinggi di USD2.650,” tuturnya.
Berdasarkan pantauan, Senin, 23 September 2024 pagi, harga emas cenderung turun tipis, menandakan bahwa pasar tampaknya sedang mengambil jeda sejenak setelah pada perdagangan Jumat pekan kemarin emas dunia mencetak rekor terbarunya.
Merujuk data Refinitiv pada perdagangan hari ini, pukul 06:00 WIB, harga emas global terpantau turun tipis 0,06 persen di posisi USD2.620,44 per troy ons.
Sedangkan pada perdagangan Jumat pekan lalu, harga emas dunia berakhir di USD2.621,95, atau melonjak 1,37 persen.
Namun di pagi hari ini waktu Indonesia, harga emas dunia masih berada di level USD2.600-an.
Harga emas bergairah pada pekan lalu setelah bank sentral AS, The Fed mulai mengakhiri era suku bunga tinggi dengan pemangkasan lebih tinggi dari ekspektasi.
Pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya.
Pemangkasan kali ini cukup besar atau hard landing yakni sebesar 50 bps menjadi 4,75-5,0 persen.
Pemangkasan sebesar 50 bps lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang hanya 25 bps. Pemangkasan ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun lalu saat awal pandemi COVID-19.
Untuk diketahui, The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bp sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25 - 5,50 persen pada September 2023 - Agustus 2024 atau lebih.
Anggota Federal Open Market Committee (FOMC) melihat suku bunga acuan The Fed ada di 4,4 persen pada akhir tahun ini, setara dengan 4,25 - 4,5 persen. The Fed akan menggelar pertemuan FOMC kembali pada 7 November dan 18 Desember 2024.
Sementara itu untuk 2025, The Fed memproyeksikan suku bunga berada di 3,4 persen. Angka ini mengindikasikan adanya pemotongan 100 bps atau 1 persen. Pada 2026, suku bunga diharapkan turun menjadi 2,9 persen atau dipangkas 50 bps.
Pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin jarang terjadi dalam sejarah The Fed.
Pada periode 1994-2024 atu dalam 30 tahun terakhir, The Fed hanya memangkas suku bunga 50 bps atau lebih dalam kondisi darurat atau krisis yakni pada 2001 saat terjadi krisis bubble internet atau gelembung dot-com.
Pemangkasan 50 bps dan lebih juga dilakukan saat ekonomi AS dilanda krisis subprime Mortgage pada 2007-2008. Pemangkasan sebesar 150 bps dilakukan pada Maret 2020 saat seluruh dunia dihantam pandemi COVID-19. (*)