KABARBURSA.COM - Harga emas keluran Logam Mulia Aneka Tambang (Antam) 24 karat, Selasa, 24 September 2024 turun signifikan dari level tertinggi sepanjang sejarah.
Harga emas Antam hari ini turun Rp12.000 per gram, berada di level Rp1.443.000 per gram.
Dikutip dari situs resmi Logam Mulia Antam, satuan harga hari ini untuk ukuran terkecil, 0,5 gram, yaitu Rp771.500. Sementara harga emas ukuran 10 gram senilai Rp13.925.000, dan ukuran terbesar 1.000 gram atau 1 kg seharga Rp1.383.600.000.
Jika dilihat kembali dalam sepekan terakhir, pergerakan emas Antam terpantau bergerak di rentang Rp1.430.000 sampai dengan 1.455.000 per gram.
Sementara dalam sebulan terakhir, pergerakan harga emas berada di rentang Rp1.398.000 hingga 1.455.000.
Untuk buyback emas Antam juga turun Rp12.000 per gram, berada di level Rp1.283.000 per gram.
Sebagai informasi, harga buyback adalah jika investor ingin menjual kembali emas maka Antam akan membelinya dengan harga tersebut.
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34 Tahun 2017, pembelian emas batangan akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) 22 sebesar 0,9 persen.
Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah sebesar 0,45 persen, investor harus menyertakan Nomor Poko Wajib Pajak (NPWP) saat bertransaksi.
Berikut rincian harga emas Antam, Selasa, 24 September 2024:
- 0,5 gram Rp 771.500
- 1 gram Rp1.443.000
- 2 gram Rp2.826.000
- 3 gram Rp4.214.000
- 5 gram Rp6.990.000
- 10 gram Rp13.925.000
- 25 gram Rp34.687.000
- 50 gram Rp69.295.000
- 100 gram Rp138.512.000
- 250 gram Rp346.015.000
- 500 gram Rp691.820.000
- 1.000 gram Rp1.383.600.000
Harga Emas Dunia
Harga emas dunia naik pada perdagangan Senin, 23 September 2024 menyentuh level tertinggi sepanjang masa.
Pendorong kenaikan harga emas dunia karena sentimen pasar yang bullsih setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, memangkas suku bunga pekan lalu.
Selain itu, harga emas menaik akibat dampak ketegangan geopolitik, meski dolar AS juga mengalami penguatan.
Sementara, pada Selasa hari ini, harga emas di pasar spot naik 9,2 persen menjadi USD2.627,94 per ons, setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di USD2.634,16 pada awal sesi perdagangan.
Kepala analis komoditas TD Securities Bart Melek menjelaskan, pelaku pasar masih bereaksi terhadap pemangkasan 50 basis poin (bps) yang dilakukan The Fed pada Rabu pekan lalu.
“Bank Sentral AS telah mengisyaratkan bahwa mereka tidak terlalu khawatir tentang inflasi dan akan melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa pengangguran tidak menjadi masalah di AS,” kata dia.
Namun, terdapat catatan bahwa Fed tidak terlalu terburu-buru menuju suku bunga netral. Alasannya, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic menyebutkan bahwa para pembuat kebijakan moneter terlibat dalam perdebatan keras tentang seberapa jauh dan cepat suku bunga perlu diturunkan.
Kata Melek, jika tingkat ketenagakerjaan anjlok, hal itu akan membuat pasar percaya bahwa Fed mungkin akan menjadi jauh lebih agresif dalam hal pemotongan yang sangat membantu emas.
Faktor lainnya, lanjut Melek, yaitu kondisi ketidakstabilan regional di kawasan Timur Tengah juga dapat semakin memicu reli emas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel menghadapi hari-hari yang rumit saat meningkatkan serangan terhadap Hizbullah di Lebanon Selatan dan ia meminta warga Israel untuk tetap bersatu saat kampanye berlangsung.
Emas yang merupakan instrumen linung nilai tradisional terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, menuju tahun terbaiknya dalam empat belas tahun.
World Gold Council mengungkapkan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) emas yang didukung secara fisik secara global melihat arus masuk bersih yang sederhana sebesar 3 metrik ton minggu lalu.
Pedagang akan menantikan komentar dari pejabat Fed selama seminggu dan data inflasi PCE AS yang akan dirilis pada hari Jumat untuk petunjuk kebijakan lebih lanjut.
Berpotensi Cetak Rekor Pekan ini
Harga emas berpotensi bergerak lebih tinggi pekan ini hingga akhir tahun setelah The Fed menurunkan suku bunga untuk kalinya sejak awal pandemi COVID-19.
Harga emas batangan berjangka Desember terakhir diperdagangkan pada USD2.6447,70 per ons, naik lebih dari 1 persen pada hari itu.
Sementara itu, logam mulia hampir naik 1,5 persen dari penutupan awal minggu lalu di atas USD2.600 per ons. Kenaikan hari Jumat dipicu oleh volatilitas yang kuat setelah keuntungan awal emas pasca rapat The Federal Open Market Committee (FOMC) untuk menentukan arah kebijakan moneter AS.
Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa reaksi emas terhadap pemotongan 50 basis poin Federal Reserve serta sinyal pelonggaran 200 basis poin selama dua tahun ke depan akan berlanjut.
Kata Powell lagi, bank sentral tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga dan bahwa The Fed sedang dalam proses “mengkalibrasi ulang” kebijakan moneternya.
“Jika Anda melihat Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP), Anda akan melihat bahwa ini adalah proses mengkalibrasi ulang sikap kebijakan kami dari posisi tahun lalu ketika inflasi tinggi dan pengangguran rendah, ke posisi yang lebih tepat mengingat keadaan saat ini,” ujar Powell.
Menurut Powell, tidak ada indikasi bahwa komite terburu-buru. Proses ini akan berkembang seiring waktu.
Jerry Prior, COO dan manajer portofolio senior di KFA Mount Lucas Managed Futures Index Strategy ETF, mengatakan bahwa setelah komentar Powell, kecil kemungkinan emas akan melonjak. Namun, ia menambahkan bahwa pasar akan terus mengalami kenaikan yang stabil. (*)