KABARBURSA.COM - Pada hari Rabu 4 September 2024arga emas batangan bersertifikat dari Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengalami kenaikan.
Harga emas Antam naik sebesar Rp 2.000 per gram, kini menjadi Rp 1.406.000 per gram. Harga ini tidak mengalami perubahan dari harga yang tercatat pada Selasa 3 September 2024 kemarin, yakni Rp 1.404.000 per gram.
Sementara itu, harga buyback emas Antam juga meningkat sebesar Rp 3.000 per gram menjadi Rp 1.254.000 per gram, tetap stabil jika dibandingkan dengan harga buyback pada Selasa (3/9) yang tercatat Rp 1.251.000 per gram.
Berikut rincian harga emas batangan Antam dalam pecahan lainnya pada Rabu 4 September 2024, belum termasuk pajak:
- Harga emas 0,5 gram: Rp 753.000
- Harga emas 1 gram: Rp 1.406.000
- Harga emas 5 gram: Rp 6.805.000
- Harga emas 10 gram: Rp 13.555.000
- Harga emas 25 gram: Rp 33.762.000
- Harga emas 50 gram: Rp 67.445.000
- Harga emas 100 gram: Rp 134.812.000
- Harga emas 250 gram: Rp 336.765.000
- Harga emas 500 gram: Rp 673.320.000
- Harga emas 1.000 gram: Rp 1.346.600.000
Kilau Emas Memudar
Harga emas hari ini tampak memudar, merosot ke level terendahnya dalam lebih dari seminggu. Penurunan ini didorong oleh penguatan dolar AS serta pergeseran fokus pasar menuju data ekonomi penting yang dijadwalkan rilis pekan ini. Para pelaku pasar tengah menunggu petunjuk mengenai kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.
Menurut laporan Reuters dari Bengaluru pada Selasa, 3 September 2024, dini hari WIB, harga emas spot mengalami penurunan sekitar 0,16 persen, menjadi USD 2.499,51 per ons troy.
Harga ini merupakan yang terendah sejak 23 Agustus, tercatat pada awal sesi perdagangan. Aktivitas perdagangan tampak lesu seiring dengan penutupan pasar Amerika Serikat untuk libur nasional.
Giovanni Staunovo, analis UBS, menjelaskan bahwa untuk melihat lonjakan harga emas yang lebih signifikan, pasar memerlukan kejelasan mengenai keputusan Federal Reserve terkait suku bunga. “Kita membutuhkan kejelasan tentang kemungkinan pemangkasan suku bunga, apakah sebesar 25 basis poin atau 50 basis poin. Data ketenagakerjaan yang akan dirilis akhir pekan ini mungkin akan memberikan petunjuk lebih lanjut,” katanya.
Minggu ini, pasar sangat menantikan data ekonomi dari Amerika Serikat, termasuk survei ISM, laporan lowongan pekerjaan JOLTS, data ketenagakerjaan ADP, serta laporan penggajian nonpertanian. Data-data ini sangat krusial untuk memprediksi arah kebijakan suku bunga Federal Reserve ke depan.
Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan 17-18 September mendatang.
Berdasarkan alat FedWatch dari CME Group, kemungkinan pemangkasan sebesar 25 basis poin diperkirakan mencapai 69 persen, sedangkan untuk pemotongan yang lebih agresif sebesar 50 basis poin peluangnya adalah 31 persen.
Penurunan suku bunga umumnya mengurangi biaya peluang bagi investor yang memilih logam mulia seperti emas, yang tidak memberikan imbal hasil.
Mike Ingram, analis dari Kinesis Money, mengungkapkan dengan sebagian besar laporan keuangan yang telah berakhir dan kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada 18 September tampaknya hampir pasti, investor merasa nyaman mempertahankan posisi beli mereka, meskipun terdapat sedikit penguatan pada suku bunga jangka pendek dan dolar AS.
“Risiko geopolitik yang tinggi dan kebutuhan untuk diversifikasi portofolio terus memberikan dukungan tambahan bagi emas,” tambahnya.
Di sisi lain, dolar AS tetap bertahan di dekat level tertinggi dua minggu yang tercapai di awal sesi, membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Dalam pergerakan logam mulia lainnya, perak spot turun 1,11 persen menjadi USD 28,55 per ons, mencapai level terendah dalam lebih dari dua minggu. Sementara itu, harga platinum sedikit naik 0,06 persen menjadi USD 930,35 per ons, dan harga paladium melonjak 1,2 persen menjadi USD 981,25 per ons.
Meski prediksi melemahnya harga emas global dan logam mulia lainnya tidak banyak mempengaruhi harga emas Antam, terbukti harga emas dan buyback-nya naik sebesar Rp 3.000 per gram.
Sebagian besar pelaku pasar berkeyakinan bahwa Federal Reserve akan mengurangi suku bunga pada pertemuan 17-18 September mendatang, menandai pemotongan pertama dalam siklus kebijakan terkini. Berdasarkan data dari alat FedWatch CME Group, kemungkinan penurunan sebesar 25 basis poin diperkirakan mencapai 69 persen, sedangkan peluang untuk pemotongan lebih agresif sebesar 50 basis poin berada di angka 31 persen.
Penurunan suku bunga biasanya mengurangi biaya kesempatan bagi investor yang memilih untuk menanamkan dana dalam logam mulia seperti emas, yang tidak memberikan imbal hasil langsung.
Dengan berakhirnya sebagian besar musim laporan keuangan dan prospek pemangkasan suku bunga The Fed yang tampaknya hampir pasti pada 18 September, investor tampak tenang dengan posisi beli mereka, meskipun ada sedikit penguatan pada suku bunga jangka pendek dan dolar AS, jelas Mike Ingram, analis dari Kinesis Money.
Risiko geopolitik yang tinggi serta kebutuhan untuk diversifikasi portofolio terus memberikan dukungan tambahan bagi harga emas, lanjut Ingram.
Di sisi lain, dolar AS tetap bertahan di dekat level tertinggi dua minggu yang tercapai di awal sesi, membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Dalam pergerakan logam mulia lainnya, harga perak spot turun 1,11 persen menjadi USD 28,55 per ons, mencapai level terendah dalam lebih dari dua minggu. Sementara itu, harga platinum sedikit naik 0,06 persen menjadi USD 930,35, dan harga paladium melonjak 1,2 persen menjadi USD 981,25 per ons. (*)