Logo
>

Harga Emas Berjangka Anjlok, Sejumlah Emiten di Zona Merah

Ditulis oleh Yunila Wati
Harga Emas Berjangka Anjlok, Sejumlah Emiten di Zona Merah

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas berjangka dunia anjlok, terpuruk sangat dalam hingga 1,7 persen. Sementara, harga emas spot hanya naik tipis 0,4 persen, pada penutupan perdagangan Kamis, 19 Desember 2024 waktu setempat atau Jumat, 20 Desember 2024, WIB.

    Harga emas bergerak sangat fluktuatif. Hal ini masih dipengaruhi oleh data ekonomi Amerika Serikat yang memperkuat ekspektasi Federal Reserve Untu bersikap lebih hati-hati dalam mengambil kebijakan moneternya di tahun depan. Akibatnya, emas spot kita berada di level USD2.598,20 per ons, sedangkan emas berjangka terlempar hingga ke posisi USD2.608,10 per ons.

    Kondisi dalam negeri Amerika Serikat memang sedang stabil. Data menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi negara adidaya itu sepanjang kuartal ketiga ini melampauiekspektasi pasar. Diketahui, jumlah klaim pengangguran menyusut signifikan.

    Seorang analis dari TD Securities Bart Melek, mengatakan bahwa data tersebut menunjukkan kekuatan ekonomi AS saat ini. Meskipun dibayangi risiko inflasi dan tantangan lainnya, ekonomi AS bisa dikatakan mulai stabil.

    "Kondisi ekonomi yang solid ini mengurangi peluang The Fed Utuk bersikap agresif dalam pelonggaran kebijakan moneter, yang pada akhirnya berimplikasi negatif terhadap harga emas. Di sini, logam mulia tersebut tidak memberikan imbal hasil layaknya instrumen keuangan yang lain," kata Melek.

    Sebenarnya, di awal perdagangan harga emas sempat anjlok lebihdari 2 persen. Bisa dikatakan, penurunan itu sudah mencapai level terendahnya dalam satu bulan ini. Penurunan terjadi usai the Fed memberikan sinyal akan mengurangi proyeksi pelonggaran kebijakan di tahun depan, seiring inflasi yang masih kuat.

    Tetapi, ternyata penurunan ini dimanfaatkan oleh sejumlah investor untuk membeli emas, sehingga harganya kemudian mampu rebound, bahkan hingga 1,5 persen di sesi berikutnya.

    Chief Operating Officer Allegiance Gold Alex Ebkarian mengatakan bahwa volatilitas jangka pendek ini membuka peluang investasi yang menarik bagi pelaku pasar jangka panjang. Selain itu, Ebkarian menyoroti adanya ancaman, misalnya dari besarnya utang negara, serta adanya potensi government shutdown serta kebijakan penghematan anggaran yang dapat menjadi faktor pendorong naiknya harga emas ke depan.

    Sementara itu, ketidakpastian politik menjelang pelantikan Presiden terpilih Donald Trump turut memberikan tekanan tambahan pada pasar. Dorongan Trump untuk mempengaruhi Kongres demi menghindari penghentian layanan pemerintah di tengah kebijakan pemotongan anggaran, dinilai dapat memicu kekacauan, khususnya pada sektor perjalanan udara dan layanan penegakan hukum selama musim liburan.

    Meski begitu, emas tetap menjadi aset pilihan di tengah ketidakstabilan ekonomi dan geopolitik. Di lingkungan suku bunga rendah, logam mulia ini cenderung menunjukkan kinerja yang kuat, membuatnya menjadi salah satu opsi investasi yang aman.

    Pasar saat ini tengah menunggu data Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti, yang diantisipasi akan memberikan panduan tambahan terkait prospek ekonomi AS.

    Sementara itu, pada logam mulia lainnya, perak spot melemah 1 persen ke USD29,05 per ons, sedangkan platinum naik tipis 0,3 persen menjadi USD922,40. Paladium juga menguat sebesar 0,6 persen, mencapai USD908,36 per ons.

    Kinerja ini menunjukkan dinamika pasar logam mulia yang kompleks di tengah tekanan ekonomi global dan keputusan kebijakan moneter di Amerika Serikat.

    Sejumlah Emiten Memerah

    Sementara itu, Investment Analyst Stockbit Sekuritas Hendriko Gani, dalam analisisnya yang dipublikasikan Kamis, 19 Desember 2024, mengatakan bahwa pelemahan harga emas bisa menjadi katalis negatif bagi emiten produsen emas seperti BRMS, ANTM, PSAB, MDKA, dan ARCI.

    "Bisa menjadi katalis negatif karena berpotensi menurunkan harga jual rata-rata (ASP) dan margin labar perseroan" kata Hendriko.

    Jika kita lihat dari pergerakan saham harian yang ditampilkan oleh Stockbit, hingga penutupan perdagangan kemarin sore, tampak emiten-emiten terkait berada di zona merah. Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) misalnya, anjlok sangat dalam, hingga 6,38 persen atau setara dengan 24 poin. Kini harga saham BRMS berada di level Rp352.

    Hal serupa tampak pada pergerakan saham Aneka Tambang Tbk (ANTM). Saham Antam anjlok hingga 2,97 persen atau 45 poin dan membawanya ke level Rp1.470 untuk per lembar sahamnya.

    J Resources Asia Pasific Tbk atau PSAB justru terperosok sangat dalam. Harga sahamnya anjlok hingga 20,67 persen atau setara dengan 62 poin. Harga dagang sahamnya kini diparkir di level Rp238.

    Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) ikut menangis saat harga sahamnya ambles hingga 8,25 persen atau setara dengan 145 poin. MDKA kini dijual di level Rp1.615 setelan sebelumnya berada di Rp1.760.

    Terakhir, ada Archi Indonesia TBK (ARCI) yang turun 3,12 persen atau 8 poin menuju level jual Rp248 per lembar saham.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79