KABARBURSA.COM-Harga emas terus menguat dan mencatat rekor baru pada hari Kamis. Pada hari itu, harga emas mencatat kenaikan harian ketujuh secara berturut-turut. Penguatan harga emas didorong oleh data ekonomi yang lemah dari Amerika Serikat (AS) serta indikasi dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengenai potensi penurunan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang jika inflasi turun.
Pada pukul 12.43 WIB, harga emas spot menguat sebesar 0,38persen ke US$ 2.156,27 per ons troi. Sementara itu, harga emas kontrak April 2024 di Commodity Exchange menguat 0,27persen ke US$ 2.164 per ons troi. "Kelemahan data ekonomi AS memberi alasan kuat bagi emas untuk menguat," kata dia Kamis 7 Maret 2024.
Namun, Marcus Garvey, kepala tim strategi komoditas di Macquarie, menyatakan bahwa pergerakan harga kemungkinan dipengaruhi oleh pembelian berjangka dalam jumlah besar yang dimulai pada hari Jumat sebelumnya. "Pernyataan Powell pada hari Rabu juga memberi dorongan besar bagi harga emas. Powell mengisyaratkan bahwa penurunan suku bunga mungkin akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang jika perekonomian AS berkembang sesuai harapan. Hal ini meningkatkan daya tarik emas, terutama bagi investor yang mencari aset yang tidak memberikan imbal hasil," jelasnya.
Penurunan imbal hasil Treasury AS dan pelemahan dolar AS setelah pernyataan Powell, bersamaan dengan data lemah dari pasar tenaga kerja, semakin memperkuat posisi emas sebagai investasi yang menarik. Jigar Pandit, kepala bisnis komoditas dan mata uang di Sharekhan BNP Paribas, memperkirakan bahwa pembelian emas oleh bank sentral akan terus berlanjut, terutama karena ketidakpastian geopolitik.
Pandit juga menyoroti permintaan yang kuat dari negara-negara seperti Tiongkok, Turki, Rusia, dan Polandia. Dalam kondisi perlambatan ekonomi global, emas tetap menjadi pilihan investasi yang aman bagi bank-bank sentral.